Part ini pendek bgt krn aku lg ga enak badan tapi ttp usahain dobel up wat klian skskskks. Enzoii yh
Flashback.
"Jing, kemaren gue kaget banget baru tau kalo Jinjin ternyata ngoleksi dildo,"
Pernyataan yang baru aja Minji denger hampir membuat kopi yang ada di mulutnya nyembur ke muka Bae.
"Selow napa bro, coba pelan-pelan yu- ashadu-"
"Gue serius jing. Gue kan baru lagi ke apartnya dan nemu gituan."
"Terus gue harus apa? Manggil polisi buat ringkus Jinsoul?" Balasnya sewot, lagian mereka udah dewasa juga, ngoleksi alat-alat gitu kan tergantung orang. Tapi kalau diliat langsung, Jinsoul emang kayak orang yang tiap minggu ke gereja alias rajin berdoa gitu. Minji juga sedikit kaget tadi.
"Gue cuma ngasih info??????" Tutur Bae sambil melahap sushi-nya.
"Gak guna banget, sumpah." Minji melanjutkan acara menyeruput kafein dengan berkas di tangan satunya.
Mereka sibuk sama kegiatan masing-masing; Minji yang udah lupa sama sekitar karena dokumen yang harus dia baca, Bae yang sibuk milih-milih sushi yang baru aja nyampe tapi udah tinggal setengahnya padahal yang order Minji.
"Jangan di abisin anjir," sahut Minji.
"Gak jing, ini gue pisahin yang lo." Balasnya sambil mendorong tempat sushi ke depan; menandakan ia sudah selesai memakan bagiannya.
Setelahnya Bae hanya duduk di sofa yang terdapat di tengah ruangan Minji. Ia nampak mengantuk setelah memakan sushi milik Minji lumayan banyak. Selain itu, dirinya juga kekurangan tidur; semalam ia harus bergadang karena ada deadline yang dikerjakan. Mau tak mau, Bae tidur hanya 1 jam setengah.
"Lo masih sering begadang ya?" Tanya Minji penasaran, karena temannya ini tak biasanya ngantuk di jam-jam segini.
"Kaga," jawabnya.
"Terus? Tumbenan banget ngantuk pagi-pagi."
"Biasa,"
"Btw, lo gak penasaran kenapa pacar lo tiba-tiba ngoleksi alat seks?" Minji beneran penasaran.
Bae melirik Minji dengan tatapan nakal, "sebenernya Jinjin emang udah lama nyimpen gituan Ji, yang bikin gue kaget juga ternyata di forum online dia jual beberapa, bahkan ada produk dia sendiri." Lalu ia menambahkan, "enak sih, lebih enak dari jari ama lidah. Lo harus coba, soalnya kemaren gue sama Jinjin nyoba."
"TMI anjing," dengus Minji sambil melempar gumpalan kertas tepat mengenai wajah sang teman.
"Tapi gitu, dia baru cerita ke gue pas alat-alatnya ke gep, dia sempet malu tapi ya kata gue mah gapapa aja yakan. Lagian enak juga, tangan gue gak pegel- Aww sakit jing!" Teriaknya setelah Minji memukul kepala bagian belakangnya.
"Lu ngomong gitu lagi bukan tangan doang ni yang mukul, tapi kaki gue juga." Katanya sembari mendudukkan bokong di sofa seberang.
"Testimoni anjir, siapa tau lo sama Hanni mau make juga." Bae berucap sambil mengelus kepala belakangnya sesekali meringis.
Bae hendak melanjutkan perkataannya tapi melihat Minji yang melotot, ia urungkan. Wanita yang sudah menghabiskan sushi milik Minji tersebut tersenyum canggung lalu memberi Minji simbol V sebagai tanda damai.
***
"Nih, halah si anjing bilangnya gamau make ginian. Akhirnya beli juga." Ujar Bae kesal sambil melempar totebag hitam dengan logo bulat.
"Hehe, ya elu suka bagiin tmi jorok anjir. Gue kan jadi mau coba."
"Yakan bisa bilang ke gue dulu jing, gak usah langsung ke Jinjin,"
"Lama, yang ada gue di ceng-cengin seharian sama lo." Ujar Minji menatap temannya itu malas, ia mengambil totebag hitam tersebut; membukanya sedikit untuk sekedar mengintipnya lalu menyimpannya di bawah meja kantor.
"Dih si najis. Emang ya kalo udah makan, minumnya lebih enak ludah sendiri." Sarkas Bae. Ia beranjak keluar setelah mengacungkan jari tengahnya pada Minji.
Totebag yang berisi 'mainan' tersebut didiamkan oleh Minji hingga ia dan Hanni berangkat ke Jepang. Rencana Minji memang ingin membawa Hanni keluar negeri, entah kebetulan atau apa perusahaan mengadakan kunjungan ke Jepang selama 2 hari. Jadi yah, ia akan mengajak Hanni nanti dan memberi tahunya saat mereka di sana.
End of Flashback.
"Jadi gitu sayang," ujarnya masih mengelus punggung telanjang sang istri yang berada di dekapannya.
"Heeemm, terus itu lingerie kamu beli sendiri?" Jemari mungilnya menari di atas dada Minji yang hanya terbalut selimut
Minji mengangguk semangat, "aku belanja tanpa kamu, sama nyari-nyari di online shop juga sih." Ucapnya bangga. "Dan gak kena tipu." Lanjutnya lalu terkekeh.
Terkadang Hanni tak mengerti jalan pikiran wanita di depannya. Ia tak mengira Minji akan berjalan sejauh ini, tapi jika ingin jujur Hanni menyukainya- sedikit, sisanya malu banget.
Hanni melenguh pelan saat Minji bergerak merapikan selimut belakang Hanni yang nampak tersingkap.
"Lepas Jii, ini gak nyaman banget." Hanni sedikit merengek; bagian bawahnya terasa mengganjal.
"Lets do another round!" Ujarnya semangat. Tubuhnya bergerak perlahan kembali menindih Hanni.
Kecupan panas di lehernya meninggalkan banyak bekas yang membuat Hanni kembali melenguh. Minjinya berusaha merangsang dirinya lagi dengan cara mencium titik-titik sensitif, dan beberapa kali ia rasakan pergerakan kecil di bawah.
"Ahhnn~ " Desah Hanni saat Minji mulai menaikan temponya. Tangan besarnya terus menjamah dada dan bokong wanita di bawahnya.
Decakan dan suara kulit yang saling menampar menghiasi ruangan tersebut. Minji menyingkap poni dan rambut berantakan sang istri yang basah nampak menghalangi wajah jelita istrinya.
Tangan kiri Minji mengambil kaki Hanni lalu melingkarkan di pinggang miliknya sendiri. Minji terus bergerak hingga ia mendengar wanita di bawahnya memekik panjang.
Lebih cepat dari yang Minji duga. Ia melepas benda tersebut dari Hanni lalu sejenak menatap area selatan sang istri yang nampak basah oleh cairannya sendiri.
"Kamu udah?" Tanya Hanni, napasnya masih terengah lalu mengelus lengan atas Minji.
Minji merespon dengan gelengan, ia tersenyum mendengar maksud Hanni.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] Delicate
RandomKeseharian Minji dan Hanni sesudah mereka dinyatakan sah sebagai pasangan istri dan istri. Warn : fiksi cui. wlw. mature content, pls be wise. written language; indo, broken english. alurnya ga berat, biar realita aja yg berat.