22. Gendis marah.

787 15 0
                                    

WELCOME TO MY STORY!!
HAPPY READING, AND I HOPE
YOU LIKE IT!
-
-
-
-
❤️

Saat gibran dan gendis sampai rumah mereka mendapati bahwa pintu terkunci dengan lampu yang sudah menyala.

"Mas, kayanya yang lain lagi keluar" ucap gendis asal sembari melihat gibran.

"Aku lupa gak bawa kunci, kuncinya dikamar, gimana?" Tanya gibran bingung sembari menggendong luna yang tertidur digendongannya.

"Ayo kerumah budhe aja mas" jawab gendis merangkul pinggang gibran.

"Emang budhe sri dirumah?" Tanya gibran.

"Tadi kayanya pintunya kebuka, kemungkinan ada mas" jawab gendis yakin.

Gibran pun menganggukkan kepalanya dan berjalan disamping gendis menuju rumah bu sri.

"Budhe" panggil gendis masuk kedalam rumah bu sri sedangkan gibran berdiri diambang pintu.

"Budhe" panggil gendis sekali lagi.

"Dibelakang, lagi masak" triak bu sri mengenali pemilik suara yang memanggilnya.

"Gendis sama mas gibran disini dulu ya budhe, rumah mas gibran dikunci, mas gibran juga gak bawa kunci cadangan" jelas gendis.

"Oalah iya gapapa ndok, mana suamimu?" Tanya bu sri.

"Didepan budhe sama luna" jawab gendis.

"Loh ya disuruh masuk ta ndok" omel bu sri sembari berjalan mendekat kearah gibran.

"Ayo masuk jangan sungkan" ucap bu sri pada gibran.

"Itu luna tidurin di kamarnya asri aja ndis" suruh bu sri pada gendis.

"Iya budhe" jawab gendis sembari mengambil alih luna dari gendongan gibran.

"Kapan mau punya bayi? udah cocok punya anak, mau nunggu apa lagi?" Goda bu sri.

"Doain aja budhe ini lagi usaha" balas gendis sembari melirik gibran.

"Buatnya aja gak rajin bu, gimana mau punya bayi cepet bu" sahut gibran menyindir gendis.

Plak...

"Aduh sakit sayang" lirih gibran kesakitan diarea punggungnnya.

"Jangan asal jeplak aja kalau ngomong" ucap gendis sinis lalu pergi kekamar asri yang tak jauh.

Gendis menidurkan luna dan kembali keruang tamu dan duduk bersanding dengan gibran yang ditemani oleh bu sri.

"Asri perjalanan kesini, mungkin habis ini nyampe, kamu ambilkan makan sana buat suamimu" suruh bu sri pada gendis.

"Nanti aja budhe, bareng bareng lebih nikmat" balas gendis sembari mengulum senyum.
.
.
.

Gendis membantu bu sri didapur setelah membuatkan kopi untuk suaminya.

Sedangkan gibran memainkan game online yang ada di handphonenya dengan fokus dan tenang.

Tak lama sepeda beet berwarna biru putih berhenti tepat didepan rumah bu sri.

"Mbak, mas" ucap gibran menyapa asri dan heri sembari bersalaman.

"Sama siapa?" Tanya heri.

"Sama gendis mas" jawab gibran sembari mengulum senyum.

"Masa iya sama tetangga, pake nanya kamu ini mas" sahut asri tak habis pikir.

"Kan basa basi dek" balas heri malas.

"Gendis dibelakang mbak sama bu sri" sahut gibran.

"Iya" balas asri lalu menuju kamarnya dan membaringkan anaknya di sebelah luna dengan dibatasi guling disisi zaza agar tidak terjatuh lalu berjalan menemui gendis dan bu sri.

Suamiku Juragan TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang