Hallo readers💐
Gue sebagai author baru di sini cuman mau minta dukungan aja.Dan gue juga open dengan kritik saran kok, jadi terserah kalian mau komen apa asalkan kritik saran yang baik.Kalau misalnya ada nama tokoh, ataupun alur yang mungkin sama dengan cerita lain, gue minta maaf duluan. Karena itu ada akibat unsur ketidaksengajaan. Dan gue jujur kalau cerita ini tidak plagiat dari cerita manapun murni dari ketikan saya.
Itu aja sih❤️
Selamat membaca!!!..****
Sepulang dari kerja, malam ini Fuella tidak langsung pulang ke rumah. Entah dari tadi perutnya sudah keroncongan ingin di isi oleh sesuatu.
Dengan senandung kecil, gadis itu berdiri tepat di atas Zebra cross dengan kepala yang celingak-celinguk melihat keadaan. Gadis itu ingin menyeberang tapi entah kenapa malam itu banyak sekali orang yang berlalu lalang.
50 meter dari sebrang jalan. Di bawah sinar lampu, samar-samar Fuella melihat ada seorang Nenek Tua yang ingin menyeberang ke arahnya. Dengan keadaan panik gadis itu berlari kencang untuk menyelamatkan si Nenek. Banyak pengendara yang terkejut sehingga membunyikan klakson mereka marah.
"Maaf pak". Gadis itu membungkuk kan kepalanya meminta maaf kepada para pengendara.
Sedikit lagi tangan si Nenek bisa Fuella gapai dan
Happ!. Nenek tua itu tersentak kaget."Sini Nek, saya bantu,"ucap Fuella dengan lembut dan memapah Nenek tersebut sampai di pinggir jalan.
Nenek itu memperhatikan Fuella lamat-lamat dari sinar lampu jalan yang berwarna jingga, Tangan keriputnya mencoba untuk meraba-raba wajah Fuella dan Surai panjangnya itu. Fuella yang tak ingin si Nenek kesusahan untuk memegangi wajahnya itupun akhirnya sedikit menekukan kedua lututnya, agar sejajar dengan tinggi si Nenek.
"Puji Tuhan,Cantik sekali kamu nak!"ucap si Nenek sambil menatap Fuella dengan senyuman.
Fuella tersenyum karena salah tingkah di puji
"Enggak kok Nek, biasa aja,"ujarnya menutup muka."Hatinya juga cantik,"sambung Si Nenek dengan senyuman yang sangat tulus sambil terus memperhatikan anak gadis yang ada di depannya ini.
Percayalah hati Fuella saat mendengar suara berat yang sudah bergetar akibat faktor usia itu terasa terenyuh. Andai aja ia punya Nenek pikirnya.
"Rumah Nenek dimana?"tanya Fuella sembari memapah si Nenek untuk duduk di bangku jalan
Nenek Tua itu menyipitkan matanya dan menatap ke arah sekeliling lalu kemudian tersenyum.
"Rumah Nenek jauh, Tapi itu ada mobil cucu Nenek,"ujar si Nenek seraya menunjuk ke arah mobil putih yang dalam keadaan terparkir di depan toko baju.
KAMU SEDANG MEMBACA
DECALCOMANIA [ON GOING]
Ficção Adolescente"Saat mengenalmu, aku benar-benar mengerti apa itu kehidupan." ~Aghastar C.V~