Chapter 9

5.1K 441 136
                                    

Ayo ayo vote !!
Aku udah double update nih!

Bilang apa dulu?

Bilang "terimakasih pacar Yoshi" hehehehe xixxixixi
Apa sih, gaje bet gue

Oke lanjut...

V
O
T
E

🐶🐶🐶

Flashback on


Dokter yang menangani Shanaya keluar dari ruang penanganan. Melihat itu Haruto beranjak dari duduknya dan menghampiri dokter.

Dokter menjelaskan tentang keadaan Shanaya yang masih memerlukan darah saat ini.

Sambil menunggu pihak PMI, dokter menyuruh Haruto untuk mencari pendonor yang bersedia karena keadaan Shanaya yang semakin melemah.

"Nyawa pasien bisa terancam jika tidak mendapatkan darah secepatnya. Kita harus mengawasi pasien selama satu malam ini." Ucap dokter di akhir yang membuat raut wajah Haruto menjadi kalut.

"GAK! GAK! GAK! GAK MUNGKIN!" Haruto memasuki ruangan Shanaya dan memperhatikannya dari jauh.

Melihat tubuh adiknya di ranjang pasien membuat kaki Haruto melemah. Ia terduduk dengan derai air mata yang semakin deras.

"GAK! SHAN, JANGAN TINGGALIN GUE!" Mohon nya.

"Ruto!! Kenapa?! Ada apa?!" Cecar Jeongwoo karena melihat Haruto terduduk di lantai.

"Kak Jae, Jeongwoo, kita harus cari pendonor secepatnya untuk Shanaya!" Seru Haruto begitu melihat kedatangan Jaehyuk dan Jeongwoo.

"Dokter bilang nyawa Shanaya bisa terancam karena kehabisan banyak darah." Sambung Haruto.

"Golongan darah kita gak ada yang bisa?" Tanya Jeongwoo.

"Golongan darah kita beda dari Shanaya." Jelas Jaehyuk.

"Bang Jihoon sama bang Junkyu!!" Seru Haruto.

"Iya! Darah mereka sama kaya Aya!" Seru Jeongwoo tak kalah senangnya.

"Gue telpon mereka dulu." Jaehyuk langsung mengeluarkan ponselnya dan mencoba menelepon saudaranya itu.

Namun, setelah beberapa menit dan beberapa kali mencoba, tak ada satupun yang menjawab telepon.

"Gak ada yang angkat!" Kesal Jaehyuk.

"Ayo, kita ke tempat tadi." Ajak Jeongwoo.

"Ayo!" Jaehyuk dan Jeongwoo kembali pergi meninggalkan Haruto bersama Shanaya.

Mereka ke tempat Anaya di tangani tadi, dan saat sampai di sana. Ternyata mereka semua sudah pulang. Bahkan rumah sakit sudah mulai sepi juga karena sudah tengah malam.

"Dimana sih mereka? Masa satupun gak ada yang pegang handphone!" Kesal Jeongwoo.

Handphone Jaehyuk berdering, dan dengan cepat ia mengangkatnya,

"Ha–"

"Bang, cepat kesini. Shanaya, bang!" Sela Haruto dari sana.

Jaehyuk langsung mematikan telepon nya secara sepihak dan berlari menuju ruangan Shanaya. Jeongwoo hanya mengikuti dari belakang karena Jaehyuk yang tak mengindahkan pertanyaannya.

"Aya kenapa?!" Tanya Jaehyuk setelah sampai.

"Kita butuh darah sekarang! Aya makin lemah!" Jelas Haruto dengan suara yang bergetar.

Sunshine In My Heart | Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang