19. Sedikit Tentang Shani

49 4 1
                                    

Jangan lupa vote dan follow yaaa
Happy Reading

🌙🌙🌙🌙🌙


“Udah berapa kali sih aku harus dengerin kamu nolak lagi Shan, selalu ada aja alasanya. Yang diet lah, gak mood lah hhhh.. aku lama-lama bingung ya sama kamu, apa susahnya sih cuma nerima coklat aja,” Rengut sahabatnya ini.

“Lan lo tau kan kalau gue gak suka sama mereka, wajar dong kalau gue tolak." Jawab Shani tanpa merasa berdosa.

“Tapi kan seenggaknya kamu hargain dikit lah pemberian mereka dimakan gitu sedikit meskipun gak semua. Kasian kan mereka udah susah-susah beli tapi gak pernah sekalipun kamu hargain." Ucap Lana lagi,

“Susah... Hhh apa susah nya Lan cuma beli, kalau mereka yang buat itu baru namanya susah. Udah ah pulang yuk capek gue berdebat sama lo setiap hari cuman gara-gara coklat.”

Setelah mengucapkan kalimat tersebut Shani langsung melenggang pergi ke gerbang keluar, sebelum mendengarkan sahabatnya itu mengomel lagi. Hari ini sedang diantar oleh supir Lana karena supir pribadi Shani sedang ada acara.

“Haiii!! ayo malah bengong disitu, nunggu sekolah sepi baru kita pulang!!"
“Ehh-ehh .. iya iya. Manggil aku yang lengkap dong jangan depan doang." Gerutu Lana sambil mulai berjalan menuju gerbang keluar sedangkan Shani hanya tersenyum tipis melihat sahabatnya ini protes ia panggil seperti itu. 

🌙🌙🌙🌙🌙


Tak sampai 20 menit mereka berdua sudah tiba dirumah Shani,

“Hhhh... Akhirnya sampek juga, lo ati-ati ya pulangya oh ya makasih buat tumpanganya hari ini." Ucap Shani sambil melepas seatbelt dan beranjak turun.

“Iya aku ati-ati lagian rumah kita jaraknya cuma 1 kompleks, sama-sama kalo gitu aku pulang dulu salam buat tante Rita, Byee.” Pamitnya,

“Ah iya gue lupa, ya entar gue salamin kalau gak lupa, Byee."

Sambil melambaikan tangan kepada Lana sampai sudah tidak terlihat mobil milik Lana, Shani beranjak memasuki hunian yang biasa orang sebut rumah tapi sepertinya bukan untuk dirinya. Shani mendorong pintu dan langsung bertemu dengan asisten rumah tangga dirumahnya yang sekarang sedang menyapu.

"Ehhh non udah pulang," sambutnya
“Iya nih bi. Mama mana? Kok gak keliatan,” seraya mengedarkan pandangan nya kesekeliling.

“Ohh nyonya tadi sih bilang mau ada arisan sama temennya.” bi Siti segera membawa sepatu milik Shani ke rak khusus sepatu dan menggatinya dengan sandal rumah yang nyaman.

ini yang gak gue suka..semua sibuk sendiri, bahkan gue pulang sore masih aja bi siti yang nyambut, bukan mama papa atau kakak, mungkin ini nasib anak orang sibuk hehhh..’

“Non mau makan? Mau dimasakin bibi apa?”
“Enggak bi. Lagian gak laper, Shani mau ke kamar dulu, capek."

Ia segera berjalan menaiki tangga yang akan mengantarnya menuju lantai dua dimana kamarnya berada meinggalkan bi Siti yang hanya tersenyum dan menggangguk.

🌙🌙🌙🌙🌙

"Kamu patuh sehari gak bisa? Selalu buat saya marah." Teriak papa kepada Shani yang terduduk di sofa ruang tengah, tidak hanya berdua tapi ada mama dan juga kakaknya disana.

"Pah, Shani cumann--" Jawabnya terputus oleh ucapan sang papa.

"Cuman kelayapan maksud kamu hah! Kamu tau gak saya lagi cari muka dihadapan investor. Saya selalu membanggakan keluarga bahkan anak-anak saya berprestasi di sekolahnya, tapi apa kamu disuruh patuh saja susah sekali."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HAILANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang