Angin sepoi-sepoi yang lembab, suara air sungai, bau rumput yang khas, dan matahari yang terasa terik.
Panas.
Isagi membuka matanya perlahan dan mengernyitkan dahi saat cahaya silau matahari masuk ke matanya, sesaat kemudian dia tersadar kalau ternyata dia tertidur-atau mungkin kehilangan kesadarannya- dan sedang berbaring di atas rumput hijau pematang sungai.
Dia mencoba untuk bangun dan duduk, tangannya memegangi kepalanya yang terasa pusing.
"Kamu sudah bangun?"
Tiba-tiba saja panasnya terik matahari tidak terasa lagi bagi Isagi saat dia mendengar suara itu, hawa dingin langsung menerpanya dan dia merinding sekujur tubuh.
Kepalanya ia tolehkan patah-patah ke samping dan melihat pria yang ikut duduk di sampingnya, wajahnya pucat saat sadar kalau itu orang yang dia lihat pagi tadi dan tentu ... tetap dengan kakinya yang tidak menapak tanah.
Keringat dingin langsung berjatuhan dari dahi Isagi dan membasahi pelipisnya, dia ingin segera lari atau setidaknya berharap punya garam untuk dilemparkan ke makhluk halus di hadapannya.
"Kamu tadi pingsan, ku baringkan saja di sini, lagian juga bingung mau dibawa kemana."
AAAAAAHHHHH!!!! MAMAH, KAMI-SAMA, HOTOKE-SAMA, TASUKETEEE!!!
Internal screaming.
Kaki Isagi gemetaran dan dia menyatukan tangan untuk berdoa entah kepada Tuhan atau Buddha, dia mau segera diselamatkan dan dibawa pergi dari sini.
Hawa dingin bertambah saat pria itu berbicara, Isagi memejamkan matanya sambil memeluk diri sendiri. Entah kenapa dia merasa akan ada bahaya yang terjadi pada tubuhnya(?).
Firasat perawan mungkin/g.
"Kenapa nih? Kamu takut? Udah gede kok sama yang gentayangan aja takut?" *Bahasa Jerman.
Makhluk itu tertawa melihat reaksi Isagi, dia mendekat dan menoel-noel pipi Isagi.
Isagi yang merasakan sentuhan di pipinya langsung membuka mata dan melotot saat sadar makhluk itu sudah tepat di hadapannya. Dia mencabut rumput dan melemparnya ke arah makhluk itu.
"PULANG GAK LO?! INI BUKAN ALAM LO LAGI!!"
Isagi memekik sambil bergerak mundur untuk manjauh.
Orang itu tertawa lebih keras bahkan saat wajahnya terkena rumput, dia meludah saat ternyata ada salah satu rumput yang masuk ke mulutnya.
"Cuih, gausah takut kali, Manis."
Isagi merinding sekujur tubuh, dia tidak mengerti apa yang dikatakan orang ini tapi entah kenapa reaksi tubuhnya menolak keras dan merasakan hawa tidak enak saat mendengar kata-katanya.
"KA-KAMU ALIEN YA!?"
"Uchu-jin?" Orang itu memiringkan kepalanya dan menatap bingung Isagi.
Dia menatapnya beberapa detik sebelum terkekeh karena pria lucu di hadapannya, lalu dia menggeleng dan menunjuk dirinya sendiri.
"Michael Kaiser."
•••••
.
.
.
A/n:
Kami-sama: Tuhan
Hotoke-sama: Buddha
Tasukete: tolong
Uchu-jin: Alien/makhluk luar angkasaSedikit tambahan, barudak Jerman ini belum lancar bahasa Jepang, dia bisa sedikit, kadang bahasanya campur-campur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Four-Leaf Clover [KAISAGI]
أدب الهواةMulai dari dibuang oleh orang tuanya sendiri, harus hidup mandiri di usia yang masih muda, lalu akhirnya dikhianati oleh pacar yang sangat dia percayai. Yoichi tidak pernah menganggap hidupnya pernah beruntung sekali pun, dia hanya mengalami kesiala...