8. Diganggu preman kampung 2

2.3K 22 2
                                    

WALCOME TO MY STORY!!
HAPPY READING, AND I HOPE
YOU LIKE IT!
-
-
-
-
🌸



Author cape nuggu di vote, jadi gapapa deh itung itung author rindu kalian jadi author up story ini buat kalian yang pengen baca.








"MAS TOLONG GENDIS MAS" Gendis berteriak dan menangis ketakutan, tapi juga senang karna suaminya akan menyelamatkannya.

Ya benar 2 lelaki yang menaiki klx itu adalah gibran dan damar yang tidak sengaja lewat jalan pintas sepi itu.

Gibran menambah kecepatan setelah mendengar suara triakan istrinya,
Gibran panik gendis kenapa napa, tak kalah paniknya damar pada elis, damar menepuk pundak gibran berkali kali dan cukup keras.

Gibran berhenti didepan sepeda elis dan menjagang sepedanya, lalu gibran turun setelah damar turun.

Tanpa basa basi gibran meninju preman yang sedang memegang tangan gendis dengan erat.

Damar juga sudah membogem preman yang sudah berani menyentuh istri tercintanya itu.

Setelah gendis dan elis terlepas dari 3 preman itu, gibran langsung menendang 2 preman itu kearah damar agar bisa leluasa bergantian memukuli 3 preman itu.

Gibran dan damar dengan cepat melumpuhkan 3 preman itu karna dulu gibran dan damar adalah pelatih silat yang berhenti karna urusan perkebunan dan damar juga berhenti karna menikahi elis.

"Berani sekali kalian menyentuh wanitaku?" Triak gibran  pada preman yang sudah berbaring lemas karna pukulan yang diberikan gibran dan damar.

Tidak lama warga desa bergerumbulan menghampiri tkp, dan sedikit meroyok preman itu karna memang meresahkan, lalu warga akan membawa preman itu kekantor polisi.

"Trima kasih ya sudah membekuk preman preman ini" Ucap salah satu warga pada gibran dan damar.

"Iya pak sama sama, saya juga sangat kesal karna istri dan ipar saya hampir menjadi korban pelecehan seksual mereka" Sahut damar dan diiringi anggukan dari gibran.

Warga itu berpamitan dan pergi.

Gendis menangis menunduk ketakutan, elis yang memang pemberani itu hanya syok dengan kejadian yang dialaminya dengan gendis, elis terdiam dengan berlari pelan memeluk damar.

Gibran berjalan kearah gendis dan memegang bahu gendis, seketika tangisan gendis semakin keras karna sangat syok dan ketakutan.

Gibran memeluk gendis agar merasa lebih baik dan mengelus rambut gendis dengan lembut.

"Sudah jangan menangis lagi, kan aku udah disini untuk kamu" Gibran menenangkan gendis, pelukan gibran berhasil membuat gendis lebih tenang dan perlahan tangisan gebdis berhenti dan hanya menyisakan segukan saja.

"Ge-gendis ta-takut mas g-gibran" Ucap gendis sesegukan karna tangisannya tadi cukup lama.

"Udah ayo pulang" Gibran tidak mendapat jawaban namun mendapat anggukan dari gendis.

Gibran menuntun gendis kearah sepedanya dan elis membantu gendis untuk menaiki sepeda gibran yang memang agak tinggi.

Sedangkan elis dan damar memakai sepeda milik elis.

Suamiku Juragan TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang