17. Gingerbread Cookie

1.4K 160 47
                                    

warn : a bit 18+




















































"Sayang, jangan lupa jemput Hyein nanti." Suara Hanni terdengar samar dari arah dapur. Wanita berperawakan mungil tersebut sibuk dengan peralatan memasak. Ia tengah memasak makanan untuk makan siang keluarga kecilnya.

Tak ada jawaban dari sang istri, Hanni menyimpulkan bahwa istri beruangnya itu kini sedang sibuk dengan pekerjaan, jadi Hanni memutuskan untuk melanjutkan sedikit acara memasaknya.

10 menit berlalu, Hanni akhirnya menyelesaikan masakannya. Setelah menata sedemikian rupa makanannya di atas meja, kini kaki jenjangnya mulai berjalan menapaki lantai ruang tamu.

Netranya menangkap sosok tegap tubuh Minji yang membelakanginya di atas sofa. Sesekali terdengar gumaman dari bibir pucat milik Minji; tengah membaca sesuatu yang Hanni tak tahu apa.

Pantas saja Minji tak menjawab perkataannya, kedua telinga beruang tersebut ternyata disumpal dengan earphone, membuat wanita tersebut tak mendengar apa-apa kecuali beat lagu yang menyeruak hingga keluar.

Wanita yang lebih pendek nampak menggelengkan kepalanya pelan, "Minji." Serunya pelan. Siapa tau sang empu mendengar samar suaranya diantara lagu tersebut.

Nihil.

Hanni akhirnya melangkah mendekat, menepuk pundak bidang tersebut sedikit keras. Minji melirik sejenak lalu dengan segera melepas benda di telinganya, "kenapa sayang?" Tanyanya langsung begitu melihat istri mungilnya menghampiri.

Atensi Minji sepenuhnya menuju pada sang istri.

"Jemput Hyein." Tuturnya lembut. Tangan kanannya mengangkat; jemari halus Hanni menyapu bibir Minji yang pucat.

Ah, Minji jika di rumah terbiasa seperti ini; tak memoles apapun pada bibirnya yang sedikit pucat.

"Oh iya, aku lupa. Maaf sayang, aku siap-siap dulu ya."

Minji beranjak dari duduknya, melangkah ke kamar utama untuk mengambil kunci mobil miliknya.

Hanni mematri senyum manisnya yang terkesan malu, Minjinya masih seperti dahulu. Tak ada yang berubah kecuali wajah wanitanya yang semakin dewasa dimakan oleh waktu. Tapi, di mata Hanni, Minji semakin tampan ditambah dengan tinggi badannya yang menjulang, urat lengannya yang terlihat menonjol di balut dengan kulit putihnya memberi kesan maskulin sekaligus cantik.

Beberapa saat kemudian, Minji terlihat siap untuk menjemput sang anak. Ia menghampiri Hanni yang kini tengah menonton tv di ruang tamu.

"Aku berangkat ya. Kamu mau nitip sesuatu?" Suara Minji menyadarkan Hanni; melirik ke samping menatap Minji.

Hanni nampak berpikir sejenak lalu menjawab, "aku mau kue jahe."

Tiba-tiba banget, kue jahe.

"Kamu ngidam?" Kekeh Minji. Tangannya mengelus surai Hanni lembut.

Hanni mengerutkan alis lalu mengerucutkan bibirnya kesal.

"Kan tadi kamu nanya mau nitip apa, yaudah aku mau kue jahe titik." Rajuknya.

Minji mengalah, ia mengangguk patuh seraya menjawab, "iya sayang, nanti aku cari kue jahe sama Hyein."

Setelah berpamitan diselingi dengan modus Minji yang mengecup seluruh wajah sang istri, akhirnya Minji keluar lalu melangkah mendekati mobilnya dan masuk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[M] Delicate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang