15. Teguran

1.7K 72 1
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

°°°
"Hal paling menyakitkan adalah kehilangan diri sendiri ketika terlalu mencintai seseorang"

°°°

°

°

°

"Gus Hanif?" ucap Haura dan Arga. Seakan melihat hantu, mereka berdua sampai membulatkan matanya ketika melihat Gus mereka berada di hadapan mereka

"Kalian ditungguin dari tadi malah berduaan di sini! Ayo cepat masuk kelas! Ujian dimulai 5 menit lagi" ucap Hanif sedikit ketus

Hanif memandang Haura dengan tatapan tajam hingga membuat Haura tak berani menatapnya dan menundukkan pandangannya. Terdapat rasa gejolak dalam dada Hanif ketika melihat istrinya berduaan dengan lelaki yang bukan mahram baginya

Apakah Hanif cemburu? Hmm... Suami mana sih yang ngga cemburu ketika melihat istrinya berdua-duaan dengan lelaki lain?

"Baik Gus" jawab Haura dan Arga. Mereka berdua berjalan bersama mendahului Hanif

Ruangan Haura dan Arga berbeda. Keluar dari lorong, Arga berjalan ke arah kiri karena di sana sudah ada ustadz yang menunggu nya, sedangkan Haura berjalan ke arah kanan diikuti dengan Hanif di belakangnya

"Kenapa kamu berduan dengan laki-laki yang bukan mahram kamu?" ucap Hanif di samping Haura

Haura terkejut dengan keberadaan Hanif di sampingnya. Ia meneguk ludahnya kasar, mencari kata-kata yang pas untuk menjawab pertanyaan Hanif

"Emm... Itu Gus anu.." ucap

"Apa kamu tidak baca peraturan pesantren kalau santri dan santriwati tidak boleh pacaran?" pandangan mata Hanif menatap tajam ke arah depan

"Saya tidak pacaran kok Gus, saya cuma ngobrol bentar tadi sama Arga" ucap Haura dengan bibir yang bergetar. Ia takut kena takzir naik gerobak Artco keliling pesantren dan di kelilingi oleh santri dan santriwati

"Lalu kenapa kalian ngobrol di tempat sepi seperti tadi?" Hanif menghentikan langkahnya ketika mendekati pintu kelas ujian, begitupun dengan Haura

"Saya cuma mau-"

"Haura, ayo masuk. Ujiannya dimulai 2 menit lagi" ucap seorang ustadzah pembimbing mata pelajaran fisika

"Iya ustadzah" jawab Haura

"Maaf Gus, Haura harus masuk dulu. Assalamu'alaikum" Haura pergi meninggalkan Hanif yang masih diselimuti dengan rasa kecemburuannya

"Wa'alaikumsalam" jawab Hanif sambil mengawasi Haura masuk ke dalam ruangan

***

"Apa kalian berpacaran?" tanya Hanif kepada Haura dan Arga. Hanif menyidak mereka berdua di ruangannya setelah pulang dari olimpiade tadi siang

"Mboten Gus, kami cuma teman" jawab Arga dengan kepala yang menunduk, begitupun dengan Haura yang ikut gemetar sambil memilin jilbabnya

"Benarkah? Kamu seorang santri, dan santri bukanlah seorang pendusta. Bagaimana kalau saya memiliki bukti bahwa kalian berpacaran?" kini pandangan Hanif menatap Haura, berharap Haura yang menjawabnya

"Haura" panggil Hanif

"I-iya Gus"

"Katakan dengan jujur, apa kalian pacaran?"

"T-tidak Gus kami cuma-"

"Teman? Trus ini apa?" Hanif mengeluarkan selembar kertas yang sudah terlipat-lipat tidak beraturan dari dalam laci mejanya

GUS HANIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang