12. sisi bucin mas gibran

2K 17 0
                                    

WALCOME TO MY STORY!!
HAPPY READING, AND I HOPE
YOU LIKE IT!
-
-
-
-
🌸

🚫Warning🚫

JiKA SUDAH ADA PERINGATAN MAKA BOCIL SKIP AJA
YANG TETEP NEKAT BACA, DOSA TANGGUNG SENDIRI

Gibran duduk ditepi kasur dan membantu gendis melepaskan kaosnya.

Kini gendis hanya memakai BH, gibran menurunkan tali bh gendis dan menciumi ceruk leher gendis dengan meninggalkan bekas warna merah.

"Mas gibran gak adil, gendis udah telanjang, tapi mas gibran masih pakai baju" Gendis memonyongkan bibir.

Tanpa membalas gibran langsung melepaskan celananya dan gendis membantu membukakan kancing.

"Aduh mas ini kancingnya nyangkut" Gendis membuka paksa kancing kemeja gibran.

Twing....

Kancing gibran terlepas satu, gendis mulai melepaskan kemeja gibran, kini gibran dan gendis sudah telanjang bulat.

"Kok kamu tarik sih? Jadi copot kan kancingnya" Gibran merasa kesal karna baru membelinya kemarin dionline.

"Maaf ya mas, besok gendis akan perbaiki" Gendis meminta maaf karna merusak pakaian gibran.

Cup...

Cup...

Dua kali gibran mencium bibir gendis singkat, gendis langsung mendudukkan diri dipangkuan gibran dengan posisi berhadapan, gendis merangkulkan lengannya ke leher gibran dan mulai melumat bibir gibran.

"Empphhh" Desah gendis keenakan mencium bibir gibran.

Gibran melepas ciumannya dan membaringkan gendis sambil menindihi badan gendis.

Gunung kembar gendis kini dimainkan oleh tangan gibran dengan posisi masih berciuman, remasan gibran berhasil membuat gendis menggeliat kesakitan namun nikmat.

"Mas masukin ya sayang?" Tanya gibran pada gendis yang kini sedang menciumi leher gibran.

"Gendis parah, kan milik mas gibran" Jawab gendis dengan senyum manisnya.

Gibran langsung paham dengan jawaban gendis.

"Ahhhgm s-sakit mpmasssss" Gibran menusukkan batangnya ke lubang kenikmatan gendis.

Tanpa aba aba gibran langsung memasukkan junior dilubang kenikmatan milik gendis.

"Ahgg..... Ahhhhhh.... Mphhhhhh" Desah gibran mulai memaju mundurkan pinggulnya.

Cit...dak...cit..dak..cit
Suara ranjang yang tergeser menatap dinding dan menggesek di lantai kamar.

"Ampphhhh... M-aaaaasssssh s-saaakitttt" desah gendis menahan sakit dibagian bawah.

Puk..puk..puk..
Suara tabrakan gendis dan gibran melakukan kenikmatan.

"T-tahan sayang... Inni maaasih sempit j-jadi wajar kalau saakitt, m-mas pelan pelan k-kok mainnya" Jelas gibran menenangkan gendis.

Gendis hanya menahan sakit dengan tangan yang menutupi mulutnya agar tidak berteriak.

Gendis meneteskan air mata tidak kuat menahan perih, gibran menyadari istrinya menangis dan memeluk tibuh gendis dengan posisi memaju mundurkan pinggulnya.

"G-gendis maaau keeeluar massss"

"Tahan sebentar, kita barengan" Gibran mempercepat gerakan memaju mundurkan pinggulnya.

Gendis hanya menggeliat perih sambil mencakar punggung gibran.

Crottt.....

Gendis lemas merasakan ada yang hangat mengalir di dalam rahimnya, gibran lemas dan ambruk diatas badan gendis dengan batang yang masih tertancap.

Suamiku Juragan TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang