Sudah tiga hari acara lomba classmeet di sekolah ini, namun acara ini tetap berlanjut setelah akhir pekan, diawali dengan lomba tarik tambang, balap karung, voli, e-sport, dan lomba terakhir yang menjadi puncak dari classmeet ini, yaitu futsal.
Lomba berjalan begitu saja, sampai akhirnya perlombaan futsal antara kelas 10 MIPA 5 melawan 10 MIPA 1 berhasil membuat acara lomba classmeet menarik perhatian para murid.
Mengapa begitu? Oh, tentu saja karena banyak sekali pemain bola yang lihai di kedua kelas itu. Chigiri, Kunigami, Bachira, Isagi, dan Gagamaru dari kelas 10 MIPA 5. Sedangkan Reo, Nagi, Zantetsu, Retsu, Kanji dari kelas 10 MIPA 1.
Tak begitu banyak yang bisa dideskripsikan selama pertandingan panas antara dua kelas tersebut, karena penulisnya sendiri sangat payah dalam bermain bola, hanya bisa menonton para lelaki tampan di anime bola.
Yang jelas, para siswa kagum melihat kelas 10 MIPA 5 yang dengan santainya menang beruntun melawan kelas lain. Jika ada kombo maut dari sang Pahlawan dan Tuan Putri, mana yang tak bisa mereka kalahkan?
Saat ini, Nina sedang menatap gerak-gerik Kunigami yang sedang bertanding melawan 10 MIPA 1. Ia tak mengharapkan apapun kecuali kemenangan bagi pria terkasihnya itu.
"Kyaa! Lihat, Kunigami bisa langsung rebut bolanya! Pesona adek kelas memang nggak ada lawan!"
"Aduh, itu si rambut putih yang tinggi menjulang... Kalem banget, gila. Tipe gue banget!"
"Aku lupa yang rambutnya pink itu namanya siapa, ya? Kencang banget larinya!"
Hiruk-pikuk para gadis yang ikut-ikutan menonton futsal karena banyak cowok tampan itu membuat Nina terganggu, bahkan hatinya mulai terbakar api cemburu ketika mendengar ucapan salah satu dari mereka tentang pacarnya.
"Eh, tapi dengar-dengar Kunigami udah punya pacar, ya..."
"Memang, masa lo nggak tahu waktu dia nembak Nina di lapangan? Semua orang heboh, tahu."
Salah satu gadis itu langsung murung setelah mendengar kenyataan pahit dari temannya.
Nina mendengus puas setelah menguping percakapan gadis-gadis asing itu. Ya, memang benar ialah yang berhasil mencuri hati Kunigami sang Pahlawan itu. Lalu, mau membantah seperti apa lagi?
Kembali ke pertandingan, sekarang semakin bertambah sengit. Semua peserta lomba mengerahkan segala tenaganya, bahkan penonton-penonton pun senyap ikut merasakan ketegangan itu secara langsung. Masing-masing tim sudah mendapat skor 2-2, berusaha keras untuk mendapatkan gol terakhir demi mendapatkan kemenangan sebagai juara pertama.
Yap, giringan bola dari Kunigami dioper ke sang Tuan Putri yang kecepatan larinya bagaikan macan.
Napas Chigiri semakin menderu saat menggiring bola hitam putih itu seraya dikejar-kejar oleh Zantetsu, lelaki berkacamata palsu.
Tungkai Chigiri tak berhenti melangkah cepat, lengannya mengikuti ritme langkah. Walau terurai bebas, helaian rambut merah mudanya sama sekali tak menganggu penglihatan maniknya yang senada dengan warna rambutnya. Berpikir keras bagaimana strategi terbaik untuk mencetak gol terakhir menuju kemenangan, karena di menit-menit inilah hasil pertandingan bergantung antara Chigiri dan Zantetsu.
Zantetsu saat itu menyadari sesuatu, lawannya ini dari tadi menggiring bola tanpa istirahat, ia terus-terusan memantulkan bola tanpa menghentikan larinya.
"Ayo, Chigiri!" pekik Kunigami menyemangati temannya yang sibuk beradu lari dengan lawan.
Kalau begini, sang Tuan Putri itu dapat menembus pertahanan musuh dengan mudah, kecepatannya tak bisa dihentikan dengan siapapun hingga akhirnya bola yang sedari tadi ia giring terjebloskan ke pertahanan terakhir lawan, membuat penonton riuh dengan hasil akhir pertandingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Regrets • || Kunigami and Chigiri || •
Fanfiction"Tiada hal lagi yang perlu kamu sesali, semuanya sudah terlanjur terjadi." *** Kedua jejaka bernama Chigiri Hyoma dan Kunigami Rensuke bagai kerabat yang tak akan terpisahkan dengan eratnya hubungan mereka berdua sedari kecil hingga saat ini. Lambat...