BAB 13: I Think of You
🦋 𝓝𝓪𝓿𝓲𝓵𝓵𝓮𝓻𝓪 🦋
Setelah menikah dengan sang pangeran, Arthur kini mulai diwajibkan mengikuti berbagai pelajaran menjadi seorang Raja sebelum nantinya ia akan diberikan gelar putra mahkota. Sedari pagi dirinya sudah langsung belajar bersama tetua yang ada, lalu dilanjutkan kelas kepribadian, kemudian latihan senjata. Intinya semua kegiatan itu jelas memakan hampir seluruh waktunya sehingga ia tak punya cukup waktu untuk sekadar bersama dengan Navillera. Bahkan terakhir kali dirinya melihat sang pangeran adalah ketika sarapan bersama, setelahnya tidak ada pertemuan apapun, bahkan berpapasan pun tidak.
Kali ini Arthur tengah mengikuti sesi terakhir latihan senjata di aula besar bersama dengan panglima perang dan pasukan khusus kerajaan. Sudah cukup lama pria itu berada di sini, bertanding melawan beberapa orang yang ada. Ia beberapa kali mengayunkan pedang dengan begitu lihai, menumpas lawan di hadapannya. Di tengah-tengah pertandingan yang sedang berlangsung, tiba-tiba pintu aula terbuka menampilkan sosok yang sejak tadi hilang dari penglihatan. Fokus Arthur berubah, ia beradu pandang dengan Navi selama beberapa saat sembari mengulas senyum.
Traaang!
Detik berikutnya pelindung kepala yang Arthur gunakan berhasil diserang oleh sang lawan sehingga membuatnya kalah. Ia mengalihkan pandangan kepada panglima yang nampak menggelengkan kepala sembari tersenyum kecil, mengetahui bahwa fokus Arthur hilang ketika sang pangeran datang.
"Kalian boleh beristirahat sejenak," teriak sang panglima pada semua orang di sana. Ia lalu mendekat ke arah Arthur dan membisikan sesuatu, "Jika ini medan perang, kepalamu sudah tanggal, your highness."
Ia lalu melangkah menjauh ke arah sang pangeran sebelum akhirnya membungkuk hormat, "Your highness,"
"Maaf mengganggu sesi latihan kalian, aku hanya ingin mengantarkan minuman."
"Tidak sama sekali. Aku malah sangat berterima kasih atas kebaikan hatimu, pangeran."
"Silahkan menikmati, kuharap kalian menyukainya."
Navi memberikan kode pada pelayan yang mengikutinya untuk meletakkan semua minuman tadi di meja agar semua orang bisa menikmatinya. Di saat seperti itu ia kembali menatap ke arah Arthur yang masih berdiri di sana sembari melepaskan pelindung kepala. Navi hanya tersenyum sekilas sebagai sapaan lalu berniat pergi, ia bahkan sudah berpamitan kepada panglima perang tetapi kemudian langkah sang pangeran terhenti oleh sebuah suara.
"Bisakah kau menuangkan minuman untukku, my prince?" pertanyaan itu muncul dari Arthur.
Navillera sempat terdiam beberapa saat namun akhirnya mengiyakan, ia sedikit menundukan kepala sembari menjawab, "Tentu saja, your highness. Dengan senang hati."
Sesuai dengan aturan kerajaan, Navillera memang harus memanggil Arthur dengan sebutan kehormatan setelah menikah, walaupun sebenarnya status Arthur lebih rendah dari Navi yang bergelar pangeran. Tetapi karena Arthur nantinya akan menjadi seorang Raja, maka Navi tetap harus menyebutnya dengan panggilan kehormatan ketika berada di tempat umum seperti saat ini.
Sang pangeran berdiri di dekat meja sementara Arthur sudah duduk di sana. Dengan hati-hati ia meletakkan es batu yang dibuat khusus ke dalam gelas, lalu menuangkan teh bunga telang dengan madu dan lemon. Menyajikan minuman seperti ini memang terkesan sangat mudah tetapi sebenarnya Navi perlu belajar cukup lama untuk mahir melakukannya dengan teknik yang tepat. Lihat saja gerakannya yang begitu anggun memegang teko dan membuat air di dalamnya tertuang begitu halus tanpa suara sedikitpun. Navi merasa pelajaran yang ia tempuh tak sia-sia ketika akhirnya bisa mempraktekkan semua itu dengan sangat baik. Para omega memang hanya boleh menuangkan minuman untuk Alphanya saja, jadi ini benar-benar kali pertama Navi menuangkan minuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAVILLERA | NOMIN ABO
Dla nastolatkówSelama bertahun-tahun keluarga kerjaan selalu dianugrahi dengan keturunan Alpha superior yang nantinya akan menempati posisi sebagai penerus takhta. Ada sebuah aturan yang ditetapkan, bahwasannya seseorang yang boleh duduk di posisi Raja maupun Ratu...