Chap 10

4 2 0
                                    

Enjoy your time

.

.

.

.

.

Tidak ada pilihan lain selain berlari. Mereka terlalu panik hanya untuk sekadar mengeluarkan kekuatan untuk melawan. Segerombolan laba-laba kecil masih mengejar mereka dengan langkah mereka yang sangat cepat. Meskipun kecil, laba-laba tetaplah laba-laba. Mereka mengerikan.

"James, percepat langkahmu?!" seru Max saat melihat ada seekor laba-laba yang melompat ke arah James, beruntung jaraknya tidak memungkinkan laba-laba itu untuk hinggap di punggung James.

Ingat laba-laba raksasa yang mengurung James sebelumnya? Ternyata makhluk raksasa itu mengenali Ethan sebagai King. Sepertinya laba-laba yang menyerang James itu ciptaan pertama Lilith. Terbukti dia mengenali Ethan dengan baik, bahkan membiarkan mereka pergi. Dan laba-laba yang terbunuh adalah kloningan dari laba-laba pertama. Mungkin itu yang membuat laba-laba itu lebih agresif dari percobaan sebelumnya.

Dan laba-laba kecil yang mengejar mereka merupakan kloningan yang berasal dari pergantian kulit laba-laba yang lebih besar. Kulit yang terlepas akan membentuk makhluk hidup baru yang sama dengan induknya. Entahlah, Ethan juga bingung dengan eksperimen aneh yang dilakukan Lilith. Semua ciptaannya sangat tidak masuk di akal.

"Astaga, mereka semakin banyak," keluh Ethan melihat ke sekelilingnya. "Sepertinya seluruh tempat ini tertutupi Casper Spider. Kurasa mereka lebih banyak dari yang kita perkirakan," kata Max tidak yakin, namun itu masih masuk akal mengingat laba-laba itu bisa menyembunyikan dirinya dengan baik.

Mereka berhenti begitu jalan mereka diblokir oleh para laba-laba. "Sial. Masalah yang besar sudah beres, tinggal yang kecil-kecil tapi banyak ini," keluh Max kesal. Mereka benar-benar terjebak di antara puluhan ribu laba-laba. James ingin menangis rasanya. Laba-laba itu menggelikan. Membayangkan laba-laba merambat di tubuhnya saja sudah membuatnya merinding.

"Aku sudah muak." Pedang Max memang sangat berguna di berbagai macam situasi. Dia menebasnya ke arah laba-laba yang ada di sekitarnya. Seketika hewan berkaki delapan itu beterbangan, membuat sebuah jalan yang lumayan lebar untuk mereka lewati.

Kali ini Max yang memimpin karena dia yang bertugas membuka jalan. Ethan dan James masih sibuk menghalau hewan itu yang ingin melompat ke arah mereka. Laba-laba juga mulai mengejar di belakang. "Bisakah kau lebih cepat?!" seru Ethan yang sudah mulai kewalahan. Makhluk kecil itu tidak henti-hentinya menerjang tubuhnya. "Sabar!" sahut Max yang mulai kelelahan juga.

Pergerakan Max sudah semakin melemah, sungguh. "AH, DI DEPAN SANA!" seru James semangat begitu dia melihat sebuah pilar batu yang tinggi menjulang. Pilar itu dilindungi oleh kubah transparan dengan gelombang lembut kekuningan yang terus bergerak.

Ketiga pemuda itu semakin mempercepat langkah mereka saat melihat tujuan mereka sudah di depan mata. Bahkan Max bergerak semakin brutal agar laba-laba di depannya segera pergi. Sedikit lagi mereka akan sampai.

"AH?!" Ternyata memang tidak semuda itu. Saat tujuan akan tercapai, ada saja masalah yang muncul. Kali ini kaki mereka terjebak dijaring lengket yang mengelilingi kubah pelindung. Mereka harus segera bebas sebelum laba-laba kecil berhasil menyusul mereka. "Tutup mata kalian!" Ethan dan Max tidak punya pilihan lain selain menuruti James.

Tak lama, sebuah pukulan basah menghantam mereka dengan keras. Max saja sampai berjongkok setelah menerima hantaman itu. "James! Apa kau gila?!" maki Max begitu mendapati dirinya basah kuyup dan kepalanya seperti habis dihantam batu bata. Sial, telinga kirinya terisi air.

I Was KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang