about the beast

570 59 1
                                    

Taehyung berbaring di tempat tidur manusia lamanya. Sedangkan Jungkook membersihkan luka besar di lengan Taehyung. Si makhluk menyeramkan itu langsung menunjukan taringnya kemudian mengaum kencang membuat Jungkook memejamkan mata.

"Itu sakit!" Ia protes, lengannya nyeri. Gigitan serigala itu tidak main-main kuatnya.
Tubuhnya memang seperti monster, tapi jiwanya masih manusia. Dan ia masih mampu merasakan sakit.

Jungkook ikut kesal, Taehyung tak harus berteriak seperti itu untuk memberitahunya, kan? "Jika kau diam, itu takkan terlalu sakit."

Taehyung mendelik mendengar apa yang dikatakan anak dari pencuri mawar ini.
"Jika kau tidak kabur, semua ini takkan terjadi."

"Jika kau tak menakuti ku, aku takkan kabur," balasnya dengan nada suara yang sedikit lebih tinggi. Hampir saja Jungkook tekan luka itu sembari membalas ucapan Taehyung, jika saja Jungkook tak punya hati.

Para pelayan istana dengan cemas menyaksikan pertarungan kata yang dilakukan Taehyung dan Jungkook.
Mereka tak ada niat melerai, hanya menatap keduanya tatapan khawatir, takut tiba-tiba Taehyung mengamuk dan meneriaki Jungkook seperti sebelum-sebelumnya.

"Mestinya kau tak berada di sayap barat!" Ia menatap Jungkook tajam.

Oke baiklah, makhluk buruk rupa ini sungguh menyebalkan ternyata. Jungkook menghela napas, balas menatap tajam pada Taehyung. "Dan kau semestinya belajar mengendalikan emosimu!"

Taehyung melengos kasar, dibuat bungkam oleh Jungkook yang kini menunduk untuk melihat luka yang telah ia bersihkan dengan air hangat. Luka itu ternyata lebih terlihat menyakitkan dari yang dia kira.

Jungkook beranjak turun dari ranjang besar itu. "Cobalah untuk beristirahat," ucapnya ketus pada Taehyung.

Napas Taehyung melambat, menjadi gemuruh rendah saat matanya perlahan-lahan terpejam dan mulai memasuki mimpi-mimpinya.

Nyonya Choi melihat Jungkook mendekat pada mereka di ujung ranjang. "Terima kasih, sayang."

"Kami sangat berterima kasih." Hoseok menimpali, wajahnya tampak merasa bersalah.

"Kenapa kalian sangat peduli padanya?" tanya Jungkook penasaran, ia tak paham, memangnya apa yang diharapkan dari makhluk besar dengan kelakuan kasar seperti Taehyung?

Nyonya Choi menatap Jungkook dengan lembut. "Kami sudah mengurusnya sejak dia kecil—selama hidupnya," jawabnya pelan.

Alis Jungkook menukik. Kemudian mengajukan kalimat berikutnya. "Tapi dia membuat kalian dikutuk. Kenapa? Kalian bahkan tak berbuat salah."

"Kau benar, sayang. Tapi saat dia kecil, dia kehilangan ibunya, dan ketika ayahnya yang kejam membuat anak kecil sebaik dirinya berubah dan tumbuh menjadi pemuda yang memiliki hati yang jahat—saat itu kami hanya diam saja, tak menolongnya untuk keluar dari lubang hitam yang dibuat ayahnya. Dan kini, anggap saja kami semua sedang menebus kesalahan kami." Nyonya Choi menjelaskan dengan lirih, matanya menatap sosok Taehyung yang tertidur dengan tenang. Ia memohon dalam hati agar jangan ada mimpi buruk yang datang pada pemuda itu.

Hoseok memberi instruksi untuk meninggalkan ruangan. "Ayo. Biarkan dia tidur."

Jungkook menoleh untuk melihat Taehyung, pemuda itu tanpa terduga ternyata punya hari-hari yang buruk di masa lalu. Jungkook rasa, itu bahkan lebih menyedihkan daripada yang Jungkook alami dalam hidupnya.
Ada rasa iba mendengar sedikit cerita dari Nyonya Choi. Membayangkan betapa jahat ayah Taehyung pada pemuda itu.
.
.
.
.
.
;

Seorang pangeran muda menunduk dengan sedih menatap ibunya, belahan jiwanya. Dia terus menatap tubuh itu, melihat tubuh pucat sang ibu tercinta yang terbaring di atas ranjang kematiannya.

beauty and the beast • tk (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang