PART 13

98 16 0
                                    

Besoknya.

Dara dan Chelsea yang hendak keluar fakultas berpapasan dengan Tristan dan Abin yang tampak akur hari ini bahkan terkesan menghadang keduanya.

"Chel, ikut aku." ajak Tristan tanpa ragu meraih pergelangan tangan Chelsea dan menariknya pelan.

"Kemana?"

"Ikut aja."

"CHELSEA UDAH ADA AGENDA BARENG GUE TRISTAN!" kata Dara menahan Chelsea.

"Iya Tristan, lain waktu deh aku sama Dara-" ucapan Chelsea terpotong oleh Abin yang ikut menarik Dara.

"Kalian pergi aja, Dara ada urusan sama aku." kata Abin pada Chelsea.

"Hah? Apaan? Gak ada! Gak ada!" sanggah Dara tapi kemudian Abin menariknya menjauh.

"Chelsea mau dimintai keterangan." bisik Abin yang membuat Dara berhenti berontak.

"Sama siapa? Polisi?"

"Bukan! Tapi Bang Zion dan kawan-kawan."

"A-apa? T-terus gimana? Chelasea bakal jujur gak ya?"

"Gak tahu, lebih baik kita ikutin mereka juga."

"Lah terus kenapa misah-misah gini kalau tujuan sama?"

"Kamu pikir Chelsea mau dengan gampangnya datang?"

"Ish iya juga ya, buruan Kak cepetan bawa aku."

●●●

Brak!

Semua orang yang berkumpul di auditorium terkejut melihat kedatangan Dara yang di bawa Abin

"Bin, kenapa bawa Dara?" tanya Samudera.

"Gak papa Bang, dia kan temennya Chelsea yang tahu masalahnya."

"Tapi Kak Dara di sini gak boleh mewakili Kak Chelsea biarkan dia yang menjelaskan semuanya." ujar Ricky satu-satunya anak SMA di sini, lalu Dara mengangguk menyetujuinya.

"Oke! Gapapa lo di sini gak masalah." Timpal Kaivan masa bodoh.

Tak lama pintu terbuka kembali menampakkan Tristan dengan sosok yang sedari tadi di tunggu, Chelsea yang tiba-tiba membeku di ambang pintu setelah kontak mata dengan beberapa orang di dalam auditorium.

"Chel?" Tristan menarik Chelsea ke dalam dan berhadapan dengan teman-temannya. "I- ini ada apa ya?"

"Hai Chelsea, long time no see." sapa Sabiru agar suasana di sini tidak terlalu menakutkan.

"Chel, duduk sini." Samudera menarik kursi untuk Chelsea yang sengaja ia letakkan di tengah-tengah mereka.

Tristan mengenggam kedua tangan Chelsea, "Kita di sini gak akan ngapa-ngapain kamu, lihat di sana juga ada Dara dan Bang Abin jadi kamu aman, percaya sama aku Chel," ujarnya meyakinkan Chelsea bahwa ia akan baik-baik saja. Chelsea mengangguk lalu menuruti Samudra untuk duduk di kursi itu.

"Akhir-akhir ini pertemuan kita terkesan kurang baik ya Chel, btw apa kabar?" tanya Jordan yang ikut duduk tak jauh di depannya.

Sebelum menjawab Chelsea berdeham, menghilangkan kegugupan, "Gue baik-baik aja."

"Sebelumnya sorry kalau tiba-tiba lo berhadapan sama kita, kita di sini siap denger penjelasan lo, apapun itu yang penting lo jujur." Kini Zion yang bersuara.

"Walaupun lo salah tapi gue mohon lo jujur dan jangan takut kita melakukan sesuatu buat lo." kata Kaivan dengan nada bicara yang sangat memohon.

Tentu apa yang di rasakan Chelsea saat ini adalah gelisah, batinnya gundah ingin meluapkan semuanya namun di satu sisi ia takut jika jujur pertemanan ke tujuh laki-laki itu hancur seketika. Matanya menatap Dara dan Abin yang berdiri bersebelahan itu secara bergantian, mereka seolah memberikan sinyal pada Chelsea untuk berkata jujur.

"Semua ini berawal dari perselingkuhan Om Allard dan Tante El." Kalimat itu yang dikatakan Chelsea sebagai permulaan, namun keributan kecil sudah tercipta karena keterkejutan nama yang keluar dari mulutnya itu, Om Allard dan Tante El yang tak lain adalah ayah dari Jordan dan Ibu dari Kaivan.

"Gak gak mungkin nyokap gue selingkuh," kata Kaivan dengan yakin.

"Chel ini serius?" bahkan Jordan tidak bisa menerima dengan perkataan Chelsea.

"Ariella saksi perselingkuhan itu, dia tahu semuanya tapi dia tutup mulut sampai akhirnya Ariella berani menegur mereka untuk mengakhiri semuanya sebelum terlambat karena hubungan itu akan berdampak buruk jika orang-orang mengetahuinya, tapi yang terlambat adalah Ariella karena mendapat kecaman dari Om Allard dan Tante El yang menganggap Ariella bocah kecil yang tidak seharusnya ikut campur, dia nekat dan terus menentang mereka bahkan sudah merencanakan akan membongkar semua itu, tapi mereka..."

Chelsea menggantungkan kalimatnya sejenak karena tanpa izin air matanya mengalir di pipinya, lalu ia mengusapnya cepat dan kembali mengatur emosinya.

"Mereka membunuh Ariella dengan tangan mereka sendiri, gue tahu semua kejadiannya karena gue selalu ada di samping Ariella, bahkan mereka juga mengancam gue."

Air matanya kembali turun lalu menatap Jordan yang tengah menahan kekecewaan, tubuhnya seperti dihantam batu besar, "Bokap lo gak main-main soal ucapannya, maka dari itu gue terlalu takut buat buka mulut tentang kejadian ini ke kalian."

"Chel ini seriusan?" tanya Samudera yang masih tidak percaya.

"Gue serius dan tolong jangan kasih tau Om Allard atau Tante El kalau kalian tahu dari gue, gue takut..." lirihnya yang membuat Tristan tidak tega dan mencoba menenangkan Chelsea dengan memeluknya.

"Sorry gue boleh bicara?" Itu suara Abin di tengah-tengah mereka. "Silahkan, Bin." kata Zion.

"Kalau kalian hanya pikir Chelsea melindungi dirinya sendiri dengan cara tutup mulut memang benar, tapi tanpa kalian sadari sebenarnya dia menjaga hubungan pertemanan kalian semua, dan satu hal lagi yang harus kalian tau, Chelsea selama ini mengalami anxiety karena ancaman itu, apalagi dia merasa bersalah karena gak bisa mendapat keadilan untuk Ariella. Chelsea ada di posisi serba salah, jadi gue harap setelah kalian tahu jangan tuduh Chelsea lagi yang gak bersalah." Tambahan penjelasan dari Abin pun membuat semua orang disini merasa bodoh dan mungkin sangat menyesal.

CIRCLE (BOYS PLANET)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang