tiga; 3

2 1 0
                                    
































INGAT kejadian memalukan dan mengerikan yang kualami dua hari yang lalu?

Gila! Itu menjadi trending disekolah selama tiga hari berturut-turut!

Aku tidak mengada-ngada, serius.

Disebabkan hasil jepretan gambar kami yang diambil oleh salah satu teman Atlas diunggah di instagram yang mana langsung menyebar luas dengan cepat dan membuat kehebohan. Jika saja diunggah di akun pribadi, mungkin aku akan menghampirinya dan memarahi habis-habisan. Namun sayangnya, itu akun instagram khusus komplotan Atlas dengan teman-temannya yang otomatis cukup sulit untuk menemukan siapa dibalik itu semua.

Aku memang jarang memakai topi kesekolah, namun karena hal memalukan dua hari lalu benar-benar membuatku harus menutup diri rapat-rapat. Jika sebelumnya selalu pulang bersama sahabat-sahabat Atlas, aku lebih memilih pulang terlebih dahulu dan menjauhi mereka karena kuyakini pasti mereka akan menggodaku habis-habisan.

Adara bilang, isi grup chat Raka bersama keempat sahabatnya tidak jauh dari menggoda Atlas dengan mengirim foto memalukan itu terus-menerus. Tuhkan, jika sudah berhubungan dengan Atlas, aku tidak akan pernah selamat dan hidup tenang! Terlebih lagi, cowok itu memiliki sahabat dan teman yang otaknya pekok semua!

"Serius, lo nggak tertarik ke Atlas sama sekali?" Pertanyaan tiba-tiba dari Hana membuatku merotasikan bola mata malas.

Sekarang kelasku berada diperpustakaan ketika guru Bahasa Indonesia lebih memilih pembelajaran hari ini dilangsungkan ditempat yang harusnya sedikit tenang namun, teman-temanku malah tidak sadarkan diri, memilih berteriak, berlari dan menjatuhkan barang-barang yang ada disana.

Bahkan tidak sedikit dari mereka mendapat teguran guru maupun siswa-siswi yang berada disini. Tidak kaget sih, anak IPS!

"Iya, lo aneh deh, Kal! Masa sekelas Atlas lo nggak tertarik sih? Nih ya, kalau tuh cowok nggak lagi naksir lo, mungkin gue udah milih gebet dia!" Ucap Gizza penuh percaya diri.

Fakta yang sering kulupakan adalah seorang Atlas Daiyan Bagaskara itu menyukaiku. Aku tidak tahu sejak kapan namun, gosip mulut dari mulut mengatakan bahwa Atlas sudah lama menaruh perasaan itu.

Jujur, aku tidak percaya dan lebih memilih menolak mentah-mentah fakta tersebut. Bagaimana tidak, Atlas saja tidak pernah menghubungi atau sekadar mendekatiku layaknya orang yang benar-benar tengah jatuh cinta. Terlebih lagi, Atlas seorang cowok yang mungkin mendekati orang yang disuka bukanlah hal yang sulit. Namun, cowok tersebut malah tidak pernah mengajak berbicara atau menunjukkan gelagat bahwa ia tengah mengincarku, kecuali yang dikantin waktu itu.

Jadi, bagaimana aku bisa percaya dengan gosip tersebut?

"Gosip doang loh itu, kok bisa kalian percaya, sih?!" Terlihat Adara yang sudah sembuh dari sakitnya dua hari lalu tengah menatapku sinis dengan wajah julidnya.

Asal kalian tahu, setelah Adara mengetahui moment memalukanku itu tersebar, ia dengan cepat menghubungiku dan gencar menggodaku tidak ada hentinya meskipun cewek tersebut saat itu tengah sakit.

"Gosip apanya sih, njing? Lo nggak pernah sadar, lo selalu diliatin sama dia? Gerak-gerik kecil lo aja mungkin dia udah lebih dari hapal!"

"Gengsinya Atlas tuh gede, Kal!" Hana yang sedari tadi hanya mendengarkan saja, kini ikut menimbrung.

"Lo tuh emang sengaja denial apa gimana sih?! Lo nggak pernah lupa dong cowok itu sering banget nitipin makanan ke kita cuma buat lo!"

Ah...aku juga melupakan fakta itu!

ATLASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang