14. Usaha

50 4 0
                                    

Happy Reading
Jangan lupa vote dan follow yaa

🌙🌙🌙🌙🌙

Didalam mobil Lano menyetir secepat yang dia bisa menuju rumah sakit terdekat, mencari rumah sakit di daerah ini sungguh sulit karena letaknya yang berada di daerah hutan.

Sedangkan Dimas berusaha menghentikan darah yang terus mengalir dari bagian tubuh Lana dengan kain baju yang sudah disobek menjadi beberapa bagian, Juga berusaha membuat Lana tetep sadar.

"Dek tahan ya. Sebentar lagi kita nyampe" Ucap Dimas sambil melihat wajah Lana yang sudah memucat dan akan menutup matanya.

"Sakit bang" Jawab Lana lirih
"Iya sakit ya. Tahan ya adek, adek kan kuat Lano lagi usahain semuanya buat Lana ya" Ucap

"Sialann kenapa gak ada rumah sakit sihh" Ucap Lano dikursi pengemudi
"No?"
"Bentar bang. Pegangan, gue mau ngebut lagi" Ucap Lano kemudian menambah kecepatan mobilnya.

"Lana Lana bangun dekk!!! LANAA" Teriak Dimas
"Naaa sorri. Gue gak becus jagain lo" Ucap Lano dalam hati dengan air mata yang sudah ikut turun selagi matanya berulang kali melihat kursi penumpang dan jalanan.

🌙🌙🌙🌙🌙


"Ohh ternyata orang yang sama Kak heh" Ucap Jay sambil berjalan menuju Shani yang sudah duduk ditempat yang tadi dia gunakan untuk mengikat Lana.

"LEPASIN GUE"
"Apa gak denger gue?" Tanya Jay
"LO TULI YA. LEPASIN GUE BRENGSEK"

"Berisik" Ucap Bara kemudian menutup mulut Shani dengan kain.

"EMMMMMMEMMM"

"Lo yang tuli. Bukannya gue udah bilang kalo lo muncul lagi dihadapan gue lo bakal ilang. Lo lupa hah?" Kini giliran Tyo yang maju dan memegang dagu Shani

"Gue ngasih kesempatan hidup bukan karena kasihan tapi karena permohonan Lana sebelum dia berakhir koma selama itu"

"Kalo Lana gak mohon, lo udah ilang dari dulu, tapi liat sekarang lo ngelakuin hal yang sama lagi itu tandanya kesempatan lo udah abis"

"Gak ada lagi hidup bagi lo, siapapun yang menggangu Anderiyan Family bakal ilang" Tekan Tyo kemudian menghempaskan dagu Shani.

"Lo gak ada kata terimakasih sama Lana malah ngulang perbuatan yang sama cihh... Apa karena Lana terlalu baik ditambah hilang ingatan lo balik lagi?" Ucap Jay

"Lo salah, salah besar. Karena sejak kejadian waktu itu ngebuat kita semua gak lengah sama perempuan licik kayak lo. Lo hanya perempuan yang dijadikan boneka sama keluarga lo" 

"Yang dituntut harus sempurna kayak Lana. Benerkan gue?"

Ucapan Jay membuat Shani semakin erat menggigit kain membuat urat dikepalanya ikut menonjol karena emosi yang meluap.

"Ohh kak jangan lupa kalo ternyata ibunya seorang penipu handal. Ibunya bahkan menipu petinggi luar negeri hanya untuk menjadi selingkuhannya" Tambah Mahen yang membuat Shani menoleh menghadapnya dengan tatapan terkejut.

"Lo belum tau kalo ibu lo penipu?" Tanya Mahen dengan nada mengejek

"Mana tau. Dia cuman tau uang ngalir lancar dan tetep jadi boneka buat keluarganya" Jawab Jay

"Gimana mau denger tentang keluarga lo yang belum lo tau gak? Keluarga lo ternyata problematik banget" Tanya Jay

"Banyak yang lebih mengejutkan. Jadi kita gak perlu pake cara kotor buat bikin lo ngilang. Dengan lo denger berita tentang keluarga lo cukup buat bikin serangan jantung" Ucap Tyo

"Kenapa mama sama papa berteman dengan orang yang gatau terimakasih sama sekali" Ucap Mahen sambil melihat dari atas sampe bawah Shani dengan tatapan jijik. Tatapan Mahen beralih menuju tangan Bara yang terluka, bahkan darah yang keluar sudah hampir mengering.

HAILANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang