Elves And the Forest of Memories — O4
•••
Sasuke bilang aku bakal terkejut kalau aku mengetahui fakta-fakta lain, dan tentu saja aku terkejut, karena fakta ketiga; aku punya janggut, dan ternyata aku pingsan nyaris selama lima tahun.
Secara harfiah aku memang sudah mati sewaktu jatuh ke sungai. Probabilitas yang kupunya untuk dapat kembali hidup kecil karena tubuhku patah di mana-mana, dan isian kepalaku terburai. Namun karena Katsuyu punya kekuatan yang dapat menyembuhkan luka dan Sasuke—yang sudah lebih dulu sadar dan sehat—terus memohon atas keselamatan diriku, keajaiban datang.
Tindakan nekat jatuhnya Sasuke dari tebing bukan semata-mata terjadi hanya atas karena ia ingin membantu si pria tua dan muak dengan perlakuan orang-orang istana yang kerap semena-mena terhadapnya. Sasuke juga berkata padaku betapa ketakutan akan mati menggerayangi dirinya sewaktu ia biarkan kaki-kakinya tergelincir dari tepian, tapi karena Sasuke sudah tahu jika makhluk-makhluk asing di dalam cerita Hutan Memori bukanlah cuman sekadar dongeng belaka, ia tidak khawatir sewaktu dirinya tercebur ke sungai.
Sasuke tahu akan ada kelompok yang menyelamatkannya.
Sasuke mengenal Bangsa Katsuyu semenjak bahkan jauh sebelum Raja Tajima dinobatkan. Ia berniat pergi, tapi bukan berniat mati. Sasuke memang berniat memutuskan hubungannya dengan istana, menjadi mati dalam ingatan orang-orang, dan melanjutkan hidup bersama keluarga barunya di sini tanpa harus dihantui oleh iming-iming menjadi pewaris takhta. Namun karena aku yang dengan bodoh turut jatuh dari tebing, keputusannya itu terhalang kabut.
Membiarkan abdi istana seperti diriku terus berada di sisinya sama saja dengan membawa sepetak kewajiban tentang kerajaan. Sebab Sasuke sudah menduga topik pertama macam apa yang bakal kukatakan setelah aku sadar, sudah jelas aku pasti bakal langsung mengajaknya pulang. Karena kupikir tidak akan ada kenyamanan baginya di sini.
Sasuke kini mungkin adalah satu-satunya manusia yang dihormati penghuni Hutan Memori karena ia punya gulungan, namun menjadi penghuni di tempat yang seharusnya bukan tempatnya tetap saja tidak terdengar benar. Meski aku turut meragukan keyakinanku karena bahkan kami sudah di sini selama empat tahun lebih, dan tidak ada satu pun hal ganjil yang membuatku berpikir jika Sasuke terluka, alih-alih justru dia tampak bahagia.
"Woah, apakah itu pedang sungguhan?"
Tiba-tiba suara bernada cempreng itu mengejutkanku dari renungan mengenai kisah yang tengah diceritakan Nona Sakura. Aku bisa melihat majikan kecil Kurama di depan perapian, berdiri membelakangi api, memandangiku penuh binar seakan ada berlian di genggamanku.
Malam ini adalah waktu terakhirku sebelum aku pulang besok pagi, jadi aku akan menghabiskannya dengan berkumpul bersama para Katsuyu di Pohon Kehidupan. Memikirkan kata 'pulang' membuat perutku seolah melilit. Aku akan kembali ke duniaku, setelah empat tahun lebih menjadi orang mati. Aku begitu antusias sekaligus cemas saat berpikir akan bagaimana jadinya aku saat menghadapi dunia nanti. Ibuku masih hidup, menua tapi ia baik-baik saja, sama seperti Konohagakure yang kini berubah lebih baik setelah memasuki era baru di bawah kepemimpinan Shisui.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Knotted Chain of Letters
Fanfiction[short-collection] Taka menghitung sebanyak lebih dari satu malam sudah Liliene bertandang dan kerap berulah di rumahnya. • Kumpulan Fanfiksi Pendek SasuSaku • ⚠ - PG-18+ [potentially sensitive for some reasons.]