Hai hai, walaupun cerita ini udah tamat, tapi harus tetap vote ya☺️
Belajar menghargai dari hal kecil seperti ini.Ingat, hal baik yang kita lakukan pasti kembali pada kita lagi mau dalam bentuk apapun itu☺️
Eaaaakkk...✨ Selamat membaca ✨
Seorang gadis berlarian kecil dan memasuki sebuah kamar. Ia terus berlari lalu melompat ke atas ranjang yang juga terdapat seorang gadis yang sedang tertidur nyenyak disana.
"Aya.. bangun..." Ujar gadis itu yang masih melompat-lompat di ranjang.
"Ayo main!" Ujarnya lagi.
Gadis yang sedang tertidur pun merasa terusik dan membuka matanya dengan paksa.
"Ana.. jangan lompat-lompat, nanti ja-"
BRAK!
"...tuh."
"Huaaaa! Aya, sakit." Tangis gadis itu, yang tak lain adalah Anaya.
Dengan cepat Shanaya beranjak dari tidurnya dan menghampiri Anaya yang terjatuh dan menangis.
"Shht, udah ya. Jangan nangis lagi. Ini gak sakit, kok." Bujuk Shanaya.
Anaya adalah kembaran dari Shanaya yang memiliki keterbelakangan mental sedari ia kecil. Karena itulah sikap Anaya masih seperti anak kecil meskipun umurnya sudah menginjak remaja.
"Sakit, Aya." Rengeknya.
"Nanti Aya obatin, ya. Tapi diem dulu. Nanti kakak yang lain denger." Bujuk Shanaya lagi.
Anaya menghapus air matanya dan mulai tenang dari tangisnya.
Tok tok
"Kak jaee!!" Anaya berteriak dengan riang dan berlari ke arah Jaehyuk yang berada di depan pintu kamar Shanaya yang masih terbuka.
"Hei, kenapa duduk di bawah tadi?" Tanya Jaehyuk.
"Dia jatuh." Jelas Shanaya.
Jaehyuk langsung menangkup pipi Anaya, "kamu ada yang luka? Ada yang sakit?" Tanyanya kepada Anaya.
Anaya hanya mengerucutkan bibirnya lucu dan menggeleng kecil.
"Anaya udah sembuh, kak jae." Ucapnya.
"Ya udah, sekarang masuk kamar kamu dan mandi, Oke?" Suruh Jae yang langsung di turuti oleh Anaya.
Setelah Anaya masuk ke kamarnya, Jaehyuk menoleh ke arah Shanaya yang sudah berdiri tegak namun dengan mata yang masih terasa berat untuk terbuka sepenuhnya.
"Dek, cepat siap-siap ke sekolah." Ujar Jaehyuk.
"Iya." Jawabnya lalu Shanaya berjalan dengan gontai ke arah kamar mandi. Sedangkan Jaehyuk hanya menggeleng kecil melihat tingkah Shanaya.
Selesai mandi dan bersiap, Shanaya langsung turun dan menuju ke meja makan. Ternyata disana sudah ada semua keluarganya.
"Pagi, sayang." Sapa nyonya Choi yang adalah ibu dari Shanaya.
"Hm." Shanaya hanya bergumam dan tersenyum kecil lalu duduk di sebelah Jeongwoo dan Jihoon.
Mereka semua pun memulai sarapan bersama dengan tenang. Yang terdengar hanyalah suara dentingan sendok dan piring yang saling beradu.
"Papa besok akan berangkat ke Jepang untuk urusan kantor." Ujar papa mereka setelah ia menyelesaikan makannya.
"Ana mau ikut?" Celetuk Anaya.
"Gak boleh ya, sayang. Kamu disini aja sama yang lain. Mama sama Papa gak akan lama, kok." Jelas nyonya Choi.
"Berapa lama?" Tanya Doyoung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine In My Heart | Treasure
Fiksi PenggemarShanaya memiliki 10 kakak laki-laki dan satu kembaran yang mempunyai suatu kekurangan. Dan karena kekurangan itulah terkadang membuat Shanaya harus selalu mengalah. Termasuk mengalah dalam hal kasih sayang keluarganya. Tanpa terasa, seiring berjala...