Chap 04

4 2 0
                                    


Enjoy yor time

.

.

.

.

.

"Jadi begitu ceritanya," kata Ethan yang dibalas anggukan dari James. Max tidak berkomentar apapun, dia masih mencerna kejadian yang mereka alami hampir bersamaan itu.

James mengawali ceritanya bagaimana bisa dia dikejar oleh para penjaga, Max hanya menimpali sedikit. Dilanjutkan dengan cerita Ethan saat dia dipenjara dan tiba-tiba menemukan lempeng baru di bangunan terbengkalai.

"Kemungkinan besar yang lain juga bernasib sama seperti kita. Menjadi buronan," ujar Max setelah terdiam cukup lama. Ethan setuju, mengingat mereka dibangkitkan di tubuh seseorang yang memiliki elemen disaat para pengguna elemen tengah diburu. Dia menjadi penasaran kenapa pengguna elemen sepertinya sangat dibenci pada masa ini.

Tidak ada yang berani berucap setelahnya. Mereka tengah merenung di belakang sebuah bangunan besar, meminimalisir para penjaga bisa melacak mereka.

"Kita harus mengambil senjata dan batu elemen terlebih dahulu. Setelahnya kita bisa menjemput yang lain dengan kondisi yang lebih siap." Ucapan Ethan terdengar lebuh tegas dan sarat akan perintah mutlak, tidak bisa diganggu gugat.

Disaat-saat genting, Ethan bisa mengeluarkan aura seorang pemimpin yang begitu dipuja. Di luar sikapnya yang kekanakan dan ceroboh, sagala masukan dan pendapatnya bisa jadi jalan keluar yang paling benar bagi rakyatnya. Segala ucapannya adalah doa. Apa yang diutarakan adalah mutlak.

"Ah, bukankah dulu kita tidak membuat portal di Willsden?"

Cletukan James mambuat suasana kembali hening. Ethan terlihat kosong dalam sedetik kemudian kembali fokus. Max hanya menghela napasnya berat. James benar, tidak ada portal menuju Willsden, tempat di mana mereka menyimpan senjata dan kalung elemen.

"Penyihir tidak perlu perantara untuk membuat portal. Dan teman kita adalah salah satu dari kumpulan penyihir itu." Max memijat keningnya pelan. Willsden merupakan sebuah lembah tempat para penyihir menetap, bertransaksi, dan menjalani kehidupan normal mereka.

"Astaga, merepotkan. Siapa yang membuat ide menyimpan senjata di Willsden?"

"ITU KAU!?"

Keluhan Ethan dijawab kesal oleh James. Pemilik elemen air itu menatap rajanya penuh sanksi. Bisa-bisanya dia melupakan idenya sendiri, begitulah kira-kira isi batin James dalam diamnya.

"Lupakan. Sekarang satu-satunya cara untuk ke Willsden adalah menggunakan cara manual, anggap saja menjelajah. Sebelum itu kita harus menyamar agar tidak terlalu mencurigakan. Tidak mungkin kita berkeliaran mengenakan pakaian yang terlalu mencolok seperti ini."

Mereka segera melucuti beberapa penjaga yang masih tidak sadarkan diri. Tubuh para penjaga yang telanjang digeletakkan begitu saja di belakang gedung tempat Ethan dan lainnya berkumpul sebelumnya. Mereka bergegas sebelum langit mulai terang. Melewati celah-celah gedung sempit, melompati atap-atap rumah, hingga berjalan mengendap di balik bayangan bangunan.

Jarak antara pusat kota ke perbatasan lumayan jauh. Perjalanan mereka sedikit berhenti karena fajar telah menyambut. Mereka memutuskan untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Terus-terusan kabur dan menggunakan elemen tanpa ada pasokan energi tambahan bisa membuat tubuh lemas. Beruntung Ethan dan dua pengikutnya ini sudah terlatih sehingga tidak terlalu lelah. Mungkin karena mereka menggunakan tubuh seorang pemuda yang sepertinya kurang berlatih, gerakan mereka menjadi sedikit kaku dan gampang lelah.

I Was KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang