•Toko Roti•

16 10 2
                                    

Hallo readers💐
Gue sebagai author baru di sini cuman mau minta dukungan aja.Dan gue juga open dengan kritik saran kok, jadi terserah kalian mau komen apa asalkan kritik saran yang baik.

Kalau misalnya ada nama tokoh, ataupun alur yang mungkin sama dengan cerita lain, gue minta maaf duluan. Karena itu ada akibat unsur ketidaksengajaan. Dan gue jujur kalau cerita ini tidak plagiat dari cerita manapun murni dari ketikan saya.

Itu aja sih❤️
Selamat membaca!!!..

****

"Ayang Gagas...!"

"Fuella bangun."Terdengar isak tangis dari seorang gadis yang tak lain adalah Ayumi.

Mereka bersama Tim SAR turun ke bawah bukit Hijau untuk mencari Aghastar dan Fuella. Dan dengan tangis bahagia mereka mendapati kedua manusia itu sedang terbaring di atas lembaran daun pisang yang juga di baluti oleh daun pisang yang terlihat masih segar seperti baru saja di petik dari pohonnya.

Salah satu anggota Tim SAR pergi menghampiri kemudian membuka lembaran daun pisang yang membalut keduanya untuk memeriksa denyut nadi mereka apakah masih berdetak atau tidak.

Dengan di iringi rasa syukur anggota Tim SAR itu mengucap dengan bahagia. "Syukurlah mereka berdua masih hidup,"ucapnya.

Sebagian siswa-siswi SMA Lavender yang juga ikut membantu termasuk Kevin, Ayumi, Arya, Yuna dan Leon sang ketua OSIS itu semua juga ikut mengucapkan kata syukur. Sama juga dengan seluruh panitia-panitia mereka semua merasa menyesal karena tidak menutupi area-area zona merah yang yang seharusnya di portal agar tidak membahayakan para murid. Untung saja tidak memakan banyak korban.

Di tengah keharuan tersebut, ternyata banyak dari sebagian murid yang malah salah fokus dengan apa yang mereka liat. Bagaimana tidak posisi keduanya sekarang dalam keadaan yang sedang berpelukan erat dengan Fuella yang tenggelam di dada bidang Aghastar. Di tambah lagi dengan sedikit dengkuran halus dari keduanya yang terlihat sangat nyenyak tertidur seolah tidak terjadi apa-apa.

Ketua Panitia menghampir Aghastar dan Fuella untuk mencoba membangunkan keduanya.

"Aghastar, Fuella, bangun,"ujarnya perlahan dengan menggoyangkan sedikit lengan Aghastar.

Mata Aghastar perlahan terbuka dan mencoba mengerjap untuk menetralisir kan pandangannya, tangan untuk memeluk Fuella pun perlahan melonggar membuat Fuella sedikit terusik dan ikut pula terbangun.

Gadis itu mengerjap melihat di atas ada banyak pepohonan, matanya secara pelan melirik bersamaan dengan Aghastar . Akibat saling celingak-celinguk tatapan mereka akhirnya bertemu.

"Anjir."Gadis itu reflek bangkit dan menjauh dari Aghastar. Semua orang yang menyaksikan ikut terkejut.

Ayumi berlari menghampiri Fuella."Pandhi kamu di apain sama dia haa... ayo ngaku pasti kamu di grepe-grepe kan?"tanya Ayumi dengan nada panik. Gadis biduan itu mengguncang tubuh Fuella agar si empunya cepat menjawab.

"Pandhi jawabb...! Biar kita laporin dia ke polisi karena kasus pelecehan,"ujarnya lagi sambil menatap tajam ke arah Aghastar.

"Yumi gue nggak papa, aman,"sargah Fuella dengan suara lemas. Cukup lega dengan jawaban temannya itu Ayumi pun dengan sergap langsung memeluk erat tubuh Fuella.

"Baik Aghastar dan Fuella saya selaku ketua panitia di sini akan bertanggung jawab untuk membawa kalian ke rumah sakit agar bisa di rawat inap. Kami semua sangat senang tentunya bertemu dengan kalian dalam keadaan hidup, akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika tubuh kalian tidak mengalami cedera. Jadi harus tetap di periksa dengan baik,"ucap Ketua Panitia dengan nada penyesalan.

DECALCOMANIA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang