Arias's pov
***
Awalnya aku tidak menyangka jika Om Elnos akan kembali menghubungiku selama beberapa tahun tidak pernah saling kontak. Usai putus dengan Saski empat tahun lalu, aku memutuskan untuk menjauh dari keluarganya termasuk Papahnya sendiri yang mana cukup dekat denganmu saat kami masih berhubungan. Memang, saat itu aku benar-benar berniat untuk melupakan Saski, ingin merelakannya bersama Raidan.
Tapi, tidak kusangka aku kembali dipertemukan lagi dengan Saski yang mana pertemuan tidak bisa kuhindari. Yah, ini sudah masuk dalam ranah pekerjaan. Aku harus tetap bersikap profesional, tidak boleh mencampuri urusan pribadiku dengan urusan pekerjaan.
Maka, aku dan Saski benar-benar menjalin hubungan layaknya rekan kerja saat itu. Tidak ada yang kami bicarakan selain urusan pekerjaan, dan bersikap seolah kami tidak pernah memiliki hubungan.
Itu adalah awal di mana pertemuanku dengan Saski usai kami berpisah.
Sampai di mana kontrak kerjaku dengan bisnis milik Saski berakhir, di sana aku mulai mengutarakan tentang perasaanku yang sejak dulu merasa tidak nyaman atas hubungan kami yang berpisah secara tidak baik-baik. Aku mengakui kesalahanku padanya, menjelaskan apa yang terjadi selama ini padaku selama kami berpacaran.
Dan, ternyata aku salah jika berpikir Saski tidak akan memaafkanku, harusnya tidak mudah untuk memaafkanku, tapi nyatanya, perempuan itu dengan hati yang besar menerima permintaan maafku. Dia berkata jika sebaiknya kami tetap berteman. Katanya, itu adalah hal terbaik daripada harus menanggung perasaan tidak nyaman seperti yang aku lakukan selama bekerja sama dengannya.
Hubungan kami pun membaik. Kami berteman selayaknya teman biasa. Aku tahu diri untuk berhubungan dengannya karena Saski sudah memiliki suami. Aku juga bertemu dengan Raidan, yang nampaknya juga menaruh rasa percaya padaku walau aku pernah memiliki hubungan cinta dengan istrinya. Pikir kami, aku dan Saski hanya lah masa lalu. Raidan lah yang menjadi dermaga terakhir hati Saski.
Tepat beberapa bulan setelahnya, aku tidak lagi sering berjumpa dengan Saski dikarenakan jadwalku yang semakin sibuk. Saski yang biasanya menghubungiku untuk mengenalkanku dengan teman perempuannya, well, menang aku sedanh jomblo saat ini, mungkin hal itu membuat Saski gemas untuk tidak menjodohkanku dengan perempuan. Katanya, dia ingin aku segera menikah mengingat umurku sudah tidak muda lagi.
Lalu, berlanjut aku tidak pernah mendapatkan pesan dari Saski lagi setelah itu. Aku pun sempat mengirimkannya pesan bertanya tentang keadaanya, begitu pula Raidan yang nampak abai begitu saja saat aku bertanya tentang Saski. Aku bukan bermaksud menaruh perhatian lebih pada Saski, aku tahu diri jika Saski sudah dimiliki laki-laki lain, tetap naluri seakan mengatakan bahwa ada yang tidak beres dengan Saski maupun Raidan.
Dan malam itu, menjadi puncaknya di mana aku menemukan Saski menangis sejadi-jadinya. Saski mendatangiku dengan kondisi yang kacau lalu mengutarakan permasalahan besar yang sedang ia tanggung saat itu.
"Gue keguguran, Ri."
Saat itu aku terkejut, tidak bisa berkata apa-apa selain menatap wajah rapuh perempuan itu.
"Aidan belum tau tentang ini dan gue takut kalau dia bakal kecewa. Gue takut dia bakal kecewa sama gue, Ri. Gue emang gak becus buat jagain anak gue sendiri!"
Saski menyalahkan dirinya sendiri. Aku pun mencoba menenangkan Saski, mengatakan jika semua akan baik-baik saja. Menyarankan lebih baik dia jujur pada Raidan mengenai keguguran itu, tetapi Saski masih bersikeras untuk tidak mengatakannya karena belum berani mengahadapi rasa kecewa Raidan. Aku pun tidak bisa apa-apa setelah itu. Saski menyuruhku agar tetap diam akan hal ini, termasuk pada keluarganya sendiri. Saski ingin dia sendiri yang memberitahu mengenai kegugurannya jika ia sudah siap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Forget Me Not
Romance[3rd] books Kehidupan rumah tangga Raidan dan Saski yang hampir berakhir di usia pernikahan mereka yang dua tahun. Permasalahan yang muncul usai kehilangan anak pertama mereka juga hadirnya orang ketiga yang digadang-gadang menjadi masalah paling ut...