Hari-hari berjalan begitu saja, suasana kelas ikut membeku hanya karena perang dingin antara Kunigami dan Chigiri.
Isagi dan Bachira hanya bisa berturut murung melihat hubungan mereka berdua yang merenggang. Berkali-kali dicoba agar berbaikan, tapi lagi-lagi gagal. Isagi dan Bachira sudah kehilangan akal untuk menyatukan mereka berdua, juga bingung siapa yang harus mereka berpihak.
Mana keakraban mereka sekarang? Bermain, belajar, berlatih sepak bola selayaknya dahulu. Masing-masing dari kedua insan itu sibuk memenuhi ego mereka untuk tak berdamai. Apa segala tak ada solusi agar mereka kembali bersama?
"Bachira."
Kepala taruna berambut jabrik hitam-kuning itu segera menoleh mengarah suara sang empu, bahunya terasa ditepuk. Ternyata yang memanggilnya adalah Kunigami.
"Kenapa, Kuni?" Bachira kini mulai terbiasa melihat raut muka Kunigami yang berubah-tak lagi ramah.
"Mau tukaran bangku dengan gue, nggak? Jadinya gue sebangku dengan Isagi aja," tawar Kunigami, masih meletakkan telapaknya pada bahu orang yang ia tawar.
Bachira terdiam sejenak, memikirkan keputusan terbaik pada tawaran itu dalam akalnya. Tentu saja hal ini berkaitan dengan perang dingin Kunigami bersama Chigiri, jadi ia harus berhati-hati.
Bachira berdehem, "tergantung Isagi sih dia mau apa nggak."
"Isagi, lo mau duduk dengan Kuni?" tanya Bachira pada teman Isagi, tatapannya seolah meminta tolong untuk ikut memikirkan tawaran Kunigami.
Pria berambut hitam legam itu juga sunyi sekilas, maniknya memberi tatapan yakin pada Bachira untuk menerima tawaran Kunigami. Siapa tahu dengan ini muncul cara lain untuk membuat mereka berdua rujuk.
"Mau-mau aja sih gue," respon Isagi ringkas.
Begitulah, Kunigami dan Bachira pun bertukar tempat bangku, tidak lupa tas masing-masing dari mereka turut dipindahkan.
Sekarang, Bachira duduk bersebelahan dengan Chigiri. Pemuda bak lebah itu memberi senyuman khas pada teman sebangku barunya.
"Loh, kok lo di sini?" tanya Chigiri kebingungan, tadi ia terlalu fokus membaca buku novelnya.
Bachira menjawab dengan nada ramah, "iya, gue tukaran dengan Kunigami."
"Ooh..." Nada suara Chigiri terdengar sayu.
Manik Chigiri beberapa detik berfokus pada teman sebangku barunya. Sebenarnya ia masih ingin lanjut menanyakan semua prasangka yang ada di benaknya.
Siapa yang duluan mengajak untuk tukaran bangku? Apa alasan mereka bertukar? Sebab seharusnya di kelas mereka sendiri ada kesepakatan untuk bebas memilih tempat duduk manapun tanpa undian, asalkan masing-masing pihak setuju.
***
Pelajaran dalam kelas pun berlanjut, tak ada jam kosong pada hari itu sehingga menimbulkan kejenuhan bagi sebagian murid. Semuanya berjalan baik-baik saja, sampai saat mereka memulai pelajaran bersama Bu Meri.
Bu Meri memberikan kertas ulangan sejarah minggu lalu yang sudah diberi nilai. Para murid menjadi rusuh ketakutan karena minggu lalu ulangan harian itu dilakukan secara mendadak tanpa pemberitahuan. Maka mereka tak bisa berharap lebih pada nilai yang terpampang di kertas nantinya.
"Chigiri Hyoma, ke sini." Bu Meri menyuruh Chigiri untuk datang ke mejanya.
"Tolong berikan ke teman sekelas, ya. Jam pelajaran sejarah sudah selesai jadi Ibu akan meninggalkan kelas ini," tutur Bu Meri memberikan kertas-kertas ulangan sejarah itu pada remaja di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Regrets • || Kunigami and Chigiri || •
Fanfiction"Tiada hal lagi yang perlu kamu sesali, semuanya sudah terlanjur terjadi." *** Kedua jejaka bernama Chigiri Hyoma dan Kunigami Rensuke bagai kerabat yang tak akan terpisahkan dengan eratnya hubungan mereka berdua sedari kecil hingga saat ini. Lambat...