04. Tidak sesuai

0 1 0
                                    

Akhirnya kami bisa masuk kedalam sekolah, saat daftar aku tidak terlalu memperhatikan setiap detailnya. Setelah ku lihat hari ini, ternyata sekolah nya luas. Bangunannya persis SMP ku dulu.

"Kita ke arah sana dulu yu" Dia berbicara.

Aku lagi-lagi hanya mengangguk dan mengikuti langkahnya.

Ruang 03
Tidak ada nama kami.

Ruang 04
Baru saja satu ruangan, aku sudah menemukan namaku. Orang itu yang menemukannya. Karena aku malas untuk mendekati kerumunan-kerumunan itu.

"Kamu di ruang ini, kalo namaku gaada disini. Kita cari ke ruang lain" Ternyata tidak sesuai ekspektasi ku. Dia tidak sekelas denganku.

Aku bingung sebenarnya, aku ingin bantu mencari nama dia. Tapi dia belum menyebutkan namanya padaku.

Kami pun melanjutkan langkah untuk mencari nama dia.

Ruang 05

Ruang 06

Ruang 07
Akhirnya.

Aku hanya bisa meringis, Ruang dia denganku sangat jauh. Harus melewati setengah lapangan.

"Yah, ruang kamu sama aku jauh banget ya" Dia mengeluh.

"Duduk dulu yu"

Setelah kami duduk, kami asik bermain hp. Sesekali dia mengajukan pertanyaan kepadaku. Seperti wawancara saja.

"Kamu ekskul apa?" Kali ini aku yang menanyakan padanya.

"Gatau, nanti aja deh pikir-pikir dulu" jawabnya.

"CEK"

"KEPADA SEMUA CALON SISWA SEGERA BERKUMPUL DI LAPANGAN"

Tidak perlu waktu lama, calon-calon siswa dengan cepat menyerbu lapangan.

"Aku boleh nitip hp ga?" Ujar orang itu.

"Boleh, simpan aja di tasku" Ucapku, dengan menyodorkan tas.

Setelah itu kami ikut berkumpul di lapangan.

"BARISNYA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI PISAH, LAKI-LAKI DI KIRI PEREMPUAN DI KANAN. CEPAT"

Uh, bapak di depan ini tidak sabaran.

Bingung rasanya melihat orang-orang menyerbu barisan. Ada yang tidak mau di depan ada yang tidak mau paling belakang. Memusingkan saja.

Sedangkan aku sendiri terus mengintil pada orang tadi. Yang ternyata dia berada di barisan paling depan.

Dia melihatku, dan menyuruh berada di belakangnya. Tapi maaf, aku mending di paling belakang.

Di lapangan, kami layaknya ikan asin yang di jemur. Pengumuman ini hanya berisi wejangan-wejangan untuk calon-calon siswa harus tertib dan mengikuti aturan sekolah. Bila tidak mengikuti aturan sekolah, katanya sekolah tidak segan-segan akan mengeluarkan anak tersebut.

Cukup mengerikan.

Kurang lebih setengah jam kami di kumpulkan, akhirnya Bapak itu menyuruh kami masuk ke kelas yang sudah di bagi dengan tertib.

Aku yang masih ingat dengan barang yang di titip orang itu, masih sibuk mencari dia di tengah kerumunan orang-orang ini.

Huh, panas. Mending aku diam saja sampai dia menemukanku. Kalo dia tidak mencariku, ya terpaksa hp nya aku bawa.

"Hei" Akhirnya dia menemukan ku.

Aku langsung merogoh saku tas ku untuk mengeluarkan hp nya.

"Inih" Sembagi menyodorkan hp tersebut.

"Makasi ya Qila" Dengan senyuman dia mengucapkan.

"Iya"

"Yaudah, aku ke kelas dulu ya. Dadah Qila" Ucapnya sembari melambaikan tangan.

Aku turut tersenyum juga melambaikan tangan padanya.

Setelah itu berbalik. Dan berjalan menuju kelas.

Ruang 04
Aku kembali melihat, takutnya aku salah masuk ruangan.

Setelah masuk, di kelas sudah terdapat beberapa orang yang sibuk bercengkrama.

Aku melihat-lihat kursi yang kosong, akhirnya pilihanku terjatuh pada kursi ke 3 dari baris 2.

Lama menunggu, kakak panitia sampai juga di kelas.

Bandung, Juni 2023




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NOORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang