14.

426 47 5
                                    

Isagi merasa sangat dingin, dia meraba-raba tempatnya tertidur sekarang, ini kasur 'kan? Tubuhnya juga sedang ditutupi oleh selimut tebalnya, lalu kenapa bisa dingin?

Lagipula ini musim panas, harusnya dia sudah keringatan kalau memakai selimut setebal ini saat sedang tidur.

Isagi menggigil, tidak, ini tidak ada hubungannya dengan mimpinya yang menampakkan seorang pria dengan tubuh lebih tinggi darinya tiba-tiba mendorongnya masuk ke dalam sebuah kotak kecil yang gelap itu, tidak sama sekali.

Dia hanya merasa dingin, sangat dingin sampai dia ingin merapatkan selimutnya agar hawa dingin di sekitarnya pergi.

Tapi saat Isagi ingin menaikkan selimutnya dan bergelung di dalamnya, dia malah tidak bisa bergerak, tubuhnya terasa kaku, dan anehnya ... berat.

Dari dahi Isagi mulai muncul keringat dingin, sungguh, dia tidak mau membayangkan hal aneh seperti ketindihan setan atau apa pun itu, dia hidup sendiri sekarang, dia tidak bisa berteriak dan minta tolong ayahnya atau memeluk ibunya lagi saat dia ketakutan.

Dia mencoba menggerakkan tangannya sedikit, masih bisa. Masalahnya ada di tubuhnya, dia sama sekali tidak bisa bergerak, mau bernapas rasanya juga sudah sekarang.

Astaga! Apa benar ini yang namanya ketindihan itu? Isagi takut! Dia tidak mau membuka matanya!

Siapapun ... tolong!!

"Dare ka ... tasukete—"

"Minta tolong apa?"

Dalam sekejap Isagi membuka mata saat mendengar suara itu, suara yang rasanya lebih buruk daripada mimpi buruk ataupun kemungkinan dia mengalami ketindihan.

"HUWAAA!!!"

Isagi berteriak keras, dia refleks menampar orang(?) itu dengan sangat keras, bahkan sampai dia terpental dari atas tubuhnya.

Iya, dari atas tubuhnya.

"NAJIS BANGET!! NGAPAIN KAMU TIDUR DI ATASKU?!"

Isagi menunjuk-nunjuk muka Kaiser yang sekarang berlutut di atas tatami dan mengelus pipinya yang sekarang dihiasi cap cantik dari tangan Isagi.

Isagi mengepas-ngepas pakaiannya seakan sedang mencoba menghilangkan sisa-sisa diri Kaiser dari tubuhnya.

"JAHAT SEKALI?!" Kaiser berteriak balik setelah mengelus pipinya yang sangat sakit habis ditampar Isagi.

Dia hampir mau menangis, agak sakit hati juga karena Isagi memanggilnya najis dan sekarang malah membersihkan baju dan futon-nya dari hawa-hawa sisa Kaiser.

"Kamu yang aneh!! Ngapain tidur di atas orang segala?!"

Kaiser masih mengelus pipinya, dia tidak menjawab dan malah membuang wajah.

Yah ... mana mungkin dia akan bilang pada Isagi kalau dia ingin berbaring di dekatnya karena wajah Isagi sangat lucu saat tidur? Sampai-sampai Kaiser mau terus-terusan melihat wajahnya?

Kaiser menghela napasnya, padahal Isagi sangat imut waktu tidur, bibirnya bergerak-gerak lucu sambil mengumamkan sesuatu, yang paling dia suka adalah saat Isagi mengernyitkan dahi seakan dia sedang bermimpi hal yang menyenangkan.

Meski salah sih, Isagi malah bermimpi buruk.

Sekarang Isagi menelungkupkan badan di kasurnya, dia masih memegangi dadanya dan merasakan jantungnya masih berdegup kencang.

Entahlah, mimpi buruk itu sudah berlalu, saat ini dia masih menikmati rasa kagetnya saat melihat Kaiser berbaring di atasnya, itu super mengejutkan untuknya. Kalau Isagi punya penyakit jantung, mungkin dia sudah tidak bernapas lagi sekarang.

Four-Leaf Clover [KAISAGI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang