Jangan lupa VOTE nya ya sebelum mulai baca ☺️
Tinggal klik yang tanda bintang aja kok bestie
Sekian terima Jaehyuk 🦁
✨ Selamat membaca ✨
Terhitung tiga hari sudah Shanaya masuk sekolah, dan selama tiga hari itu Yena tak henti-hentinya mengganggu Shanaya setiap kali ia sedang sendirian, ataupun saat pulang sekolah.
Seperti sekarang ini, bel pulang sekolah baru saja berbunyi 10 menit yang lalu tetapi Shanaya belum bisa pulang karena lagi-lagi di cegat oleh Yena dan ketiga temannya itu.
Mereka membawa Shanaya ke toilet lalu mengunci pintu itu dari dalam.
"Apa lagi sih? Gue mau pulang." Ujar Shanaya.
"Gue gak akan berhenti kalau lo belum jauhin Jake dan Mashiho!"
"Ck, ambil aja sana, tapi kalau mereka mau sama lo." Shanaya terkekeh kecil yang membuat Yena geram.
Yena menarik rambut Shanaya lalu menamparnya dengan kencang, bahkan suara tamparannya dapat terdengar dengan jelas.
Entah sudah berapa kali pipi Shanaya ditampar terus-terusan. Baik dari keluarganya ataupun Yena.
"Gak usah sok cantik deh lo, di bayar berapa lo sama mereka tiap malem?! Sampe segitu nempel nya, jijik banget gue ada j*lang di sekolah ini."
"Gue bukan cewe murahan ya, lo kali yang kaya gitu." Sergah Shanaya.
Yena mendorong Shanaya hingga tubuhnya ambruk ke lantai.
"Aw! Gila ya lo?!" Geram Shanaya.
"Itu semua pantes lo dapetin." Ejek Sera, temannya Yena.
"Apa lo masih belum puas setelah mukul gue di toilet taman waktu itu?!" Ujar Shanaya
"Gak ada kata puas sebelum lo pindah dari sekolah ini dan menjauh dari Mashi dan Jake." Ujar Yena sambil berjalan menuju ke sebuah ember.
Yena mengambil ember itu, yang berisikan air bekas mengepel lantai, lalu menyiramkannya pada Shanaya yang masih terduduk di lantai.
"Haah!" Setelah siraman itu berhenti, Shanaya menarik nafasnya dengan rakus karena lemas. Hal ini juga mengingatkannya pada Hyunsuk yang pernah menyiram dirinya.
Tangan Shanaya mulai bergetar setelah mengingat kejadian itu, tanpa sadar dirinya mengalami trauma akibat perbuatan Hyunsuk.
Yena dan teman-temannya tertawa puas melihat Shanaya yang sudah basah kuyup karena air kotor itu.
"Ew, itu pasti bau, hati-hati deh di jalan." Yena tertawa puas lalu pergi dari sana bersama teman-temannya.
"Sabar Shan, gue harus tahan semua ini. Sedikit lagi, sedikiiit lagi aja." Batin Shanaya.
Shanaya bangkit lalu mengatur nafasnya yang masih tak teratur, begitu juga dengan tangannya yang masih gemetaran.
Setelah mulai tenang, Shanaya mengeluarkan buku-bukunya dari tas agar tak terkena rembesan air yang masuk. Untungnya air itu tidak masuk terlalu banyak di dalam tas nya, sehingga buku Shanaya hanya basah di bagian atasnya saja.
Shanaya bercermin dan melihat dirinya disana.
Satu kata di benak Shanaya, kacau.
Penampilan nya acak-acakan, bagaimana caranya ia pulang dengan tampilan seperti ini? Dan apa yang akan ia katakan pada orang rumahnya nanti?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine In My Heart | Treasure
أدب الهواةShanaya memiliki 10 kakak laki-laki dan satu kembaran yang mempunyai suatu kekurangan. Dan karena kekurangan itulah terkadang membuat Shanaya harus selalu mengalah. Termasuk mengalah dalam hal kasih sayang keluarganya. Tanpa terasa, seiring berjala...