Chap 16

4 2 0
                                    

Enjoy your time

.

.

.

.

.

"Kau yakin ini arah yang benar?"

"Entahlah."

Perjalanan mereka lumayan membingungkan, James saja tidak yakin apakah arahnya benar atau tidak. Bahkan Lilith sendiri menjadi ragu dengan gambaran petanya. Ayolah, mereka dilewatkan beberapa kali ke tanah kosong, berputar-putar di titik yang sama, dan kini mereka mengarah ke perbatasan. "Yakin saja, batu elemen yang menuntun kita," kata Ethan berusaha menangkan mereka.

Awan yang mereka tumpangi bergerak perlahan. Lilith berada di depan untuk memastikan arah dan Max bertugas untuk mengendalikan awan. Beruntung Lilith bisa memanggil awan, sehingga Max dan James bisa sedikit santai.

"Ini perasaanku saja atau kita memang tengah diikuti." Theo memperhatikan sekelilingnya, memastikan jika memang mereka tidak dibuntuti siapapun. Leon dan James jadi ikut memastikan sekitar mereka, tapi tidak ada apa-apa. Hanya kumpulan gumpalan awan putih dan langit biru yang bersih.

"Ups."

Semua mata tertuju pada Theo yang terlihat begitu tegang. "Aku tertangkap," katanya sebelum sesuatu yang mengikat kakinya menarik Theo jatuh. Semua yang ada di sana tentu saja terkejut dan panik. Leon segera melihat ke bawah, memastikan Theo masih selamat. Mereka berada di ketinggian yang lumayan bisa membuat meninggal di tempat jika terjatuh.

"Aero." Ucapan singkat Leon memperjelas semuanya. James juga ikut mengintip ke bawah, menampilkan gerombolan Aero bersenjata lengkap beserta mesin-mesin aneh mereka. dari kejauhan, dia bisa melihat Theo yang tengah diikat menggunakan rantai seperti sebelumnya.

Di bawah sana, Theo tengah dipaksa untuk masuk ke sebuah kendaraan aneh. Tapi dia melawan sebisanya.

PLAK

Wajahnya ditampar kuat oleh seorang pemimpin Aero, meninggalkan bekas merah di pipi kirinya. "Kau dan teman-teman biadapmu itu sudah mengacaukan seisi kota, membuat kepanikan di seluruh kerajaan. Memang lebih pantas jika kalian segera dilenyapkan," katanya sambil menunjuk-nunjuk wajah Theo yang tengah menunduk.

"Menyerah saja, teman-temanmu itu tidak akan sanggup mengalahkan pasukan siap tempur ini." Theo tidak merespons apa-apa. Dia tetap menunduk menatap ujung sepatu milik pria di depannya ini.

"Coba saja," ucapnya sebelum dia tiba-tiba bangkit hingga kepalanya berhasil menghantam dagu pria itu. Teriakan kesakitan membuat mereka menjadi pusat perhatian. Beberapa Aero membantu pemipinnya yang tengah kesakitan memegangi dagunya.

"MATI KAU, KEPARAT!!" teriaknya murka.

Tidak lama berselang, hujan panah api mulai turun dari langit. Disusul jarum-jarum air dan besi meluncur bebas siap menghunus apapun yang ada di bawahnya. Theo tersenyum lebar. Selagi para Aero terfokus untuk menahan serangan, Theo mulai menyerang mereka dari belakang. Tendangannya berhasil membuat beberapa Aero tumbang.

Segera, para Aero membuat semacam lapisan pelindung yang mengelilingi mereka.

"Tidak semudah itu, Cinta," kata Lilith tenang. Di sampingnya sudah ada Max yang siap mengeluarkan kekuatannya dan Ethan pula tidak ingin tertinggal pertunjukan. "Typhoon!" "God Needle!"

Seketika sebuah pusaran angin muncul, menarik serangan sebelumnya dan mengumpulkannya menjadi satu bersama jarum keemasan milik Ethan. Angin yang begitu kuat itu menerjang lapisan pelindung yang para Aero buat, membuatnya retak secara perlahan.

I Was KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang