15. 𝒮𝑒𝒷𝓊𝒶𝒽 𝒞𝑒𝓁𝒶𝒽 𝒟𝒾 𝒥𝒶𝓁𝒶𝓃 𝐵𝓊𝓃𝓉𝓊

4.8K 610 31
                                    


BAB 15: Sebuah Celah di Jalan Buntu

BAB 15: Sebuah Celah di Jalan Buntu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🦋 𝓝𝓪𝓿𝓲𝓵𝓵𝓮𝓻𝓪 🦋


Jarinya mulai mendorong daun pintu secara perlahan, berharap tak ada yang tahu. Setelahnya ia lantas membuka penutup pakaian dan menyembunyikannya pada laci yang ada di bawah kursi kemudian melangkah masuk ke dalam. Ia sebenarnya sudah berpikir bahwa semuanya akan aman seperti biasa, tetapi kemudian satu suara membuatnya terkejut.

"Navillera? Apakah kau baru saja dari luar?" itu suara Arthur.

Sang Alpha sepertinya baru saja terbangun ketika Navi lewat. Untuk sejenak Navillera hanya diam, kemudian ia menghela nafas kasar sebelum akhirnya berbalik dan menyuguhkan senyuman, "Aku baru saja dari perpustakaan untuk mengembalikan buku," ia melangkah mendekat, "Apa aku mengganggu tidurmu, your highness?"

"Tidak, tentu saja tidak. Kau sama sekali tak menggangguku, pangeran."

Navi mengangguk, ia lalu membenarkan posisi selimut sang Alpha, "Kalau begitu kembali lah tidur, hari masih gelap."

Sebelum sempat kakinya kembali melangkah, tangan sang Alpha sudah terlebih dulu melingkar erat pada pergelangan tangannya, menahan pergerakan Navillera. Seketika Navi kembali bertemu pandang pada netra sekelam obsidian itu, dahinya sedikit berkerut yang menandakan kebingungan, apa maksud dari Arthur menahannya?

"Kalimatku mungkin terdengar lancang, tapi bisakah kau berbaring bersamaku di ranjang ini?" kalimat yang terlontar agaknya cukup ambigu bagi sang omega sehingga ia tak berani melontarkan jawaban. Tetapi untung saja Arthur segera paham dengan situasinya sehingga ia buru-buru menjelaskan lebih detail.

"Maksudku bisakah kau menemaniku tidur di ranjang ini? hanya sebatas tidur saja, tak lebih. Kurasa aku tak bisa kembali terlelap setelah sempat terbangun tadi. Aku tak akan memaksamu hanya saja esok akan jadi hari yang padat untukku."

Lontaran runtutan kata pada bagian akhir jelas dimaksudkan sebagai pemaksaan secara terselubung terhadap Navillera untuk menemaninya berbaring di ranjang yang sejak awal dirinya datang terasa begitu dingin dan hampa. Bukan, bukan karena kualitas ranjang itu melainkan sisi kosong yang tak kunjung terisi oleh sosok yang ia kagumi.

"Tentu saja, aku akan menemanimu your highness."

"Bisakah kau memanggil namaku saja?"

Navi tak menjawab, ia hanya tersenyum kecil lalu melangkah ke sisi lain ranjang. Sebelum bergabung di atas ranjang, ia melepaskan lapisan pakaian terluar yang sempat digunakan sebelum pergi tadi untuk menghalau hawa dingin di luar ruangan. Tubuhnya kini hanya dibalut oleh pakaian tidur tipis yang nyaman, memang tak begitu transparan namun Arthur bisa melihat lekuk tubuh sang omega ketika pakaiannya tanpa sengaja tersorot cahaya penerangan.

NAVILLERA | NOMIN ABOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang