3 : Don't Leave Me

78 8 1
                                    

"Kuni, hari ini bisa antarin gue lagi sepulang sekolah? Tapi kali ini ke bengkel." Lelaki cantik itu meminta bantuan pada teman sejawatnya.

"Oh, boleh. Motor lo udah 'sehat' memang?" Kunigami bertanya dengan aksen bercanda.

Chigiri terkekeh, "iya."

Setelah jam pelajaran terakhir usai, mereka bergegas menuju tempat parkir. Pria dengan tubuh berototnya itu menggeser motornya ke belakang.

"Eh, tapi kali ini gue nggak bawa helm dua, nggak apa-apa, 'kan?" tanya Kunigami menoleh pada Chigiri.

Kening Chigiri berkerut, sejujurnya ia benci kalau tiada helm melapisi kepalanya. Helai-helai rambut panjang akan menganggu sang empu karenanya.

"Hmm, ya udah deh."

Kunigami menodong helmnya, "Pake punya gue aja, ya?"

Kunigami menyatukan helm miliknya pada tendas kemerahan Chigiri. Kunigami melangsungkan hal itu tanpa seizin Chigiri walaupun ia juga tidak menolaknya. Yah, Kunigami memperlakukan sohibnya seperti adik perempuannya.

Kedua pemuda itu sudah berbangku di motor, Kunigami segera menancapkan gas menuju tempat bengkel Chigiri.

Tidak banyak percakapan selama perjalanan itu karena tempatnya cukup dekat. Chigiri bersama manik merah jambunya itu sibuk melihat sekeliling jalanan.

Sesampainya di sana, Chigiri membayar biaya perawatan motornya ke tukang bengkel sebelum menarik kembali motor itu.

"Makanya lain kali jangan malas ganti oli ya, Neng," canda Kunigami serta senyum ledeknya.

Chigiri mendengus, "bacot."

Pemuda berparas ayu itu menyalakan mesin motornya, bersiap-siap pergi ke tempat tujuan selanjutnya.

"Belajar MTK di rumah lo hari ini jadi, 'kan?" tanya Kunigami yang berada di sebelahnya.

"Iya," jawab Chigiri singkat.

Mereka pun pergi menuju rumahnya. Tentu saja kali ini dengan motor masing-masing. Ah, ia rindu sekali berpergian dengan motornya ini. Tak perlu lagi repot-repot meminta bantuan pada si sahabat yang hobi mengejeknya.

Omong-omong, helm itu masih berada di kepala Chigiri. Ia lupa mengembalikan helm itu, untung Kunigami tidak mempermasalahkannya hingga mereka berdua sudah sampai di tujuan.

***

"Kuro! Waduh, sudah makin gede aja dia..." Kunigami mengelus-elus seekor kucing yang sedang berleha-leha di ranjang Chigiri.

Kucing hitam itu mereka temukan di got depan sekolahnya, dalam keadaan kotor dan lemah sehingga membuat kedua taruna itu kasihan. Beruntung kucing itu karena Chigiri mau merawatnya, apalagi ibundanya sangat menyayangi kucing.

"Ya iyalah, mama gue rela beli R*yal Can*n buat dia. Gue mah makan ikan asin doang jadinya," jelas Chigiri saat dia sedang mengambil beberapa buku pelajaran matematikanya di meja belajar.

Kunigami terbahak, "taringnya ikut tumbuh juga nih—aduh!"

Kuro dengan jahil menggigit jari Kunigami yang sedang mengelusnya. Lelaki bersurai oranye itu bernapas lega saat melihat jarinya ternyata tidak berdarah.

"Nakal banget," Kunigami masih merasakan perih.

"Kamu baiknya cuma ke mama kamu, ya," gumam Kunigami pada Kuro.

"Habis papanya lagi mabuk cinta dengan cewek lain sih," balas Chigiri melanjutkan candaan Kunigami.

Lelucon ini sudah biasa hadir di antara kedua pemuda itu. Jangan khawatir, mereka berdua masih 'lurus'.

No Regrets • || Kunigami and Chigiri || •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang