Chapter 10

5.3K 429 108
                                    

V O T E

Jangan lupa ya sebelum mulai baca di vote dulu ☺️

Ayo, dong jangan jadi silent reader.

Vote kalian tuh beneran berharga buat aku, komenan kalian juga pasti aku balas kok :)

HEPI REDING

🐯🐯🐯

Haruto baru saja kembali dari kantin rumah sakit dan membawa kotak sarapannya dengan Jeongwoo.

Haruto berjalan dengan terburu-buru karena tak ingin meninggalkan Shanaya lebih lama.

Sebenarnya Haruto tak ingin pergi ke kantin tadi, tapi karena ia kalah saat melakukan suit dengan Jeongwoo, jadilah dirinya yang harus pergi.

Maklum saja, Jeongwoo itu sedikit ceroboh. Di otaknya hanya ada game saja. Bisa-bisa Shanaya bangun dan Jeongwoo tak menyadarinya.

Haruto sangat tak ingin itu terjadi. Meskipun belum tentu terjadi.

Saat berbelok ke lorong dimana ruangan Shanaya berada, Haruto melihat Jihoon yang baru saja keluar dari ruangan Shanaya.

"Loh, bang Ji?" Gumamnya.

Haruto semakin mempercepat langkahnya menuju ruangan Shanaya setelah melihat Jihoon baru saja keluar dari sana.

Haruto takut telah terjadi apa-apa pada Shanaya.

Namun, saat akan masuk ke ruangan Shanaya, Haruto melihat Junkyu yang sedang memeluk Shanaya, begitupun dengan Shanaya yang menangis di dalam dekapan Junkyu.

Haruto mengurungkan niatnya untuk masuk, dan hanya mengintip dari luar pintu. Haruto dapat mendengar raungan tangis Shanaya yang sungguh pilu.

Entah sudah berapa banyak beban yang di pendam Shanaya hingga menjadi rapuh seperti itu.

Dirinya kembali menangis mengingat perlakuannya terhadap Shanaya. Ia sudah menyalahkan Shanaya kemarin, bahkan membentaknya. Ia sudah membenci Shanaya dengan alasan yang sebenarnya adalah kesalahannya, bukan Shanaya.

"Aku- gak minta apa-apa, kak. Aku cuma- mau kalian selalu percaya sama aku. Aku capek, kak. Aku pengen pergi aja- dari rumah, tapi aku masih- sayang sama kalian. Aku takut- hidup sendirian." Ucap Shanaya terbata karena sesenggukan.

"Maaf, maafin kakak. Nangis aja sepuas kamu." Junkyu masih terus mengelus rambut Shanaya dengan lembut, menyalurkan rasa penyesalannya disana.

Haruto yang sudah tak tahan mendengar tangisan Shanaya memutuskan untuk pergi dari sana.

Haruto menuju taman yang ada di rumah sakit. Dirinya duduk termenung dengan tangan yang terkepal kuat. Kepalanya begitu berisik mencaci maki dirinya sendiri.

"Woi! Ngapain Lo disini?!" Lamunan Haruto buyar begitu mendengar teriakan kembarannya itu.

"Lo yang ngapain disini, b*ngsat?! Shanaya Lo tinggalin sendiri." Balas Haruto dengan sarkas.

"Ada urusan. Gue mau kesana sekarang, ayo!" Ajak Jeongwoo.

Melihat Haruto yang tidak bergerak sedikitpun, Jeongwoo mendudukkan dirinya di samping Haruto,

Sunshine In My Heart | Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang