Minji dengan cepat mengangkat tubuh Hanni dan kaki wanita mungil tersebut otomatis melingkar di pinggang Minji.
Dengan bibir yang terus melumat dan tubuh Hanni yang makin dibuat merinding dengan sentuhan di beberapa bagian. Minji perlahan membawa tubuhnya ke arah kasur, "s-sayanghh, aku mau—."
Brukk
Hanni memekik nyaring saat Minji menjatuhkan tubuhnya di atas kasur secara tiba-tiba. Dengan posisi terlentang Minji bisa melihat keseluruhan tubuh mungil sang istri yang hanya memakai shirt ketat berwarna biru muda dan hot pants— cargo cokelatnya telah dilepas oleh oknum diatas.
"Minji, temen kamu nunggu di luar." Ucap Hanni, ia mencoba duduk saat Minji melepas blazer nya. Sejenak Hanni melongo menatap bagaimana atraktifnya sang istri sekarang, tapi ia langsung menggelengkan kepalanya, "aku siap-siap dulu, kamu tunggu di sini."
Getar notifikasi di ponsel Hanni nampak mengganggu Minji, ia sejenak mengambil ponsel milik Hanni lalu mulai mengetikkan sesuatu di sana, kemudian menyimpan kembali ponsel tersebut.
Wanita yang tengah beranjak berdiri mengernyit bingung saat Minji berdiri tepat di depannya; memegang masing-masing pundak mungil Hanni lalu mendorongnya perlahan untuk kembali tertidur.
"Enggak Minji, we can't do that right now." Hanni masih berusaha terlepas dari genggaman dan rayuan sang istri.
Minji menatap Hanni dengan tatapan memohonnya. Hanni masih berusaha tetap pada pendirian sedari awal, ia menggeleng tegas, namun Minji malah mendekatkan wajahnya dan langsung mencium bibir Hanni.
Seharusnya Hanni menolak semua perbuatan yang Minji lakukan pada tubuhnya sekarang, namun seiring dengan sentuhan dan kecupan yang Minji berikan membuat Hanni melunak dan membuat tubuhnya sedikit panas.
Hanni yang terus melenguh saat Minji menggigit lehernya di mana beberapa cupang sudah mulai terlihat di sana. Dan Minji yang sekarang mulai menyentuh perut Hanni yang terbuka karena baju yang tengah dipakai, jemarinya menyentuh kulit lembut tersebut guna untuk membuat sang istri terangsang.
Hot pants pendek Hanni masih terpakai rapi di kakinya, tangan Minji dengan smooth melepasnya tanpa sang empunya sadari. "Mnnhh," desah Hanni; merasakan jari jemari istri beruangnya meringsek masuk ke dalam kewanitaannya di bawah.
Hanni sudah pasrah saat Minji melempar hot pants-nya ke lantai.
***
"Lama banget anjing satu jam." J protes ketika melihat Minji yang membuka pintu penumpang di belakang untuk Hanni. "Eh Hann, halo." Sapa J pada Hanni. Wajahnya berubah drastis ketika menyapa istri rekannya itu.
"Gue udah bilang di telepon, kalo mau duluan gapapa. Makanya dengerin." Sahut Minji galak; mendudukkan dirinya tepat di sebelah J. Ia mengambil seatbelt lalu memakainya. "Dipake seatbelt-nya sayang," Minji menatap Hanni lembut. Sang istri terlihat sangat cantik hari ini, setiap hari cantik namun malam ini Hanninya berkali-kali lipat cantik dengan dress off shoulder berwarna hitam, rambut yang di gerai panjang dengan pin kupu-kupu di salah satu rambut yang sempat ia kepang.
Di telepon aja cuma kedengeran suara lu desah anjeng, J membatin menatap Minji sebal.
Kilas balik satu jam yang lalu berdasarkan pov J.
"Gue udah cukup sabar nunggu setengah jam."
J menggeser-geser ponselnya, ia lalu menekan ikon game rpg. "Udah lama banget akun gue ga dibuka, aduh sayang kamu pasti sendirian di sini." Monolognya menatap karakter di game tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] Delicate
RandomKeseharian Minji dan Hanni sesudah mereka dinyatakan sah sebagai pasangan istri dan istri. Warn : fiksi cui. wlw. mature content, pls be wise. written language; indo, broken english. alurnya ga berat, biar realita aja yg berat.