07

628 65 1
                                    

Para murid sedang berkumpul di kelas membicarakan tentang suara dentuman yang terdengar semalam.

"Jadi, suara keras itu adalah suara bolanya jatuh?" Tanya sooyoon

"Anak anak kelas 12 memberi tahu ku bahwa gimnasium itu hancur" ujar yeonju

"Jika itu menghancurkan gedung, aku yakin dampak nya besar"

Sooyoon menatap soojin. Terdiam sejenak, kemudian mengangkat suara
"Soojin, apakah kakimu sudah baikan?"

"Memangnya dia kenapa?" Tanya youngshin

"Semalam dia bercerita saat mendengar suara aneh itu, dia terpeleset di kamar mandi dan membuat kakinya terluka"

Semuanya ber-oh ria namun tidak dengan youngshin yang terlihat bingung

"Youngshin, bukankah ini aneh?" Tanya taeman

"Ilha dan chiyeol juga menghilang semalam dan sekarang kaki soojin terluka"

"Aku tahu tapi ah sudahlah, nanti saja kita selidiki"

                                 ****

Membosankan, itulah yang berada dipikiran para murid 3-2. Soojin sendiri pun malas ketika guru ini yang mengajar bahkan dia saat ini berbicara melantur tentang monyet dan segala tingkah garingnya

"Monyet itu takut, melepaskan diri dari pohon, dan terjun bebas. Kalau begitu, bisakah peluru itu mengenai monyet?"

"Ada yang tahu? Setidaknya cobalah menebak"

Gadis itu membolak balikkan pulpen nya sambil melihat pria berbadan tambun alias gurunya, ingin sekali rasanya ia lempari dia dengan pulpen di tangannya

Hening terganti dengan suara mobil ambulans yang dari jauh terdengar membuat kelas 3-2 menjadi risih

"Ayolah. Ada berapa ambulans hari ini? Berisik sekali." Celetuk sooyoon

"Kamu yang paling berisik" ujar pak guru. Pria berbadan gemuk itu kemudian menyuruh untuk menutup jendela yang menghadirkan protes dari para murid.

"Ayolah, ini sangat panas"

"Nyalakan saja penyejuk ruangan"

Disaat itu suara ambulans terasa semakin keras dan lagi lagi membuat para murid mengeluh

"Ada ambulans lain"

"Astaga berisik sekali" keluh sooyoon

Wang taeman menepuk pundak sooyoon berniat untuk menjahilinya tentu saja.
"Bukankah terdengar seperti itu?"

"Terdengar seperti apa?" Tanya sooyoon

"Mati atau hidup"

"Mati atau hidup..."

Pak guru memelototi taeman membuatnya kembali terdiam dan menudukkan kepala meminta maaf.

"Yang berada dekat jendela. Tutup jendelanya"

"Baiklah"

                               ****

Terik matahari tidak mengurangi semangat para tentara terutam komandan peleton untuk menriaki  para siswa.

Letnan Lee berteriak keras memberi perintah. Sebagia murid ada yang sudah mengeluh tapi tetap saja mereka masih harus mengikuti pelatihan dengan keras lagi

"Semua kadet, ambil posisi tembak serbu" perintah letnan Lee

"Ya pak!"

"Posisi tiarap sebagian. Satu!"

DUTY AFTER SCHOOL | DASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang