escape

550 59 1
                                    

Makan malam yang riang gembira telah usai. Nyonya Choi mengantar Jungkook keluar dari ruang makan hingga ke tangga menuju kamar.

"Aku tak mengerti kenapa kalian begitu baik padaku. Kalian juga terjebak di sini sepertiku. Kalian tak mau kabur?" Jungkook bertanya. Menatap penasaran pada Nyonya Choi.

Kepala kecilnya menampung beberapa pertanyaan lainnya yang ia pendam dan tak menanyakannya karena takut lancang.

"Tuan Taehyung tidak seburuk rupanya." Balas menatap Jungkook. Tatapannya dalam.

Jungkook mengernyit. "Taehyung?"

"Yang membentak-bentak mu tadi." Nyonya Choi menjawab pertanyaan Jungkook dengan kekehan. "Di dalam lubuk hatinya, masih ada seorang pangeran yang menunggu untuk dibebaskan," lanjutnya sembari menatap tangga menuju sayap barat.

Jungkook mendapatkan sesuatu dari apa yang diucapkan oleh Nyonya Choi. Ini potongan teka-teki yang berharga, setidaknya ia bisa mendapatkan jawaban atas beberapa pertanyaan di kepalanya.

Jungkook ikut menoleh ke arah tangga besar itu, menatapnya penasaran.
"Hoseok pernah berbicara tentang sayap barat Istana."

Dengan tenang Nyonya Choi menjawab, "tak usah pikirkan itu. Pergilah tidur, sayang."

Jungkook mengangguk. "Selamat malam."

"Malam. Segera pergi ke tempat tidurmu."

Nyonya Choi pergi saat Jungkook menaiki tangga menuju kamarnya. Di atas, tepat di tengah-tengah tangga batas antara sayap timur dan sayap barat, Jungkook bergegas melangkah ke kanan, menaiki tangga menuju sayap barat.

Tubuh Jungkook seolah tertutup pada bayang-bayang patung di sana. Dia berjalan ke pintu kayu besar yang sedikit terbuka, lalu masuk ke dalam tanpa ada ragu di dalam dirinya.
Dia melihat furnitur berserakan, hancur menjadi puing-puing, gorden tercabik-cabik, bukti dari sikap temperamen makhluk itu.

Jungkook mengedarkan pandangan, agak terkejut ketika menemukan lukisan kerajaan. Subjek di tengah-tengah tampaknya adalah seorang remaja laki-laki tetapi lukisan itu telah dirobek tepat di bagian wajahnya hingga wajah itu tak dapat dikenali.

Hanya bagian matanya yang selamat dari robekan—berwarna biru cerah. Sangat menarik, persis seperti mata taehyung. Kemudian ia menyadari bahwa ini adalah 'pangeran' yang dimaksud Nyonya Choi.

Jungkook agak membungkuk untuk menelisik lebih dalam lukisan itu. Lukisan keluarga kerajaan berdiri di dekat Istana. Lukisan wajah raja telah hancur, tersobek-sobek, seperti cakaran yang dilakukan dengan sengaja. Sedangkan lukisan wajah sang ratu tetap utuh. Terlihat baik-baik saja dan dia sangat cantik.

Langkah kakinya membawa ia berjalan melewati tempat tidur besar bertiang empat, terlihat selimut yang sudah pudar dan menjadi abu-abu karena debu, seperti tidak ada yang pernah tidur di atas kasur itu selama bertahun-tahun.
Di bagian lantai, Jungkook melihat tempat tidur yang terbuat dari jerami, disekelilingnya terdapat sobekan kain dan selimut kusut, yang satu ini lebih terlihat seperti tempat peristirahatan karnivora nokturnal.

Jungkook berbalik dan melihat cahaya yang berasal dari toples kaca di dekat jendela terbuka yang mengarah ke balkon. Di dalam wadah cantik itu terdapat sebuah mawar.

Karena terpesona, Jungkook mendekati mawar itu. Dia mengangkat toples kaca yang menutupinya, hingga mawar itu kini dapat terlihat matanya tanpa ada penghalang. Ia ulurkan tangan untuk menyentuh mawar itu. Hingga sebuah bayangan melintas di wajah Jungkook.

"SEDANG APA KAU DI SINI?! KAU APAKAN BUNGANYA?!!"

Taehyung melompat tepat di hadapan Jungkook. Seolah mengukung tubuh Jungkook dengan amarah yang kembali membuncah, ia tatap Jungkook dengan bengis.

beauty and the beast • tk (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang