9. Difficult Choice

17 3 0
                                    



Ben tidak tau, rasanya dirinya mau protes atau bagaimana. Karena sekarang dia duduk di sebelah Joanne. Dan mendapatkan siraman Rohani plus Mental. Joanne ceramah panjang lebar, sampai ngegas dan semua hewan kebun binatang pun disebut. Notch dan William menggunakan earphone masing masing agar tidak terganggu dengan suara ceramah di depan dan tidur. Heaven dan Hunter tidur pulas tanpa earphone. Dan Jevan ingin pindah ke belakang tapi sudah pas, plus Mr. Chris menyuruhnya duduk di samping nya karena Hunter ikut jadi tidak ada tempat untuknya. 


"Kenapa gw anying, sing melu dadakan sapa, sing kon njagong kene sapa, woeh pancen jancok" (Yang ikut mendadak siapa, yang suruh duduk disini siapa? Wah memang jancok)


"Sudah sudah Joanne, itu bukan perbuatan Benjamin" Mr. Chris juga capek mendengarkan ocehan Joanne sepanjang jalan. 


"Tetap saja pak dia melakukan Pelanggaran" Joanne meminum air putih, haus ngoceh terus. 

"You can't blame someone else for what he didn't do" Mr. Chris menambahkan.

"but he was involved, and it was as if nothing had happened. There are casualties, sir. This is not a matter of who is at fault but about his responsibilities as the vice chairman of the student council" Mr. Chris tau, dari awal pun ia kaget kenapa Benjamin bisa bertindak seperti itu. Sama saja dia mempertaruhkan namanya sendiri dan nama almamater sekolah. Lebih bahayanya lagi, kalo orang yang meledakan Bus itu mengincar dirinya atau orang lain di sekolah jadi ikut terlibat. Jadi berbelit masalahnya.



Itulah mengapa Mr. Chris tidak memanggil polisi walau semua murid protes. Chris tidak ingin ada orang luar tau ataupun berita ini menyebar, akan menyebabkan nama baik highgate school & academy tercoreng.



"Jadi apa yang akan kau lakukan waketos? Untuk mengurus masalah ini? Dari kerugian bus, pembayaran tukang bersih² dan biaya pemakaman+memberikan informasi kepada keluarga terkait kejadian ini?" Joanne melipat tangan menatap dalam Ben.



Joanne melanjutkan kata katanya "juga untuk menyewa seseorang menutup kasus ini agar tidak terdengar publik? Keselamatan para murid? Keselamatan dirimu sendiri? Bagaimana caramu menyelesaikan nya tuan wakil ketua?" Joanne bertanya sekaligus menyudutkan Ben agar cepat menjawab dan merespon. Ben hanya memasang headphone ke telinga dan menyerahkan berkas kepada Joanne.



"Jangan khawatirkan para murid, karena hanya aku target mereka" Ben tidur menghadap jendela yang tertutup korden.



Joanne kaget plus heran. Ini seperti bukan Ben. Biasanya Ben bingung menjawab dan menghindari pertanyaan beruntun miliknya. Bahkan pernah saat melihat dirinya jalan biasa saja Ben terus menghindar. Apalagi Ben biasanya tidak mau tau dan mengerjakan tugas OSIS. Tapi malah sekarang di menyerah kan berkas berisi transfer orang dan identitasnya, dan lebih terkejutnya lagi adalah identitas dari sopir bus yang baru saja meninggal tadi.



"Bagaimana bi—"


THE EKS(X)PERIMEN(T) | txt feat. 01LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang