[ Follow dulu sebelum baca ]
Bertemu tidak sengaja?
Itulah yang terjadi dengan dua sejoli ini sampai akhirnya tumbuh benih cinta yang sulit dihilangkan:)
"Hidup ini singkat, maka habiskan waktumu dengan orang yang membuatmu tertawa dan merasa dici...
"Gimana anak-anak? kalian sudah mengerti kan?" tanya seorang guru. Nama guru itu adalah Haikal Handianysah. Ia adalah guru matematika khusus, untuk kelas 12. Rata-rata, anak-anak SMA GALAKSI membenci pelajaran nya dan juga dirinya. Entah karena membosankan atau apa.
"Iya pakk." jawab anak-anak serempak. Mereka semua terpaksa berbohong karena mereka tidak mau diulangi, biasanya jika ada anak yang tidak mengerti atau belum maksud Haikal akan mengulang penjelasan dari awal.
Azen yang duduk di kursi paling belakang hanya melamun seraya menyangga dagunya dengan tangan kanannya. Entah apa yang sedang ia pikirkan sekarang.
"Okey, pelajaran kita sampai sini, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." ucap pak Haikal lalu keluar dari kelas.
"Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab anak-anak serempak. Setelah pak haikal keluar, semua anak-anak kelas 12.𝘼 langsung berlari ke kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong. Termasuk Azen.
Azen mencari Lian disetiap sudut kantin dengan matanya. Iya, Lian dan Azen memang satu sekolah namun mereka berbeda kelas. Azen yang menempati kelas 12.𝘼 ,dan Lian yang menempati kelas 12.𝙁.
Setelah melihat setiap sudut kantin, mata Azen tertuju pada seorang perempuan dengan rambut kuncir satu, serta satu jepit rambut dirambutnya. Menambahkan kesan cantik dimata Azen. Perempuan itu tengah duduk dikursi kantin bersama teman-teman nya. Tak lupa, semangkuk bakso kesukaan nya di hadapan nya.
Itu adalah Luna Gabriella, pacarnya. Tanpa pikir panjang, Azen melangkah kan kakinya lebar menuju ke arah Luna. Setelah sampai ia duduk disamping Luna yang kebetulan kosong. Luna yang tadinya tertawa pun berhenti. Ia menatap tidak suka kearah Azen lalu berdiri untuk pergi dari tempat itu. Azen yang menyadarinya ikut berdiri lalu memegang tangan Luna untuk tidak pergi.
Teman-teman Luna hanya melihat cengo kearah mereka. Bagaimana tidak? Luna yang biasanya bucin dengan Azen, sekarang sudah seperti orang yang tidak saling mengenal.
"Apalagi sihh!" bentak Luna lalu menghempaskan tangan Azen kasar.
"Na, tolong jangan kaya gini, aku gak bisa jauh-jauh terus sama kamu, aku kangen kita yang dulu na, tolongg.. " pinta Azen memelas.