4. Bestie

2.5K 180 24
                                    

Hari ini tepat satu bulan setelah Hanni dan aku melewati hari dimana ia sakit dan kejadian karyawan baru alias Sullyoon yang membuat kesalah pahaman diantara kita, yang menurutku begitu banyak drama.. Smh.

Tapi syukur Hanni sekarang tidak mempermasalahkan hal tersebut, lagian Sullyoon sudah memiliki pacar. Jadi, itu lumayan membuat Hanni lega walaupun tak ayal masih ada sedikit rasa cemburu di sana.

Tak habis akal, aku meminta Sullyoon untuk sekedar mengobrol dengan Hanni di waktu senggangnya. Entah untuk sekedar hangout dan curhat.

Semuanya dimulai ketika hari itu, tenggat tiga hari setelah aku merawat Hanni.

Flashback

Bae dan J tidak berhenti meledek Sullyoon sesudah aku menceritakan bagaimana keadaan Hanni setelah aku dan Sullyoon bertemu di kafe untuk menjelaskan Kang Company tempo hari.

"Kata gue ma kalo bininya Minji ketemu Sullyoon, minimal jambak-jambakan gaksih."  Perkataan J membuat Sullyoon semakin mendung, daritadi rekannya ini seperti sengaja membuat Sullyoon tambah down.

"Ngga sih, menurut gue nih ya, kan Hanni kalem banget nih. Ga mungkin ampe jambak lu kali." Bae dengan intonasinya yang menenangkan Sullyoon, sedikit membuat gadis tersebut mengerut senang.

"Tapi lu jangan kaget aja tiba-tiba muntah paku sama rambut." Tambah Bae yang diakhiri dengan terbahak puas.

"Ah anjing lu semua. Ji, sumpah gua ga ada maksud apapun sama lo. Gue pure mau tau tentang ni perusahaan aja, lagian kan udah gue kasih tau, gue udah punya Jinni." Jelas Sullyoon menatapku tak enak.

"Yaelah, sans aja sih. Hanninya juga udah gue kasih tau kok."

"Ya tapi, tetep aja gue ga enak." Sullyoon membenamkan wajahnya pada meja; mengabaikan mi ayam yang sudah tersedia di depannya.

"Hmmm, gimana kalo lo ngobrol gitu sama Hanni. Embel-embel minta maap atau apa gitu." Usulku sembari menyeruput kafein yang masih mengepul.

Sullyoon menengadah untuk menatapku, "tapi, gue ga enak ege." Ucapnya lesu, "masa tiba-tiba minta maap, kayak gue abis rebut lu aja." lanjut Sullyoon, ia membenamkan kembali wajahnya.

"Ya daripada lo dicap jelek terus sama bininya Minji." Sahut Bae santai.

"Yaudah iyaa." Sullyoon pasrah, karena ini juga satu-satunya solusi yang bikin perasaan bersalahnya ke Hanni mengurang.

"Nanti gue kasih nomer hp Hanni ke elo apa gimana?" Tanyaku.

"Iya, share aja nomer hp istri lo." Balas Sullyoon yang kini mulai menyita perhatiannya pada mi ayam di atas meja.

"Sip, good luck ya. Hanni baik kok." Ucapku menenangkannya.

***

"Minjiiii, aku pulaang." Aku mendengar suara Hanni yang terlampau senang. Ia baru saja pulang menghabiskan waktunya di mall, bersama Sullyoon.

Alih-alih menghabiskan waktu akhir pekan bersamaku, Hanni memilih keluar bersama Sullyoon. Yah, mereka menjadi dekat gara-gara embel-embel pertemuan minta maapnya Sullyoon waktu itu. Entah mereka memiliki hobi dan kesukaan yang sama atau memang langsung klop seketika itu juga, yang membuat keduanya menjadi seperti sekarang. Hanni biasanya setelah pulang hangout bersama Sullyoon, ia menceritakan apa saja hal lucu yang telah dialami selama bersama Sullyoon. Hanni dan Sullyoon tu orangnya sama-sama random, jadi kayaknya pas ketemu langsung sefrekuensi, terus sama-sama lemot juga sih kadang.

[M] Delicate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang