Chapter 26

5.6K 444 396
                                    

Jadi begini...

V
O
T
E

Ya, gitu deh jadinya..

Semoga gak tambah kecewa dengan chapter ini ya😬

Sekian terima Yoshi 🐯

✨ Selamat membaca ✨


Tepuk tangan meriah kembali terdengar begitu Shanaya menyelesaikan penampilannya bersama Anaya. Mereka pun memberi hormat kepada para tamu lalu turun dari panggung.

Setelah turun, dan semua orang kembali ke kegiatan mereka masing-masing, Shanaya berlari ke luar dan menuju toilet. Ia langsung muntah disana bersamaan rasa sakit dan nyeri di perut bagian kanan atasnya. Keringat dingin sebesar biji jagung terus mengucur di dahi Shanaya. Selesai muntah, nafasnya pun tersengal-sengal dengan detak jantung yang berpacu cepat. Bahkan detakan itu dapat terdengar di telinga Shanaya.

Jujur saja Shanaya sudah tak kuat seperti ini terus. Hampir setiap hari ia merasakan hal ini.

Ya, setiap hari. Jika kalian pikir Shanaya tetap sehat dan bugar saja setelah meminum Paracetamol sebanyak 5 sekaligus, maka kalian salah.

Dirinya memang selamat, tapi kondisi tubuhnya benar-benar berubah. Shanaya sering kali mual hingga muntah, kulit dan matanya mulai menguning akhir-akhir ini. Terkadang kaki tangannya membengkak. Dan jika nyeri pada perut bagian kanan atasnya terasa, Shanaya sampai meringkuk menahan rasa sakitnya. Shanaya tau ada yang salah dengan tubuhnya. Tetapi Shanaya terlalu takut untuk periksa ataupun memberitahukan keluarganya. Jadi selama sebulan ini ia menahannya seorang diri tanpa ada yang menyadari keadaannya itu.

Salah satu alasan Shanaya masih menghindari keluarganya juga karena ini, ia tak mau ada yang menyadari dengan perubahan fisiknya. Walaupun sebenarnya Shanaya takut, tapi ia tak mau menyusahkan keluarganya lagi. Apapun yang terjadi pada dirinya, Shanaya sudah pasrah.

Setelah rasa sakit perutnya sudah sedikit membaik, Shanaya kembali merapikan riasan wajah dan rambutnya, ia bercermin lalu tersenyum,

"Gue harus kuat, sebentar lagi acara ini selesai, kok. Gue harus tetap tersenyum." Monolognya.

Shanaya keluar dari toilet dan kembali memasuki ruangan pesta. Begitu masuk semua keluarganya sudah berkumpul di pelaminan sambil celingukan kesana-kemari.

Shanaya tak sengaja bersitatap dengan Doyoung, dan wajah Doyoung langsung sumringah begitu melihat Shanaya.

"Itu Aya!" Semua keluarganya langsung menatap ke arah Doyoung menunjuk.

"Aya, sini, nak. Kita foto keluarga." Seru mamanya.

Karena melihat tamu yang masih cukup ramai, Shanaya akhirnya memilih bergabung dan berfoto bersama.

Shanaya berdiri di samping Hazel, dan Hazel pun langsung merangkul Shanaya yang sudah menjadi adik iparnya itu. Shanaya sedikit terkejut dengan rangkulan itu. Tapi ia ingat cerita Jeongwoo, bahwa Hazel pernah merawatnya disaat ia sakit. Karena itu Shanaya tak menolak rangkulan itu.

"Senyum yang ikhlas dong, bang." Celetuk Jeongwoo pada Jihoon.

Jihoon melirik Jeongwoo dengan sinis dan langsung tersenyum meskipun masih tampak terpaksa.

"Aya, senyum manisnya mana?" Kali ini Haruto yang berujar dan membuat semua orang menatap Shanaya, termasuk Hazel.

Shanaya yang merasa tak enak pada Hazel, mematri senyum lebarnya dan menatap ke kamera. Semua orang pun tersenyum senang melihat itu dan ikut menatap ke kamera.

Sunshine In My Heart | Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang