PART 8

110 18 0
                                    

"Bin, gue baru tahu ternyata lo anaknya temen bokap gue." kata Zion saat mereka berjalan menuju parkir, rencananya sih melanjutkan diskusi di basecamp.

Abin hanya tertawa kecil meresponnya, "Iya, Bang."

"Oh iya Bang, kenapa bawa gue terus ke basecamp lo, jujur gue gak enak sama temen-temen lo, ya maksudnya sih gue bakal biasa aja kalau mereka gak terlalu set boundaries."

"Prinsip mereka tuh sebenernya cuma satu, orang yang baru di kenal tanpa tahu latar belakangnya belum tentu baik, their trauma in the past."

"Maksud lo Chelsea kan, Bang?"

Zion menghentikan langkahnya seketika kebetulan sampai parkir kampus, "Lo tahu?"

"Karena dia dulu cuma punya gue sebagai tempat cerita."

"Jadi lo paham kasus Ariella?"

Abin mengangguk mantap, lalu Zion berusaha mengorek kembali kasusnya lewat Abin, ia ingin tahu seperti apa alurnya dari sudut pandang Chelsea karena gadis itu selama ini hanya diam, "Chelsea ungkap gak penyebab kematian Ariella?"

Semua Abin tahu, tapi tak ingin ia mengungkapkannya sendiri tanpa izin dari Chelsea, "Maaf gue gak bisa bicara sampai sana."

Zion mengangguk, "Oke gue paham, tapi jangan salahkan temen-temen gue yang menjadikan Chelsea sebagai tersangka, karena selama ini dia bungkam."

●●●

Samudera berdecak kesal ketika access card masuk ke basecamp nya tertinggal, padahal ia sudah sampai di depan pintu, di dalam belum ada siapapun sepertinya melihat grup chat Avangers Gang yang katanya mereka masih ada urusan.

Ia kembali ke basement siapa tahu tertinggal di mobil tapi tidak ada sudah di carinya dimana-mana, akhirnya Samudera diam di depan mobilnya sambil menghubungi beberapa temannya, pertama ia menelpon Kaivan.

"Hallo? Access card gue gatau kemana, gak bisa masuk, mau balik lagi males kena macet gue bawa mobil hari ini."

"Hah? Anjir kok gue gak liat lo ya? Padahal gue baru masuk lift."

Merasa percuma dengan kesal Samudera memutuskan sambungannya sepihak, lalu orang kedua yang di hubungi adalah Jordan, berharap temannya itu berguna.

"Ha-

"Gue, Sabiru sama Tristan bentar lagi nyampe, tunggu aja."

Tepat! Jordan memang gercep.

Kaivan terkejut bukan main saat masuk ke basecamp, seharusnya ia menjadi orang pertama yang datang, namun ada seorang gadis yang tengah duduk di balkon sembari menikmati suasana sore hari dengan sekotak camilan kacang almond yang Kaivan rasa miliknya.

"Lo ngapain di sini?" tanyanya tidak ramah lalu memberitahu teman-temannya lewat chat kalau di dalam basecamp ada Dara.

Kaivan berdiri di depan gadis itu seperti mengintimidasi, sedangkan Dara hanya menatapnya jengkel, lalu ia melempar Kaivan dengan satu kacang almond itu, "Ini juga bukan tempat lo doang kali!"

"Iya emang bukan, tapi yang punya akses masuk cuma bertujuh."

"Salah satunya kakak gue, mau apa lo?" jawab Dara tak mau kalah.

Kaivan menyerah berdebat dengan gadis itu bersamaan dengan Tristan, Sabiru, Jordan dan Samudra masuk menghentikan perdebatan kecil mereka.

"Dara!" panggil Samudera yang terburu-buru ke arahnya lalu mencekal lengan adiknya seolah takut kabur jika bertemu dengannya sedangkan sang adik hanya pasrah sekaligus kesal.

"Bener kata mama, lo itu ajaib padahal udah di jaga ketat rumah, sekarang pulang jangan bikin orang rumah khawatir!"

"Kalau gue pulang gue bisa jadi anak gadis biasa aja gak?" kali ini Dara meresponnya dengan lemah, membuat Samudera melunak.

"Lo emang paling bisa bikin gue gak tega sama lo, Dar." gumam Samudra.

"Biarin aja dia di sini sampai puas, Bang," ujar Jordan lalu beralih pada Dara dan duduk di sampingnya yang kosong, "Tapi janji lo harus balik." kata Jordan.

"Iya, tenang aja gue cuma nyari udara segar aja kok bukan kabur beneran."

Hingga langit jingga berubah menjadi gelap mereka masih berkumpul, kali ini Ricky yang paling muda dari mereka memesan pizza dan beberapa makanan lainnya yang membuat mereka enggan meninggalkan tempat ini. "Sisa dua potong awas aja ada yang makan!" ucap Dara padahal mulutnya masih penuh dengan pizza.

"Buset, Sam adek lo gak makan tiga hari apa?" cibir Kaivan.

"Perasaan di rumah gak serakus ini deh." Heran Samudra yang melihat nafsu makan sang adik yang berbanding terbalik.

"Pelan-pelan Dar nanti keselek." Uhuk uhuk Ucapan Jordan langsung terbukti, ia langsung memberikan segelas air minum pada Dara yang duduk di sampingnya.

"Tuh kan." ujarnya sambil menepuk-nepuk pelan pundak Dara.

Hal ini membuat Samudera dan Kaivan saling tatap satu sama lain lalu beralih menatap Sabiru, Tristan dan Ricky dengan jenaka tanpa bersuara, mereka menikmati sikap manis Jordan pada cewek.

"Kenapa lo pada liatin gue?" Kesal Dara yang menyadari arti tatapan mereka.

"You know what they think," ujar Ricky yang sepertinya tahu kalau Dara sadar.

"Jor, Dara adiknya Sam kalau lo lupa, kalau mau modus sekalian tanggung jawab." kata Kaivan.

"Siapa yang modus sih? Bang Sam lo liat sendiri kan gue cuma perhatian ke Dara."

"Dar, kata gue sih Jordan paling bisa memperlakukan cewek dengan baik, kali aja lo tertarik." Timpal Sabiru.

"Udah punya." kata Dara.

"Sebelum janur kuning melengkung-" ucapan Kaivan terhenti karena Jordan membekap mulutnya dengan pizza yang tersisa satu itu.

"Jordan pizza gue!" teriak Dara kesal.

"Iya nanti kita beli lagi."

"Udahlah Jor, Kaivan cemburu itu." Dara sengaja membuat Kaivan malah kesal.

"Dih, siapa juga yang suka sama lo!" "Lo." Jawabnya santai bahkan dengan gelak tawa.

"Pede bener lo jadi orang!"

Suara pintu terbuka menghentikan perdebatan mereka, Zion muncul dengan tas yang di sampirkan di bahu kanannya, padahal hari ini akhir pekan tak ada jadwal kuliah.

"Gue mau diskusi sama temen gue." Tak lama Zion lah yang muncul setelah itu, dengan memaksakan senyumnya bermaksud menyapa beberapa teman Zion yang tengah berkumpul dengan makanan-makanan enak.

"Kak Abin?" Dara mengerutkan keningnya heran, pasalnya asisten dosennya bukan bagian dari circle Samudera dan kawan-kawan.

Abin pasrah dengan kejadian yang tidak akan terduga lainnya setelah ia berani menginjakkan kakinya ke tempat ini, walaupun terakhir kumpul Abin nyaris diterima orang-orang di sini.

"Gabung aja, Bin." Samudera menyambutnya, setidaknya senyum Abin tadi tidak terabaikan.

Zion memberikan kode pada Abin untuk duduk di salah satu sofa di sudut lainnya yang tak jauh dari mereka.

"Santai aja Bang." Sahut Sabiru.

"Bang Zion gak mau pizza?" tawar Jordan yang kemudian mendapat senggolan di lengannya dari Dara seolah memberitahu bahwa jatah pizza satu potong lagi miliknya.

"Makan aja tadi gue udah makan kok."

"Lo mau gak?" Lagi-lagi Jordan menawarkannya pada orang lain yaitu Abin, Dara berdecak sebal pada orang di sampignnya itu.

"Gue basa-basi doang elah tenang aja nanti gue beliin lima kotak buat lo!" bisik Jordan.

Sedangkan Abin berterima kasih atas tawarannya, lima orang termasuk Dara dan Ricky karena mengetahui satu hal bahwa Abin saudara kandung Gavin teman dekatnya, membuat kehadirannya tidak terlalu tegang. Dua orang lainnya yakni Kaivan dan Tristan? Entahlah mungkin Kaivan memang seperti itu sifatnya, tapi dengan Tristan sejujurnya ia paling tidak enak hati menyangkut Chelsea.

CIRCLE (BOYS PLANET)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang