8. D-Day!!

19 3 0
                                    

Hari yang ditunggu tunggu tiba. Study tour yang akan dilaksanakan Highgate School & Academy oleh seluruh kelas. Ada yang menyambut hari ini dengan sorak gembira, senyuman dan persiapan matang. Ada juga yang biasa biasa saja ataupun tidak suka akan datangnya hari ini.


Ben salah satunya. Ia sangat berharap hari ini tidak pernah datang. Andaikan insiden mereka di gudang tidak pernah terjadi. Ben akan bersenang senang di hari ini.


Ben berjalan masuk ke kelas dengan santai sambil melihat ponsel. Di otak nya terputar kejadian 3 hari lalu, dimana ia bertengkar dengan ketiga sahabatnya dan sampai sekarang mereka belum bicara sama sekali. Ben sengaja melakukan itu. Ben tidak ingin membuat teman temannya terlibat dalam masalah sebesar ini apa lagi nyawa taruhannya. Cukup dia yang menderita, temannya jangan. Selain itu ada yang lebih dia khawatirkan.


"BENNNNN!" Seseorang memanggil namanya dan langsung merangkul Ben dari belakang seperti teman akrab. Ben memasang muka "-_-" dan menatap orang itu.


"Ojo kaya kue raimu mas, dadi elek"

(Jangan seperti itu mukanya mas, jadi jelek)


"pingin tak keplak raimu su, kaya ndelek ayam"

(Pengin gue tabok muka lu njing, seperti tai ayam)


"Dadi wong lanang ojo ngumpat kaya ngono, ra sopan maring sing lewih tuwa"

(Jadi seorang laki-laki jangan berkata kasar kaya gitu, nggak sopan sama yang lebih tua)


"Emang Umur Kowe Pira hah?"

(Memang umur lo berapa hah?)


"Telulikur Juli Rongewu siji hah! Ngapa?! aku lewih tua sekang ko"

(Dua puluh tiga Juli Dua ribu satu hah! Kenapa?!gue lebih tua daripada lo)


"Pancen bocah IPS pada Bodo kabeh, ditakoni umur njawabe tanggal lair. SING JELAS AKU LEWIH TUWA LAH ASU. AKU TELULAS MARET RONGEWU SIJI! GOBLOK" Ben menggeplak kepala Jevan. Pagi pagi ketemu dia selalu bikin darah tinggi memang.

(Ternyata Bener anak IPS semuanya bodoh, ditanya umur dijawab tanggal lahir. YANG JELAS GUE LEBIH TUA LAH ANJING. GUE TIGA BELAS MARET DUA RIBU SATU GOBLOK)


Jevan mengelus kepala bagian belakang yang terkena tepukan cinta dari Ben. "Hehe ya maaf, gue pengin nyapa lu aja. Lagian nanti kita kan duduk bareng" Ben dalam lubuk hati paling dalam sangat ingin menendang Jevan ke luar jendela. Bagus juga Jevan terjun dari lantai 5. Tapi karena rasa kemanusiaan Ben masih tinggi, ia mengurungkan niatnya.


"Najis Mugholadoh, mending duduk sama anjing gue" Jevan tertawa garing.


Ben masuk ke kelas dengan Jevan yang masih membuntuti dirinya. Ben memindai seluruh kelas, semuanya hadir, kecuali 3 temannya, bangkunya masih kosong tidak ada siapa siapa. Kemana mereka pergi?


"Lu pasti heran kan 3 temen sejoli lu nggak ada disini" Jevan menatap Ben balik. Ben yang tidak peduli pun duduk di bangku nya memasang wireless di telinga dan menidurkan kepala di atas meja. Jevan cukup terkejut saat Ben sama sekali tidak menghiraukan perkataannya. Biasanya Ben langsung gercep kalau mendengar kabar temennya itu.

THE EKS(X)PERIMEN(T) | txt feat. 01LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang