6 : Lovey Dovey

56 5 2
                                    

Lihatlah dua sepasang yang sedang berkasmaran ini, Chigiri sudah terbiasa melihat Kunigami yang selalu pergi ke kelas sang pacar selama waktu istirahat.

Lelaki dengan paras cantik itu hanya bisa menyimak dari jauh, walau sesekali menjadi obat nyamuk di antara Kunigami dan Nina. Yah, menjauh itu lebih baik baginya.

Saat ini, Chigiri dengan wajah datarnya memandang Kunigami yang maniknya terus menatap ponsel terus-terusan, tentu saja karena sibuk berbalas pesan dengan pacarnya.

Chigiri sudah hampir muak melihat tingkah laku sahabatnya akhir-akhir ini.

"Ini jadinya kapan mau ke kantin?" tanya Chigiri sambil mendaratkan dagu ke telapaknya.

"Iya, iya. Ini bentar lagi." Pria berambut runcing itu masih fokus mengetik di layar ponselnya.

Beberapa saat, akhirnya Kunigami mengantongi ponselnya ke saku celana, "ayo, Chigi."

Setelah itu, Kunigami menambah kalimatnya, "eh, tapi temenin gue dengan Nina, ya."

"Gue masih malu." Kunigami kembali cengar-cengir kala menggaruk belakang kepalanya.

Tampang datar Chigiri kini berubah jadi merengut setelah mendengar pernyataan Kunigami. Kalau begini lebih baik ia tidak usah ikut saja.

"Gak jadi."

Kalimat singkat dari Chigiri itu terucap sebelum ia bergerak pergi dari bangkunya. Netra merah jambunya menatap sinis sebelum ia memutuskan untuk pergi ke kantin seorang diri.

"Ya elah, Chig! Ayolah!" mohon Kunigami yang dengan cepat mengenggam erat lengan sobat karibnya sebelum semakin pergi menjauh.

"Nanti habis pulang sekolah gue beliin lo *mochi, deh!"

*Mochi: kue yang terbuat dari beras ketan yang memiliki tekstur lembut dan lengket.

Chigiri terdiam sesaat sehabis mendengar tawaran sogokan dari Kunigami. Bagaimana pun juga hal itu sulit ditolak bagi ia yang merupakan pecinta makanan manis.

Chigiri menghela nafasnya, "ya udah."

Chigiri akhirnya mengabulkan permintaan Kunigami, setelah itu mereka lekas pergi ke kantin.

***

"Nina!" Kunigami memanggil saat pacarnya mulai muncul di penglihatannya.

Chigiri celetuk dengan nada datar, "gue kira lo bakal langsung manggil 'sayang', Kun."

"Ya kali."

Nina melambaikan tangannya dan bertingkah manis saat melihat Kunigami menghampiri meja makannya. Namun mimiknya berubah ketika melihat pria cantik itu di belakang pacarnya.

"Kamu udah pesan makanannya, Nina?"

"Sudah, Sayang."

Chigiri entah kenapa merasa kalimat 'sayang' yang Nina ucapkan lebih ditekankan di pendengarannya.

"Tapi aku cuma pesan buat kita berdua aja... Kalau dia...."

Nina memasang ekspresi tak senang terhadap Chigiri. Inilah kenapa Chigiri tidak senang jika menjadi third wheel di antara mereka.

Kunigami memahami maksud Nina, "ooh, gitu."

"Lo bisa pesan sendiri 'kan, Chigi?" tanya Kunigami pada sahabatnya.

Chigiri lagi-lagi hanya menganggukkan kepalanya sebagai 'iya'.

Makanan yang Nina pesan pun tiba. Ia memesan dua mi tek-tek untuk pacarnya juga.

No Regrets • || Kunigami and Chigiri || •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang