8. 𝒜𝓃 𝒜𝓁𝓅𝒽𝒶 𝓃𝒶𝓂𝑒𝒹 𝑀𝓇. 𝒞𝒶𝓇𝓁

5.1K 871 154
                                    

An Alpha named Mr. Carl


🦋 𝓝𝓪𝓿𝓲𝓵𝓵𝓮𝓻𝓪 🦋



Sang pangeran duduk dengan tenang di salah satu kursi, sementara beberapa pelayan tengah mengurus riasan wajah dan juga menata rambut agar terlihat lebih rapi. Bibirnya yang nampak lembut diolesi kembali dengan perona bibir yang terbuat dari bunga sakura serta minyak alami dari beberapa tumbuhan. Untuk memperindah tampilan, mereka juga menambahkan serbuk dari mawar yang sudah diproses sehingga menimbulkan warna merah muda yang indah. Walaupun mengenakan begitu banyak bahan untuk merias wajah, hasil akhir dari penampilan sang pangeran tak begitu mencolok seolah aura dalam dirinya membuat semua bahan tadi menyatu dengan sempurna tanpa ada yang berlebihan.

Hari ini sebenernya Navillera tak punya tenaga untuk sekadar bangkit dari ranjang, dirinya sudah terlanjur merasa kehilangan semangat tatkala ibu suri resmi menegaskan pernikahan pangeran. Tak sampai di sana, Navi bahkan harus bertemu dengan calon alphanya untuk saling mengenal, masalahnya ia tak tahu akan jadi bagaimana nantinya? Apakah calon alphanya akan punya pemikiran luas? Apakah ia sosok yang cerdas atau malah sebaliknya? Ia hanya takut impiannya akan benar-benar hancur jika menikah dengan Alpha arogan yang memandang rendah omega. Ia tak mau berakhir hanya menjadi hiasan rumah atau pabrik penghasil keturunan bagi Alpha.

"I love the way you look today, my brother," ucap salah satu pria yang kini berdiri di ambang pintu dengan raut wajah ceria seperti biasanya.

Navi tak bisa menoleh karena para pelayan masih sibuk menata rambutnya, tetapi ia bisa melihat pantulan sang adik dari cermin. Namanya Sandrick, putra ketiga sang raja yang juga masih belum menikah. Walaupun begitu, sejujurnya daripada Navi, Sandrick agaknya lebih tertarik pada pernikahan, pria itu bahkan kerap kali menyatakan ingin segera mengikuti musim perjodohan agar bisa mendapatkan pasangan. Sayangnya sebagai putra terakhir, Sandrick tak bisa menikah sebelum Navi mendapatkan seorang Alpha yang akan menjadi penerus kerajaan.

"Apakah aku salah mengira atau memang kau terlihat begitu gembira sementara aku menderita di sini?" Navi mengatakan itu dengan raut wajah yang dibuat-buat seolah sedang kesal.

Hal itu membuat Sandrick tertawa sebelum akhirnya melangkah mendekat lalu berdiri di samping cermin untuk mengamati sang kakak lebih dekat. Sebenarnya sejak tadi pagi Sandrick memang sudah merasa begitu bersemangat ketika mendengar pangeran Navillera akan bertemu dengan calon Alphanya hanya berdua saja tanpa keluarga mereka. Karena itu otaknya bekerja lebih cepat memikirkan hal-hal romantis yang sudah ia baca dari puisi karangan para pujangga ternama.

"Bukankah seharusnya kau merasa senang dengan keadaan ini? aku bahkan iri padamu karena kau akan segera menikah. Bayangkan saja betapa menyenangkannya mempunyai tambatan hati yang akan menulis puisi indah untukmu seumur hidup."

"Kau terlalu larut pada bait puisi romansa yang bahkan ditulis secara berlebihan untuk menarik pembaca."

"Pardon me?!"

"Yang aku katakan adalah kebenaran, San. Kehidupan pernikahan tak akan semanis syair yang kau gemari," ucapnya diakhiri dengan kekehan, "dan siapa yang mengatakan kalau Alphamu nanti akan menulis puisi indah sepanjang hidupnya? Kau harus segera beralih membaca beberapa buku pengetahuan."

Sandrick memutar matanya mendengar kalimat yang baru saja dilontarkan oleh sang kakak. Selalu saja seperti ini setiap kali ia berbicara soal cinta, tak ada respons yang bagus.

NAVILLERA | NOMIN ABOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang