04

197 18 0
                                    

Kemarin Draco terlalu fokus pada Melisa, sampai tidak menyadari Hogwarts dipenuhi oleh Dementor di setiap pintu gerbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemarin Draco terlalu fokus pada Melisa, sampai tidak menyadari Hogwarts dipenuhi oleh Dementor di setiap pintu gerbang. Tidak ada yang boleh keluar sekolah tanpa ijin dari Profesor Dumbledore.

Sirius Black melarikan diri dari Azkaban adalah penyebab dari adanya Dementor di sekolah ini. Telah banyak murid yang pingsan saat bertemu dengan Dementor, sang penghisap kenangan indah.

Draco mengira-ngira di mana kah Melisa berada pada saat ini. Ujian OWL untuk murid tahun kelima akan segera dimulai, jadi tidak banyak mata pelajaran yang diberikan kepada mereka agar mereka lebih fokus ke ujian.

Tidak mungkin Great Lakes, Dementor tersebar di seluruh sekolah ini. Sangat tak mungkin jika ada yang ingin ke Great Lakes, membayangkan bertemu dengan Dementor saja sudah membuat bulu merinding.

Perpustakaan adalah tempat yang paling memungkinkan untuk Melisa berada saat ini. Draco memilih untuk melangkahkan kakinya ke perpustakaan, lalu berhenti sejenak melihat Gryffindor dan Hufflepuff sedang berada di lapangan Quidditch.

Draco hampir lupa kalau dia adalah anggota Quidditch. Ahh, apa dia masih bisa memainkannya?

Memilih tak peduli, Draco melanjutkan langkahnya.

Benar saja. Melisa di pojok perpustakaan dengan buku yang sedikit tebal di genggamannya. Draco menghampirinya dengan hati-hati.

Melisa mendongak saat seseorang menarik kursi di depannya. Malfoy lagi?

Draco duduk, "Aku di sini ya? Aku tak suka bersama orang yang tidak ku kenal". Lalu mulai membaca buku yang dia ambil asal tadi.

Melisa mengangguk dengan wajah heran sebagai ekspresinya kali ini. Orang di depannya ini berencana mengekorinya sampai kapan?

Tak ambil pusing, Melisa kembali membaca bukunya.

"Icarius—". Draco tiba-tiba membuka percakapan.

Melisa menatapnya sebagai jawaban dari panggilannya.

"Kau merasa berhutang padaku bukan?".

"Hutang karena kau memberiku sapu tanganmu?". Memang gadis ini sangat cepat mengerti. Draco mengangguk singkat.

"Boleh aku minta satu permintaan?".

"Tentu saja, kau berhak mendapatkannya".

"Mari saling memanggil dengan nama depan kita".

"Draco?".

Draco terhenyak oleh panggilan Melisa, dia sangat rindu, "Ahh ya, seperti itu Melisa".

Melisa terkekeh pelan lalu menggelengkan kepalanya, "Itu saja yang kau mau?".

Draco mengangguk. Telinganya pasti sudah sangat merah, hal yang biasa terjadi saat dia salah tingkah.

Draco tak beranjak dari situ, sudah hampir dua jam dia duduk dan hanya memperhatikan Melisa yang tengah fokus membaca. Buku yang dia ambil secara asal tadi dibiarkan terbuka, tanpa ada sedikit minat untuk membacanya.

Meet Me In the Past [DLM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang