Ada typo ditandain ya manies~
»»——⍟——««
Setelah sekian lama bergelut dengan pembelajaran yang membosankan. Kini Shaka dan seperangkat kawannya berada di kantin guna mengisi perutnya yang keroncongan.
“Siapa yang mau pesen?” tanya Askar.
“Lo, lah!” jawab yang lainnya serempak.
“Anjing, mana bisa gitu cok?!” protes Askar tidak terima.
“Bisain, udah sono! Gua laper, nih.” perintah Aslan.
“Nggak mau! Lo aja sono!” sungut Askar. Ia kan bukan babu, kenapa selalu disuruh-suruh?
“Lo aja, Jen.” lanjut Askar menatap Rajen.
“Apaan?! Engga boleh, enak aja!” bukannya Rajen yang membalas, tapi Aslan yang sewot. Entah reflek atau apa yang jelas pemuda manis tapi galak itu langsung memeluk lengan Rajen sambil menatap garang ke arah Askar.
“Anjir, boti lo galak amat, Jen.” sahut Shanta.
“Gua bukan boti!”
“Iya deh yang bukan boti.” ledek Derrel membuat yang lainnya tertawa.
“Asal lo tau. Tuh orang juga ngakunya bukan boti, eh taunya desah juga di bawah Bang Kai.” ujar Shanta sambil menunjuk Keano.
Tentunya anak itu tidak terima. Dan pastinya akan ada adu bacot part selanjutnya. Emang si Shanta iseng banget sama Keano.
“Gua diem aja dibawa-bawa!” kesal Keano. Sudah kesal sama Shaka, eh sekarang kembarannya ikut-ikutan bikin kesal juga. Ingin rasanya Keano gampar muka sok ganteng si Kembar.
Walaupun emang ganteng.
“Si Shanta emang suka cari mati.” kata Rajen sambil tertawa.
“Udah-udah, pesen makanan sana, Kar. Nih duitnya, kembaliannya ambil aja.” ucap Shaka menghentikan perdebatan mereka.
Askar yang diberi uang berwarna merah lima lembar ya kegirangan sendiri.
“Nahh gitu dong! Ekhem... Jadi kawan-kawanku tersayang, kalian mau pesan apa, biar Pangeran Askar yang memesankan.” ujar Askar berlagak seperti pangeran yang sedang menjemput tuan putri nya.
“Pangeran-pangeran.” ledek Matheo yang udah mau muntah lihat tingkah tuh cowok.
“Pangeran kok kere. Lihat duit lima ratus ribu aja kesenengan.” sahut Rajen.
Lagi-lagi teman-temannya menertawakan Askar. Emang, ya, gunanya Askar disini tuh cuma jadi badut.
Baru mau protes tapi nggak jadi.
“Bakso, es teh, samain.” potong Barat yang sudah jengah dengan perdebatan unfaedah teman-temannya.
Sebenarnya Askar agak kesal dan tidak mengerti dengan ucapan singkat Barat. Tapi daripada kena semprot sama para boti yang udah pasang tampang horror kearahnya, ya dia langsung cabut.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Enemy To Best(boy)Friend
Разное"Gak capek apa, musuhan mulu kita?" tanya seorang remaja bernama Kaishakar Jeananta Leonard pada laki-laki disebelahnya. "Enggaklah, kan musuhannya kalo diluar doang." jawab kulkas berjalan bernama Keano Nadestha Washington. --- WARNING-!! CERITA...