10. Offer Help

20 2 0
                                    


Mulai lagi, Ben mau heran tapi mereka 3 sahabat dirinya, yang tingkah nya sangat lah random. Baru membuka mata, sudah di suguhkan muka bego mereka, sekaligus dengan pakaian olahraga. Heaven melempar baju olahraga milik Ben sampai mengenai muka molor nya.

"Waketos macem apa jam segini baru bangun tidur" William nyindir Ben dengan muka menyebalkan seperti biasa. Ben mendengar kata William, ia bodo amat dan kembali menutup mata.


"Bangun! sebelum Joanne ngamuk diluar, cuci muka cepat" Heaven keluar terlebih dahulu sambil membawa tongkat baseball yang ia bawa kemarin.


"Emang mau kemana pada bangun pagi hah" Ben mengucek mata dan meregangkan tangan. Menggaruk lehernya yang tidak gatal. Ya mirip-mirip sama orang bangun tidur pada umumnya.


"Kau lupa, hari ini kan akan naik gunung dan membuat laporan, paboya" Notch menyentil dahi Ben. William menggeleng, ikut keluar menyusul Heaven. Susul Notch juga setelah menggeret Ben masuk ke dalam kamar mandi.








.









Ben menguap sampai mengeluarkan air mata. Joanne menyikut Ben saat melihatnya akan menutup mata lagi. "Tidur tuh yang awal, jangan begadang jadi nggak ngantuk"


"Gimana nggak ngantuk anj— kita aja kumpul jam 3 pagi bangs*t. Gue mah tidur awal" Ben menanggapi.


"Itu yang dibelakang habis ngumpat, kesini" Seluruh kelas menahan tawa, melihat Ben akan mengumpat lagi. Ben mau tidak mau maju ke depan barisan.


Tentor di depan menatap Ben dari atas sampai bawah. Kemudian mulai membanting tubuh Ben ke tanah. Ben baru bangkit, tentor menyleding nya sampai jatuh lagi.


"Teknik ini... Ternyata bukan tentor biasa"


Sebelum Ben kena tinjuan, Ben rolling ke belakang dan berlari ke arah sang tentor. Tentor bersiap menendang arah muka. Ben yang menyadari menggunakan tangkisan tangan, kemudian meninju bagian perut. Tentor menghindari serangan Ben. Ben gercep menyleding tentor hingga terjatuh dan mengunci pergerakan Tentor. Tentor menendang menggunakan kaki agar terbebas dari kunci Ben. Tapi Ben teguh tidak bergerak. Sampai Tentor menyerah. Seluruh kelas yang menonton tepuk tangan melihat kegigihan Ben melawan Tentor. "Kamu angkatan tahun berapa?"


Ben ngelag, ngapain dah nanyain angkatan, jangankan angkatan, Ben saja tidak tau dulu belajar Taekwondo dimana. Batin Ben udah protes, disuruh bangun pagi, dapet hukuman, terus harus nunjukin jurus taekwondo padahal nyawa belum terkumpul 100%. Kalo kata Jevan "woah Jancok!"


"Kalo nggak salah kak, angkatan 14-17?" Ben sikap siap menjawab pertanyaan Tentor. Diam beberapa saat. Siswa-siswi mulai ketar ketir dalam hati. Padahal Ben yang ditanyai tapi semua siswa pada ikut khawatir.

THE EKS(X)PERIMEN(T) | txt feat. 01LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang