(Anniversary) Yozin :O

630 36 5
                                    

Satu universe sm (ketahuan) Yozin <3
————————————

Ding dong.. Ding dong..
Zin tengah memencet bel rumah Yohan berkali-kali, dia membawa sebuah plastik penuh berisikan makanan ringan. Mukanya sudah mengkerut, ia jadi malas karna sudah menunggu di luar selama hampir 30 menit.

"Yohan ada di rumah ga sih? Lama banget, molor kali anaknya ya?" Ucap Zin dalam hati, mengintip dari balik jendela rumah pacarnya, Yohan.

Setelah mengintip dari jendela, ia memutuskan untuk pergi sebelum dikira maling oleh warga sekitar. Zin agak kecewa, padahal niatnya ingin membuat kejutan untuk Yohan, tapi orangnya malah gak ada di rumah.

Dengan berat hati, dia melangkahkan kaki untuk pulang. Pengen marah, tapi lebih sedih karna uang nya habis gara-gara di pake buat beli makanan kesukaan Yohan semua.

Beberapa menit setelah Zin berjalan, ia mendengar suara motor yang sangat familier untuknya. Ia menengok ke arah sumber suara, melihat pria bersurai coklat yang sangat ia kenal. Itu Yohan, pacarnya.

Si surai coklat memarkirkan motornya, langsung menghampiri Zin.

"kamu dari kapan disini? Ayo masuk dulu," ajak Yohan. Ia menggandeng tangan Zin, menuntunnya masuk ke rumahnya.

Zin duduk di sofa, ia agak gugup. Yohan sangat tampan hari ini, ehem. Tapi sungguh, hari ini dia seperti berbeda.

Zin terus memperhatikan Yohan yang berjalan kesana-kemari, ia sedang membereskan rumahnya. Yohan akhirnya selesai, si surai coklat duduk di samping Zin sambil menyalakan televisi.

"Mau main game, ga?"

"lo potong rambut, Han?"
Zin mengabaikan pertanyaan Yohan, ia lebih fokus pada penampilan si surai coklat di hadapannya ini. Yohan terlihat lebih  menawan, dia tak bohong.

"hah? Oh, iya. Gimana, ganteng ga?" ujar Yohan tengil, langsung tersenyum bangga sambil menyisir rambut dengan tangannya.

Tanpa sadar pipi Zin merona, langsung mendorong muka Yohan, kebiasaan kalau udah salah tingkah, suka mukul mukul. Yohan terkekeh, menarik tangan Zin ke arahnya. Berakhir dengan Zin yang jatuh ke pelukan Yohan, selagi si surai coklat tertawa lepas pria satunya terus memberontak.

Ini lumayan nyaman, apalagi hari ini Yohan wangi, tidak seperti biasanya— dia selalu bau bawang, soalnya jarang mandi, ugh.

Yohan mengelus rambut Zin perlahan, masih memegangi pinggang pria diatasnya agar tak lepas. Zin lama kelamaan semakin nyaman, sampai akhirnya memilih untuk pasrah dan menerima perlakuan Yohan, lagian ini juga menyenangkan.

Yohan menatap langit-langit, masih mengelus surai lembut Zin. "Zin, sayang, ga lupa kan ini hari apa?" tanya Yohan dengan nada lembut.

"tau, hari jadi kita. Lo pikir gue lupa?" jawab Zin ketus, tapi di dalam lubuk hati yang terdalam, sebenarnya senang. Cuma, dia terlalu gengsi.

"Mau itu boleh ga? Hehe," ujar Yohan tanpa dosa. Si surai coklat terus cengengesan, sedikit berharap.

"gak! Cabul lo," Zin memukul dada Yohan, langsung beranjak turun dari tubuh si surai coklat. Wajah zin memerah, bukan karna malu, tapi karna marah.

Zin duduk di samping Yohan, menyilangkan tangan dan menyender di sofa, ia sedang menahan amarahnya. Si surai coklat bukannya takut malah gemas dengan kelakuan pacarnya, ia terkekeh melihat raut wajah Zin.

"Kamu ga usah lucu-lucu, kayak kucing aja ngambeknya." Ujar Yohan, mencubit pelan pipi Zin. Yang di cubit cuma diam, berusaha tidak memukul pria di sampingnya.

Ruangan itu hening, Zin tak mau merespon pada ucapan ucapan Yohan. Ia sepertinya benar benar marah. Si surai coklat menghela napas, beranjak pergi dari sofa, menuju ke dapur.

Lookism Oneshoot HOMOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang