•Tebak Rahasia•

10 10 1
                                    

Hallo readers💐
Gue sebagai author baru di sini cuman mau minta dukungan aja.Dan gue juga open dengan kritik saran kok, jadi terserah kalian mau komen apa asalkan kritik saran yang baik.

Kalau misalnya ada nama tokoh, ataupun alur yang mungkin sama dengan cerita lain, gue minta maaf duluan. Karena itu ada akibat unsur ketidaksengajaan. Dan gue jujur kalau cerita ini tidak plagiat dari cerita manapun murni dari ketikan saya.

Itu aja sih❤️
Selamat membaca!!!..

****

"Gue ketuanya... jadi lo sama gue."

Akhirnya seperti anjuran Aghastar mereka masing-masing regu berjalan untuk mencari berbagai petunjuk untuk memecahkan rahasia tersebut. Aghastar juga mengingatkan bahwa berusaha sebisa mungkin agar tidak terjatuh.

Di sisi lain Fuella hanya mengikuti langkah besar Aghastar dan juga Arya, regu mereka di tempatkan memeriksa di tenda paling ujung. Rasa canggung semakin berkecamuk, tapi Fuella menepis itu jauh-jauh dan berusaha sebisa mungkin untuk profesional.

"Ayo semangat, gue pasti bisaa,"batin Fuella memberi semangat.

Mereka memasuki tenda pertama, kondisi tenda itu terlihat sangat berantakan namun Fuella dengan tegas menawarkan dirinya untuk berusaha mencari kata kunci apa yang bisa membantu.

"Kak tolong pegangin."Fuella menyodorkan barang yang di pegang kepada Arya dan dengan gesit si empu mengambil 3 barang tersebut.

Aghastar dan Arya fokus menyenteri kegiatan Fuella, gadis itu sekarang sibuk menggeledah tas berwarna pink, tangan kecil nya berusaha masuk dan mengobrak-abrik isi dalamnya tapi tiba-tiba.

"Aww...!" Fuella menarik tangannya cepat dan melihat ada 1 titik luka di jari telunjuknya yang sedikit mengeluarkan darah.

Aghastar ingin maju mengecek namun sudah keduluan Arya.

"Ehh Dek kece... kenapa?"Arya mengambil tangan Fuella untuk mengecek dan melihat ada luka seperti tertusuk jarum , walaupun hanya luka kecil tapi karena jenis darah Fuella itu cenderung ke encer jadi darahnya agak ramai keluar. Dengan cepat lelaki berambut Blonde Curly itu memasukan jari telunjuk Fuella ke dalam mulutnya dan menghisap sisa darah itu agar segera berhenti.

Aghastar hanya diam melihat 2 pasutri tersebut, matanya ia alihkan ke tempat lain dan melihat sudut-sudut tenda. Dan lagi-lagi ia di kejutkan oleh sesuatu.

"Jangan berdiri!"perintahnya. Arya yang reflek ingin berdiri itu akhirnya ngefreeze di tempat ia berdiri dengan gaya sedikit jongkok.

"Kenapa Gas... Aghas kenapa!"pekik Arya panik.

"Diam,"sargah Aghastar. Fuella yang tidak tau apa-apa itu reflek ikut kicep mendengar suara Aghastar.

Lelaki dingin itu kini berjalan perlahan menghampiri Arya yang masih tetap pada posisinya. Senternya ia arahkan tepat pada suatu benda yang nampak seperti ular hitam namun nyatanya ular mainan.

"Cuma ular mainan." Aghastar mengambil ular mainan itu dan ingin membuang nya tapi matanya salah fokus pada perut ular tersebut.

"Ayang Gagas ini udah belum,"ucap Arya merengek yang ternyata masih setia dengan posisinya, posisi itu membuat pinggangnya terasa sakit. Fuella yang melihat itupun reflek tertawa.

"Udah kak Arya, itu cuma ular mainan,"ujar Fuella sembari tertawa.

Fuella dan Arya berdiri ikut melihat apa yang di lihat Aghastar.

DECALCOMANIA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang