Dari film yang akhir-akhir ini Isagi tonton, kalau melihat seseorang yang arwahnya keluar dari tubuh, pasti arwah itu akan memaksa orang dengan indera keenam untuk menolongnya agar bisa kembali ke tubuhnya.
Entah dengan memecahkan misteri siapa penabraknya, atau mungkin membantu membuat tubuh aslinya sadar dengan berbagai usaha, lalu petualangan mereka dimulai dan akhirnya si arwah bisa kembali ke tubuh aslinya.
Tapi kayaknya arwah kali ini berbeda.
"Kenapa?" tanya Isagi, dia menghilangkan sikap kasar sebelumnya karena mungkin ini akan jadi topik yang cukup sensitif untuk Kaiser, dia bertanya dengan nada halus.
Kaiser mendongak dan menatap Isagi, dia mengusap pipinya dengan ibu jari, wajahnya masih tetap redup.
Dia sepertinya agak ragu untuk menceritakan alasannya, jadi Isagi berhenti, dia bukan orang yang senang memaksa orang lain, kalau Kaiser tidak mau bercerita, ya sudah.
"Kalo gamau cerita gapapa-"
"Mukaku..."
Isagi menoleh cepat dan menatap Kaiser penasaran, dia bilang apa tadi?
Kaiser tiba-tiba memegang kedua pipinya dan berteriak histeris.
"MUKAKU JADI JELEK SEKALI, AKU TIDAK MAU KEMBALI!!"
Kekesalan Isagi menumpuk jadi satu sekarang, dia pikir alasannya serius sampai membuat Kaiser jadi sedih!
"DIAM KAMU!"
Dia melemparkan gelas di atas meja dan kali ini gelas itu malah menembus tubuh Kaiser.
"Eh?"
"Hah?"
Dua-duanya bingung.
Kaiser melihat tangannya sendiri yang dari awal memang transparan, lalu mencoba memegang ujung meja, dia bisa melakukannya ... jadi kenapa tadi gelasnya tembus?
Isagi juga ikut bingung, tadi dia bisa melempar wajan ke muka Kaiser, bahkan bekas hitam di pipinya dari buntut wajan itu tidak hilang, kenapa gelasnya bisa menembus tubuhnya sekarang?
Dia mendekati Kaiser dan menoel pipinya, wajah Kaiser refleks merona karena Isagi sangat dekat dengannya dan menyentuh pipinya.
"Apaan kamu, merah-merah begitu!"
Isagi menjauh dengan cepat, dia masih bisa menyentuh Kaiser tuh?
"Kamu tadi mikirin apaan? Kok bisa tembus?" tanya Isagi.
Kaiser mengusap wajahnya dan mencoba mengembalikan ekspresinya jadi normal kembali.
"Aku hanya memikirkan kalau kamu pasti akan kembali kesal, jadi kalau kamu melempar sesuatu, aku berharap itu tidak kena," kata Kaiser, dia menatap Isagi yang sekarang kembali berpikir.
"Hm ... jangan-jangan tembus atau nggaknya tubuhmu itu bisa dikendalikan? Kayak ... kalau kamu mikir bisa nyentuh sesuatu, kamu bisa, tapi kalau kamu pengen tembus, ya bakal tembus, sesuatu kayak gitu," kata Isagi, melepaskan pendapatnya setelah beberapa menit berpikir.
Kaiser langsung menangkap maksud Isagi, dia sekarang kembali mencoba menyentuh meja, tapi sambil membayangkan kalau dia bisa menembus meja itu, dan yap! Tangannya menembus meja itu.
"Wah ... kalau begini aku juga bisa menembus dinding dong!" seru Kaiser dengan mata berbinar menatap tangannya sendiri.
Isagi menatapnya datar, dia lalu menunduk dan melihat kaki Kaiser.
"Dipikir-pikir ... kalau hantu di film pasti akan melayang, mereka nggak bisa nyentuh apa pun, mereka nggak terpengaruh gravitasi, kalau iya, mungkin mereka akan jatuh ke inti bumi karena tertarik gravitasi. Tapi kamu jalan kayak manusia meski dalam bentuk arwah, bisa duduk juga."
Dia lalu menunjuk ke arah kaki Kaiser yang daritadi dia perhatikan.
"Lihat, kaki kamu yang tadinya hilang, sekarang ada lagi."
Kaiser melihat kakinya lagi, benar saja, kakinya kembali ada.
Padahal awalnya dia juga sadar kalau kakinya tidak ada, dia juga bisa melayang di udara.
Dia kemudian menutup matanya, membayangkan kalau dia bisa menembus semua hal dan melayang.
Sesaat setelahnya tubuhnya melayang di udara dalam posisi duduk.
"Wah! Aku terbang!" Kaiser memekik senang, dia mencoba pose berenang di udara dan tertawa-tawa sendiri.
Isagi sendiri masih duduk di atas tatami sambil menyusun puzzle di kepalanya. Dia memejamkan mata sambil menyilangkan tangan di dada, mengabaikan Kaiser yang sekarang sedang berenang dengan gaya kupu-kupu.
"Mungkin ... cuman mungkin, kalau kamu bisa ngendaliin apa yang bisa kamu sentuh atau nggak, mungkin bisa juga kamu ngendaliin siapa aja yang bisa liat kamu, mana yang nggak."
Isagi menepuk tangan dengan bahagia saat mendapat ide itu.
"Kalo gitu kamu bisa nyari orang lain dan gak harus ngikutin aku terus! Alasan kamu di sini 'kan cuman gara-gara hanya aku yang bisa liat kamu!"
Kaiser terdiam dan berhenti bermain-main di udara, dia turun dan kembali menapakkan kaki di tanah.
Dia bisa melihat betapa senangnya Isagi yang memikirkan cara baru untuk mengusirnya.
Tangannya bergerak dan menggapai dagu Isagi, membuat pria itu mendongak ke arahnya.
"Kalau yang itu tidak bisa," katanya dengan seringai di wajah. "Soalnya yang aku mau hanya kamu."
•••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Four-Leaf Clover [KAISAGI]
FanficMulai dari dibuang oleh orang tuanya sendiri, harus hidup mandiri di usia yang masih muda, lalu akhirnya dikhianati oleh pacar yang sangat dia percayai. Yoichi tidak pernah menganggap hidupnya pernah beruntung sekali pun, dia hanya mengalami kesiala...