08

0 1 0
                                        

"Aaaaaaa Amel sialan!!"teriak histeris Akmel,dan Amel si pelaku hanya tertawa geli

"Aaaaaa!!!ini seru Lia!!"sahut Amel kegirangan sambil merentangkan kedua tangannya ke atas, sedang kan Akmel merasa mual

Ya,kenapa mereka heboh sendiri, karena mereka sekarang berada di taman hiburan,yg sedang mereka main kan adalah rollercoaster

"Lia seru kan?!"tanya Amel dengan antusias,saat sudah turun dari wahana itu,Akmel mendelik tajam terlihat wajah akmel sudah memucat

"Sialan lu Mel,seru dari mana dari Hongkong!"cetus akmel dengan kesal, berjalan meninggalkan Amel sendiri

"Heh!!malah ninggalin! akmel Tunggu woi"kata Amel berlari mengejar akmel, mensejajarkan langkah nya

"Lia lu marah?'tanya Amel dengan polos,akmel mendengus kesal,rasa nya ingin sekali melempar teman nya ini ke pantai selatan biar di jadiin babu sama ratu pantai Selatan

"Pikir sendiri"ketus akmel, Amel mengerucut bibir nya sok imut

"Lia~cantik jangan mayah dong~"bujuk Amel dengan mata yg berbinar binar dan mengeluarkan jurus Andalan nya yaitu sok imut

"Ogah"sarkas akmel,sekakmat Amel sudah tidak bisa berkutik lagi,tapi bukan Kamelia nama nya kalo nyerah sekarang

"Lia~ayolah nanti cantik nya ilang loh kalo mayah muyu"bujuk Amel sambil menggoyang kan lengan akmel dengan manja,akmel tidak memperdulikan Amel yg sedang membujuk nya yg menjadi pusat perhatian nya sekarang adalah satu keluarga bahagia di depan nya

"Pah, mah ayo main itu"minta anak itu kepada orang tua nya dengan antusias, terlihat kedua mata anak itu berbinar binar bahagia

"Baik lah ayo kita main itu tuan putri kecilnya papa"kata sang ayah sambil mengusap kepala sang anak,dan sang ibu tersenyum hangat sambil menggadeng tangan sang anak

"Ayo!"ajak anak itu sambil menarik orang tua nya, orang tua nya hanya diam sambil tartawa kecil, keluarga...
Keluarga yg Cemara...

Melihat itu Akmel merasa sesuatu yg sesak berada di dada nya,mata nya yg mulai memanas,kepala nya tiba tiba pusing, hidung nya mengeluarkan darah segar.

"Akmel!"teriak Amel kaget saat akmel hampir tersungkur ke belakang, dengan pelan Amel menepuk neluk pipi akmel

"Lia bangun woi!!jangan bikin gw panik, Lia!"Amel melihat ke sekeliling,mata nya melihat Rezna, Wildan dan Andrean di seberang nya

"Rezna! Wildan!!"panggil Amel dengan volume keras, Rezna dan Wildan yg merasa terpanggil menoleh

"Akmel!!"Sentak mereka bertiga kaget, langsung berlari menghampiri Amel dan Akmel

"Akmel kenapa Mel?!"tanya Rezna khawatir,dan langsung membopong Akmel,Amel menggeleng

"Gw nggak tau!, tiba tiba dia kaya gitu"jawab Amel dengan panik,Wildan sedari tadi berusaha menghentikan darah yg terus keluar dari hidung akmel

"Udah nggak usah panik,Ezna ayo kita bawa akmel ke rumah sakit"kata Andrean dengan tenang,walau tidak di pungkiri dia pun panik dan khawatir di balik wajah tenang nya,
Yg lain mengangguk setuju,lalu bergegas mereka pergi ke rumah sakit

^°£££°^



^°£££°^

Terlihat ada seorang gadis kecil berusia 5 tahun yg tengah bermain dengan gembira bersama sang nenek

"Nek,mama sama papa di mana ya?kok belum pulang"tanya gadis itu sambil memainkan mainan nya dan menatap polos sang nenek

"Mama sama papa lagi kerja sayang jadi sabar ya"Jawab Aisyah sang nenek tak enak hati melihat ekspresi sedih menghiasi wajah sang cucu

"Tapi akmel kangen Nek...akmel mau main sama mama dan papa lagi"tutur akmel sambil menunduk kan kepada nya

"Lia,mama papa pasti pulang tapi kan sekarang mereka lagi kerja,nyari uang buat Lia sama nenek,kan ada nenek kita bisa main bareng,emang Lia nggak suka main bareng sama nenek?"jelas Aisyah di akhir pertanyaan kepala akmel dengan axspresi yg sedih

"Heh Lia suka kok!"bantah akmel langsung menerjang tubuh Aisyah dengan manja, Aisyah terkekeh kecil melihat tingkah manja sang cucu

"Lia sayang Nenek!!"kata akmel sambil tidur di pangkuan Aisyah, Aisyah mengusap rambut pendek akmel dengan lembut

"Nenek juga sayang sama Lia"Aisyah mencium pipi akmel lalu mencubit hidung pesek sang cucu,akmel tertawa geli saat sang nenek mencubit hidungnya

"Nenek, Nenek janji ya sama Lia Nenek enggak bakal pergi ninggalin Lia"akmel mengangkat jari kelingking ,dan Aisyah menautkan jari nya sambil tersenyum hangat

"Nenek janji"ucap Aisyah, akmel tersenyum ceria lalu mendusel dengan manja di pangkuan Aisyah

"Janji!"sepakat akmel dengan volume yang kencang dan di akhiri tawa antusias akmel

"Nenek..."gumam lirih Akmel,mata nya terbuka secara perlahan menyesuaikan cahaya.

"Lia!!"teriak Amel dengan panik, Akmel menoleh pelan,terlihat ujung mata Amel berair

"Kenapa lu nggak bilang hah!!kenapa"Tanya Amel dengan berlinang air mata,duduk di samping ranjang akmel menggenggam tangan akmel yg sangat pucat.

"Kenapa.."Amel membawa tangan akmel ke pipinya,air mata nya terus mengalir dan menangis

"Ssssstt...gw baik baik aja"ucap Akmel dengan suara serak dan lemah,mengusap pipi Amel menghapus jejak air mata nya

"Please Lia gw mohon berobat ya,atau operasi aja oke"kata Amel dengan expresi tidak ingin dibantah, akmel tertawa kecil yg terdengar palsu

"Hah..udah terlambat loh"kata Akmel, Amel menggeleng cepat tidak setuju dengan pendapat akmel

"Lia nggak ada yg terlambat selagi kita mau berusaha,gw mohon Lia,ayo berjuang,gw yakin pasti lu bakal sembuh"jelas Amel menatap Akmel dengan lembut

"Lu kuat Lia,gw tau itu"Akmel diam, memejamkan mata nya,lalu membuka nya secara perlahan,rasa nya sangat pusing

"Oke gw mau..."ucap Akmel sambil sedikit tersenyum kepada Amel,Amel tersenyum senang

"Lu harus bangkit"kata Amel lalu menerjang tubuh akmel,sambil menangis kecil

"Mel janji sama gw nggak bilang ke siapa siapa soal ini"pinta Akmellia menatap dalam mata Amel,amel memalingkan wajahnya tidak ingin melihat mata sang sahabat

Jujur hati nya sangat sakit melihat ini, sahabat kecil nya yg sedari kecil haus akan kasih sayang, sahabat nya yg selama ini menyembunyikan banyak hal dari nya, kenapa?kenapa tuhan memberikan sahabat nya ini banyak beban.

Memikirkan nya saja sudah membuat Amel ingin menangis dan berteriak,
selama ini dia kemana saja saat sahabat seperti ini,kesepian tanpa ada yg peduli pada nya,Amel merasa gagal sebagai sahabat.

"Lia, orang tua lu harus tau ini Li"tolak Amel tidak menatap mata akmel,akmel tersenyum kecut

"Mereka tau pun mereka pasti nggak akan ada buat gw Mel,kalo lu mau gw ngelakuin pengobatan atau pun  lu harus sembunyiin ini rapat rapat Mel,"ujar Akmel dengan wajah masam,Amel diam berfikir

"Oke final kalo lu emang mau nyembunyiin ini,gw bakal sembunyiin ini,tapi lu harus janji Sama gw kalo lu bakal ikut pengobatan"final Amel menatap serius akmel tidak ingin dibantah,akmel tersenyum kecil

"Oke Bu bos!"ucap Akmel sambil hormat kepada Amel, mereka berdua Tersenyum geli

Lu harus bertahan Lia,gw tau lu kuat, jangan pernah pergi...gw nggak mau kehilangan lu.

Fly Free Like A ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang