Night Talk
•••
Suhu merosot turun tatkala malam datang. Dingin serta-merta menyergap. Gelegar petir di luar mulai meradang hebat sementara sekujur tubuh berubah bak kian beku begitu hujan turun.
Ada sebuah bangunan penginapan sederhana yang memiliki papan reklame sewarna oranye cerah bertuliskan PENGINAPAN TSUM-TSUM di sudut jalan satu kilometer sebelum gerbang Konohagakure, berpendar layaknya damar, berpintu usang nan ringkih, kotor seperti tidak terurus, terdapat banyak sampah-sampah bekas ramen instan, agak beraroma apak tak sedap dan dijaga oleh pemuda serta seorang lelaki renta berusia rentang tujuh puluh lima tahunan yang tak terlihat ramah sama sekali, tengah mengulum cerutu dan membersihkan belasan botol-botol anggur. Jelas tidak mengindikasikan keadaan yang baik.
Ketika Sasuke dan Sakura melangkah masuk pun dua penjaga tersebut sudah memperingati jika penginapan ini tutup jadwal sebab masih dalam tahap renovasi. Namun karena hujan masih menggelegak sementara di jalan Sasuke tidak dapat menemukan bangunan apa pun bahkan dalam radius beberapa meter selain cuma penginapan ini, ia dan Sakura mau tidak mau terpaksa harus bermalam, setidaknya sampai hujan reda sebelum melanjutkan perjalanan dan mencari penginapan yang lebih layak.
Guna menuntaskan negosiasinya dengan si lelaki renta yang bersikeras bilang penginapan ini masih belum boleh menerima tamu—yang sebenarnya mereka malas meladeni saja—Sasuke bahkan sampai harus mengeluarkan kocek dua kali lipat dari harga sewa satu malam yang jumlahnya pun sudah kurang masuk akal. Si penjaga mulanya ragu, namun berakhir mengalah dan lantas memberikan kunci juga, terlebih kala angin yang berembus masuk dari celah pintu tiba-tiba datang dan mengibaskan poni yang menutupi sebagian wajah Sasuke.
Menemui mata sewarna ungu dan sontak menyadari fakta jika lelaki yang ada di balik konter adalah seorang shinobi, atau orang yang punya kekuatan mengerikan yang malah-malah dapat menghancurkan penginapan mereka, penjaga yang pemuda dengan pongah dan kikuk berkata jika penginapan ini hanya memiliki tiga kamar saja dan belum disapu, belum juga dipasang lampu. Sasuke menghela napas panjang, berkata berikan saja lampunya biar ia yang pasang sendiri. Lagi-lagi si penjaga menggeleng, mereka tidak punya lampu.
"S-sudah kubilang, 'kan?" Si renta menyela takut-takut. "Kami masih belum bisa buka."
Sasuke tanpa sadar menggertakkan rahang. "Bukankah jalan ini sering kali dilewati para perantau serta pengembara lain?" tanyanya tenang namun sarat akan jengkel. "Kalau tidak berniat membuka penginapan lebih bagus bangunannya di—"
"Apa kalian punya lilin dan pemantik, Tuan-Tuan?"
Seseorang di balik punggung Sasuke, yang kini turut melangkah ke depan konter menarik sepenuhnya atensi para penjaga. Mereka mungkin hanya akan sedikit terkejut mengetahui ia adalah seorang perempuan, namun saat Sakura serta-merta membuka tudung jubah dan tampak Sarada kecil yang berada di balik jubah dalam gendongan Sakura mulai merengek tak nyaman, para penjaga benar-benar terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Knotted Chain of Letters
Fanfiction[short-collection] Taka menghitung sebanyak lebih dari satu malam sudah Liliene bertandang dan kerap berulah di rumahnya. • Kumpulan Fanfiksi Pendek SasuSaku • ⚠ - PG-18+ [potentially sensitive for some reasons.]