Happy reading 💕
^^^
"Kamu tega banget, kenapa bilang mendadak sih" Wajah kesal dan mulut yang mengerucut ketika Nabella mengatakan bahwa dia akan cuti satu hari.
"Maaf ya aku lupa" Ujar Nabella sambil mengelus pipi kanan Atlas
"Sebel, aku nggak mau jauh-jauh dari kamu Bella. Terus nanti siapa yang nyiapin aku sarapan, nanti siapa yang bangunin aku di paginya, nanti siapa yang—" Ucapanya terpotong "Hey, aku pergi setelah menyiapkan sarapan, buah dan obat kamu, aku yang akan tetap bangunin kamu paginya. Aku nggak mungkin ninggalin tugas aku yang satu itu Atlas, karena aku ingin memastikan kamu makan dan minum obat dengan baik sebelum aku pergi jalan-jalan sama Ayah"
"Tapi tetep aja" Nabella memeluk Atlas untuk menenangkan bayi besarnya yang satu ini. Padahal perginya baru besok, tidak bisa dikatakan terlambat juga kan untuk memberitahukan soal cutinya ini.
"Udah dong ngambeknya, kan perginya juga besok" Atlas semakin mengeratkan pelukannya "Kalau gitu aku batalin aja deh perginya, aku bakal bilang ke ayah kalau aku nggak bisa pergi karena bayi besar aku nggak mau di tinggal"
"Stop bilang aku bayu besar Bella" Desis Atlas lalu menggigit cukup kencang di pundak Nabella
"Sakit tau, udah ah nggak mau peluk-peluk lagi. Kamu nakal" Nabella melepaskan pelukannya namun Atlas malah semakin mengeratkan "Diem Bella"
"Aku bolehin kamu pergi, tapi sehari aja jangan lama-lama" Atlas takut jika Nabella tidak balik lagi ke tempat rehabilitas, Atlas takut jika Nabella berubah pikiran dan ikut ayahnya pergi ke Solo.
"Maaf aku belum bisa ngajak kamu pergi jalan-jalan" Gumam Atlas penuh penyesalan, dia padahal ingin mengajak Nabella keliling kota Jakarta bahkan hingga luar negeri. Menjelajahi dunia bersama Nabella, bukannya itu menyenangkan?. Tapi sayang, Atlas tidak bisa melakukan itu. Kalaupun bisa, apa Nabella masih bersamanya?
"Nggak masalah Atlas, aku malah senang kita bisa buat kebahagiaan kita sendiri dengan banyak cara yang bisa kita lakukan disini. Tanpa harus jalan-jalan keluar, lagi pula kita melakukanya dilain waktu"
"Dah sana, kamu pagi ini piket" Nabella mendorong pelan tubuh Atlas "inget ya, kamu harus saling bantu untuk membersihkan taman sama temen piket kamu, oke" Pria itu mengangguk
Pagi ini bagian Atlas yang melakukan piket, Atlas mendapatkan bagian membersihkan taman samping rehabilitasi. Memotong rumput yang panjang dan membersihkan daun kering yang berjatuhan. Posisi taman tersebut berada di belakang tempat ruang cuci baju.
Piket ini tidak dilakukan setiap hari, ada pembagian hari dan pembagian tugas yang terus di rolling. Atlas biasanya kabur untuk menemui Nabella, dan jika Nabella menanyakan kenapa sangat cepat. Atlas akan menjawab jika bagiannya sudah selesai, padahal itu bohong.
"Kamu mau kemana?" Tanya Atlas seraya memggengam tangan Nabella, Atlas harus tahu kemana Nabella akan pergi dan melakukan apa. Karena jika tugasnya selesai Atlas tidak susah mencari keberadaan Nabella.
"Aku mau bantu masak di dapur sama pasien perempuan dan suster yang lain"
"Oke, kalau gitu aku pergi dulu. Kamu hati-hati yang masaknya, jangan sampai terluka. I love you Bella" Atlas mengecup dahi Nabella dan mengecup punggung tangan kanan Nabella. Lalu berjalan pergi dengan sesekali menoleh kebelakang dan tersenyum seraya melambaikan tangan.
Nabella hanya tersenyum geli mendengar ucapan Atlas dan tingkah pria itu. Padahal dia cuman mau membantu masak bukan membantu seseorang untuk perang.
^^^

KAMU SEDANG MEMBACA
ATLAS (TERBIT)
Ficção Adolescente☠️WARNING : TYPO BERTEBARAN 📍Cerita ini sudah terbit! 📍Novel tersedia di Gramedia dan semua E-commerce! Menceritakan kehidupan Atlas Guallin Dexter, seorang anak tunggal yang terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba dan tindakan pembunuhan bere...